(2) Morning (M)

552 35 15
                                    

Sinar matahari menembus kaca jendela kamar, membuka kelopak mata yang sedang tertidur terbuka sedikit demi sedikit. Pria dengan rambut hitam itu beranjak dari posisi tidurnya dan duduk menyender ke kasur. Matanya masih setengah terbuka, sepertinya jiwanya masih belum sadar sepenuhnya. Ia menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal, ada rasa pusing karena alkohol tadi malam.

Oh, iya. Tadi malam.

Mata Hoseok akhirnya terbuka lebar setelah menyadari kondisinya sekarang. Dia sedang berada di kasurnya, dan ia tidak memakai atasan miliknya. Dengan cepat tangannya menyingkirkan selimut yang menutupi bagian bawah tubuhnya, dan betapa leganya dia ketika ia melihat dirinya masih memakai celana.

Setelah mengecek dirinya, ia beralih ke orang yang bersamanya tadi malam yang sekarang sekarang tidur dengan cantiknya di sampingnya. Hoseok mengecek dibalik selimut yang menutupi pria itu, harapannya sih pria itu juga memakai celana seperti dirinya. Tadi kemudian, dia mengumpat, "Shit," Sambil menaruh tangannya di wajahnya frustrasi. Ya, pria di sampingnya ini sedang telanjang bulat dan tertidur dengan banyak bekas kemerahan yang entah dari mana.

Hoseok berusaha mengingat kejadian kemarin, keadaannya saat ini benar-benar bagaikan sebuah mimpi yang ia harap akan segera berakhir. Pria itu ingat, dia pergi ke klub, menemukan pria ini, adu minum, kemudian membawa pria mabuk ini ke kamarnya. Kemudian pria manis ini memeluknya dan menyebutkan namanya.

Tapi setelah pria ini memeluknya, apa yang terjadi? Hoseok tidak bisa mengingat dengan jelas apa yang terjadi setelah itu. Sepertinya alkoholnya mulai bekerja setelah itu. Sial. Timingnya benar-benar tidak pas.

Hoseok bangkit dari kasur, kali ini ia mencari ponsel hitamnya. Kalau tidak salah, ia menjatuhkannya ketika pria itu memeluknya. Wajar saja, Hoseok adalah tipe pria yang mudah terkejut, makanya tubuhnya langsung kaku saat pria mabuk itu memeluknya tiba-tiba.

Ia menemukan handphonenya tergeletak di dekat laci yang terletak di samping kasurnya. Sepertinya ponselnya masih baik-baik saja, tidak ada retak pada kacanya dan masih bisa dinyalakan seperti biasanya. Pria dengan lesung pipit itu mengecek history call-nya, dan yang benar saja, ada 15 miscall dari Jimin. Tapi itu memang salah Hoseok, dialah yang tidak sengaja menjatuhkan ponselnya sendiri.

Kemudian, pria itu membuka voice recorder miliknya. Sepertinya ia tidak sengaja merekam sesuatu tadi malam, mungkin saja rekaman ini bisa menjelaskan apa yang terjadi tadi malam antara dirinya dan pria yang sedang tertidur dengan mulut sedikit terbuka itu.

"Jung Hoseok... Hiburlah aku..." Suara berat pria itu langsung menggema di gendang telinga yang mendengarkan. Hoseok menghentikan rekaman itu dan mengacak-ngacak rambutnya.

OK, Hoseok. Ini masih pagi. Tidak lucu kalau misalnya kau 'hard' gegara suara seperti ini. Kira-kira itulah yang Hoseok pikirkan, ia berusaha mengontrol kesehatan mentalnya. Dan dia juga baru menyadari sesuatu, sepertinya pria ini mengenal dirinya. Wajar saja sih.

"Apa maumu? Namamu saja aku tidak tahu--"

Kemudian terdengar suara kasur yang bergesekkan, sepertinya Hoseok ditarik ke ranjang saat itu.

"...Yoongi,"

"Eh?" terdengar suara Hoseok yang kebingungan.

"Min Yoongi. Itu namaku."

Jadi namanya Yoongi. Manis juga.

Setelah itu, terdengar banyak suara kecupan. Kalau Hoseok sekarang pikir, sepertinya pria bernama Yoongi itu menciumnya dengan sangat agresif.

No FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang