3. Rain and You

679 70 41
                                    

Pria tinggi itu masih duduk di kursi taman dan membiarkan dirinya di basahi oleh air hujan, tubuhnya dingin menggigil tapi ia acuhkan itu. Hatinya jauh lebih dingin saat ini, hatinya hampa dan kosong. Kenangan setahun yang lalu di taman ini seolah membuatnya kembali menyesali kebodohannya, kebodohan yang akhirnya membuat hatinya menjadi sedingin es dan juga hampa.

Flashback

" Jihoon-ah ku mohon dengarkan aku dulu, ini tak seperti yang kau lihat "

" tak seperti yang ku lihat katamu? Kau menikmatinya Jin, kau bahkan melakukannya dengan sadar "

" aku mabuk saat itu dan Daehwi memanfaatkannya, ku mohon percayalah padaku "

" aku datang dua kali ke apartemenmu, malam itu ku pikir kau mabuk meskipun hatiku sakit tapi aku mau mencoba mendengar penjelasanmu besok paginya setelah kau sadar. Tapi apa yang ku dapat? Kau melakukannya lagi dan dalam keadaan sadar Jinyoung, kau pikir aku sebodoh itu untuk tidak bisa membedakan orang yang mabuk dan tidak? "

Si manis menangis di tengah hujan deras, hati pria tampan itu bagai teriris. Tak perna ada niatan sedikitpun untuk membuat si manis ini kecewa dan menangis, apa lagi ini semua karnanya.

" maafkan aku Jihoon-ah, saat itu emosiku tak bisa terkendali saat mendengar perjodohanmu dan tanggal pernikahanmu yang sudah di tentukan. A-aku pergi club hanya untuk menghilangkan stresku Ji, saat aku mabuk ternyata Daehwi datang dan menggodaku, ku pikir itu kau Jihoon. Sumpah Ji kalau aku sadar itu bukan kau, aku tak akan mungkin melakukannya dengan Daehwi "

" tapi pagi itu kau sudah sadar dari mabukmu Jinyoung-ah dan kau melakukannya lagi, apa lagi penjelasan yang bisa kau berikan padaku? KATAKAN"

Jihoon mengeluarkan semua emosinya, bentakan yang baru pertama kali di dengar Jinyoung selama lima tahun hubungan mereka. Jinyoung tersentak, ia hanya memandang Jihoon yang masih menangis di bawah guyuran hujan yang semakin deras.

" tadinya malam itu aku datang untuk memintamu membawaku pergi Jin dan mengatakan bahwa saat itu aku mengandung anakmu, tapi pagi saat aku memergokimu aku serasa hilang akal dan berlari tak tentu arah sampai aku terjatuh di tangga darurat dan keguguran. Aku keguguran karna kau, anakku mati karna kau Jinyoung-ah. Ini semua salahmu "

Bagai di sambar petir, Jinyoung membeku di tempatnya. Menatap kosong kearah Jihoon yang sedang menatap nyalang kearahnya masih dengan air mata yang bercampur dengan air hujan. Sungguh Jinyoung ingin memeluk Jihoon saat ini dan memberinya kalimat-kalimat penenang tapi sedari tadi Jihoon bahkan enggan di sentuh sedikitpun oleh Jinyoung, membuat hatinya makin tersayat pilu.

" maafkan aku Hoonie maafkan aku " ucapnya lirih.

Jinyoung ikut menangis dan hanya bisa menundukkan kepalanya, menyesali setiap kebodohan yang sudah ia lakukan.

" kata maafmu takkan bisa membuatnya kembali Jin dan tolong berhenti memanggilku Hoonie, lebih baik kita putus "

" apa maksudmu? Jangan bicara yang tidak-tidak "

" apa kau pikir aku masih bisa bercanda sekarang? Kita putus Bae Jinyoung "

" tapi kenapa Ji? Maafkan aku, akan ku lakukan apapun untuk menebus kesalahanku asal kau mau memaafkanku"

" apapun? "

" iya apapun Ji, ku mohon "

" nikahi Daehwi dan lupakan aku Jin "

" kau gila? Aku mencintaimu Park Jihoon bukan Lee Daehwi, satu-satunya yang akan ku nikahi hanya kau Park Jihoon "

" tadi kau bilang akan melakukan apapun bukan? "

About Us [ Winkdeep ] [ Oneshoot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang