The Blossom Flower

43 3 2
                                    


Gadis itu memegang erat cangkirnya. Ia merasakan hati nya berdegup kencang dan mencoba mengukir kata-kata jikalau pria itu akan datang ke tempatnya.

Pria itu datang membawa brownis cake kesukaan Minju. Dan Minju sedikit salah tingkah ketika ia duduk di depannya.

"Terima kasih sudah menunggu,"

Minju hanya bisa senyum sumringah dan menghadap ke jendela cafe ini.

Ini sangat canggung menurutnya.

"Tidak usah gugup. Aku tahu ini sudah sangat lama, dan wajar saja menjadi canggung. Tapi kau terlihat berbeda jika dibandingkan dulu. Kau, jauh lebih cantik," Jimin memecahkan keheningan sekaligus membakar hangus hati gadis yang berada di depannya itu.

Wajah Minju merah merona. Mengetahui itu, Jimin langsung tertawa kecil dan menghilangkan matanya seperti khasnya.

"Kau gila ya?" Minju tertawa kecil. "bagaimana bisa seorang pria yang memutuskan pacar nya dan meninggalkannya lalu kembali dengan bualan penuh gombal,"

Jimin terdiam.

Minju langsung sadar akan omongannya. "Aku hanya bercanda Jimin, kau tahu kan kita berdua sudah tidak memiliki rasa lagi," Ia memalingkan wajah nya lagi ke sembarang tempat.

Tak sadar, Jimin merasakan sakit hati pada dirinya. "Kau sangat spontan mengatakan itu ya,"

Kim Minju menatap Jimin dengan segala kebingungannya.

"Aku masih mencintai mu. Karena itu aku kembali ke Korea,"

Minju mendecak disambut dengan smirk khas yang tak pernah dilupakan Jimin.

"Lucu sekali Minju, setiap kali aku mengatakan bahwa aku mencitaimu, ekspresi mu tetap sama,"

Perawakan Minju tetap sama batinnya. Sudah diperkirakan oleh Jimin sebelum memutuskan untuk bertemu Minju di Korea.

Gadis itu akan bersifat dingin padanya seperti halnya Jimin dan Minju pertama kali bertemu.

Jimin hanya kesem-sem sambil melihat cangkir kopi nya terkadang mencuri pandangan ke arah Minju, sedangkan Minju merasa kebingungan setengah mati untuk membela pendapatnya.

"Kyopta," Jimin bergumam.

"Kau gila ya? Aku dapat mendengarmu dengan jelas,"

Mata mereka saling bertemu, tetapi wajah Minju benar-benar tak bisa dikontrol. Pipinya memerah, dan Jimin hanya bisa menahan tawa melihat itu.

"A—aku permisi sebentar,"

Dengan gejolak campuran perasaan yang dialaminya, Minju bahkan tidak tahu apa yang harus dilakukannya.

Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Personal staff • Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang