(3) Quality Time

301 29 8
                                    

Yoongi tersenyum-senyum sendiri. Matanya berbinar-binar karena ia pindah ke rumah Hoseok. Mereka sudah resmi pacaran, dan Yoongi dengan senang hati menerima penawaran Hoseok untuk menemaninya tinggal di rumah.

Hoseok memberikan Yoongi sebuah kamar yang terletak disamping kamar Hoseok. Awalnya Hoseok ingin Yoongi sekamar dengannya, tapi ia juga ingin menjaga privasi Yoongi dengan baik. Hoseok berniat menjadi seorang pacar yang baik untuk Yoongi.

"Nah, selesai!" Hoseok berteriak senang ketika semua barang Yoongi telah dibawanya. Hoseok tidak menyangka, ternyata Yoongi mempunyai barang yang cukup banyak. Keyboard, beberapa laptop, buku, beberapa keyboard, mikrofon, kabel dan masih banyak lagi. "Aku tidak menyangka kau punya keyboard." Hoseok menepuk pundak Yoongi. "Dulu aku komposer, tapi laguku tidak laku." Yoongi tersenyum, dia teringat masa lalunya sebagai seorang komposer musik yang aktif.

"Masa sih? Kalau begitu, nanti buatkan untukku." Hoseok tersenyum hangat kepada Yoongi, dibalas dengan tatapan lembut dari Yoongi. "Kalau bisa, nanti kubuatkan." Yoongi mengangguk dan melempar badannya ke kasur. "Ahh, nyaman sekali. Kau tinggal disini sendirian?"

"Iya. Rasanya sepi sekali." Hoseok juga ikut tidur di samping Yoongi. Tubuhnya menghadap wajah Yoongi, melihatnya dengan tatapan terlembut yang pernah ia lakukan. "Untung saja kau mau disini bersamaku," Tangan besar Hoseok mengelus pipi Yoongi. Ibu jarinya dapat merasakan betapa halusnya kulit Yoongi.

Hoseok memperbaiki posisinya menjadi posisi duduk. "boleh kupinjam keyboard-nya?" Yoongi mengangguk dan juga ikut duduk. Hoseok meraih kursi kecil di depan keyboard dan menempatkan bokongnya. Ia menyalakan dan mengatur keyboard-nya dengan sedemikian rupa. Sepertinya Hoseok pernah belajar memainkan keyboard.

"Kau pernah belajar?" "Iya, ada seorang pemain organ di gereja yang mengajariku cara bermain piano." Hoseok tersenyum karena ia mengingat wajah permainan organ itu. Pemain organ itu adalah orang yang baik dan lembut, Hoseok sering diberi kue jika mereka bertemu di jalanan. Hoseok masih ingat ketika ia sering mengintip dari jendela tapi selalu ketahuan oleh sang pemain organ.

Hoseok memainkan keyboard dengan sempurna. Jari-jari lentiknya bergerak teratur sesuai dengan nada yang diingat Hoseok. Yoongi terdiam, yang dimainkan oleh Hoseok adalah sebuah lagu gereja familiar. Mata Yoongi membesar, ini adalah lagu terakhir yang dimainkan Ibunya.

Dulu, keluarga Yoongi mempunyai sebuah piano tua. Ibu Yoongi sering sekali memainkan piano untuk anak-anaknya. Ibu Yoongi adalah seseorang yang berhati halus dengan penampilan yang cukup eksentrik. Seorang Ibu yang sangat memikirkan keluarganya. Ketika Yoongi menangis, Ibu Yoongi akan memainkan sebuah lagu yang menenangkan hati Yoongi. Ibunya juga sering mengajari Yoongi, impian ibunya dulu adalah seorang musisi. Sayangnya mimpi itu kandas seketika saat Ibunya muda. Itu adalah salah satu alasan Yoongi ingin menjadi seorang komposer. Ia ingin melanjutkan mimpi Ibunya, sayangnya pekerjaan itu terhenti.

Ketika Hoseok mulai memainkan bagian tengah lagu itu, Yoongi mulai menangis. Yoongi ingat bagaimana permainan terakhir yang dimainkan Ibunya untuknya. Setelah itu suara-suara piano itu tidak pernah ada lagi. Ayah dan Ibu Yoongi melakukan perceraian karena sebuah alasan. Dentingan piano itu hanya bisa menghantui Yoongi di dalam mimpinya.

Ketika Hoseok menyelesaikan permainannya dan berbalik, betapa kagetnya dia ketika melihat Yoongi menangis tersedu-tersedu. Hoseok langsung memeluk Yoongi dan menepuk-nepuk punggung Yoongi tanpa tahu apa yang menjadi alasan Yoongi menangis. "Yoongi? Ada apa?" Suara lembut itu berbisik di telinga Yoongi.

"I-ibuku... Ini la-lagu terakhir yang dimainkannnya... Se-setelah itu orang tuku bercerai..." Yoongi menjawab sambil menangis histeris. Hoseok dapat merasakan getaran tubuh Yoongi ketika ia memeluknya, dan dia hanya memeluk Yoongi lebih erat. Kedua orang itu diam sambil mendengarkan tangisan Yoongi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

No FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang