Bab I Tentang Mimpi

3 0 0
                                    

Tiba tiba kamu datang dengan senyuman khas, dengan muka datar aku masih bingun dan berpikir, apa yang terjadi? kamu tersenyum dan seolah tidak terjadi apa apa, seperti biasa kamu ceritakan semua cita cita dan angan angan mu, 2 pucuk surat terjatuh disamping ku, tertulis pesan pesan untuk orang yang kamu sayangi. seperti terhenyak kenyataan akupun enggan membuka surat surat itu. namun seseroang disamping ku membuka sura nya dan membacakan surat itu. seakan tak perduli aku berlalu begitu saja. aku terus saja berpikir, apa yang terjadi?

masih ku ingat suara itu, perlahan dengan halus ia bertanya kepadaku,

mengapa tak terlihat lagi senyum dan keceriaan ku? apakah kamu tidak bahagia bertemu dengan ku?

ku kerutkan dahi seraya merangkai kata yang tak sempat terucapkan dulu.

Bagai mana aku bisa tersenyum, sementara yang aku tau kamu pergi begitu saja setelah sekian lama, dan dengan berita kematian mu yang mendadak yang hampir mencekik leher ku, sekarang kamu datang dan bertanya? jawaban seperti apa yang ingin kamu dengar? masih ingin melihat aku tersenyum?

dalam larutan air mata ia terus mengamati dan mendengarkan ku, tanpa ku sadari tangan nya pun melingkar dari belang memeluk ku erat. ia memulai lagi kata katanya yang halus

aku datang setelah sekian lama, aku ingin meminta mu memaafkan ku, kita mulai lagi dari awal, aku tulus meminta ini!

terasa dingin dipundak ku dibanjiri air matanya.
tak bisa ku hentikan linangan air mata ini, hanya jawaban ini yang bisa aku berikan.

aku hanya takut, takut jika kamu pergi lagi meninggalkan aku sendiri, aku tau bahwa tugas negara adalah kewajiban mu dan kamu rela apapun yang terjadi dengan itu, tapi apa perasaan mu ketika kamu meninggalkan aku.

ia pun melepaskan pelukan nya, berdiri sejajar dihadapan ku, wajah itu wajah yang tak pernah bisa sekali pun aku lupakan. ia kembali memeluk ku, ,menangis terisak seperti itu aku juga terisak menangis dalam pelukan nya yang seakan tak rela berpisah dengan nya,
ia hanya meminta maaf ku, ia kembali melepaskan ku dari pelukan nya, pelukan yang membuat hati siapapun nyaman berada di dalam dadanya yang bidang, ia berlalu seakan tau apa jawaban ku,,,
ku ikuti kemana ia melangkah dan tak kusadari aku pun mengatakan ini padanya,

percayalah sampai detik ini pun aku masih mencintai mu!

ia tersenyum dan berlalu, ya,,, seperti itu lah setiap kali ia pergi, dan sekarang hanya terlihat bagian belang tubuhnya yang tegap tinggi, aku terus menangis dan berlari mendekatinya, namun lagi dan lagi aku terhalang dimensi lain, ya,,,
seperti itulah setiap kali aku bertemu dengan nya, ada dimensi lain yang menghalangi kami. namun kali ini terasa lain, ia berkomunikasi dengan ku, dan aku bisa merasakan nya, aku mendengarkan suaranya.

dua lembar surat yang ia tinggalkan tak sempat aku baca, hanya ada 2 bagian yang sempat aku dengar seseorang membacakan nya. pesan itu untuk ibunda nya tercinta, ia berkata dalam surat nya bahwa mamah adalah mamah tercantik sedunia, mamah harus tetap bahagia, kedua untuk kaka nya dan ia berpesan bahwa kaka nya itu harus merawat dan mencintai anak2 nya, serta merawat rumah yang telaj ia tinggalkan untuknya. terakhir pesan untuk ku, dan aku sengaja tidak ingin mengetahui isi surat itu.
kamu adalah masa lalu ku yang telah lama aku tinggalkan, dengan kesadaran penuh aku mengakui bahwa raga memang tak lagi bisa ku gapai, namun aku lupa bahwa didalam tubuh seorang manusia mengandung 2 unsur, jasad dan ruh, dan aku lupa bahwa setiap manusia meninggalkan kenangan tersendiri. aku masih ingat betul bagai mana menyimpan itu semua dalam hati, aku mungkin saja lupa akan hal lain, namun aku tidak mampu melupakan yang satu ini.

aku telah memilih jalan lain, jalan takdir yang tidak pernah aku sesali. aku syukuri semua proses alam yang telah aku lalui, biarlah itu menjadi kenangan tersediri dalam hatiku.
aku membuka mata dan ku lihat jam didinding menunjukan pukul 2 malam, aku sadar sebelum itu ku lihat jam didinding menunjukan pukul 12 malam, dan aku sadar saat itu aku masih terjaga, aku terdiam dan mencerna apa yang terjadi sebelum itu,

yaaa begitulah mungkin tuhan memberiku kesempatan berkomunikasi lewat dimensi lain, dan ini kali pertama ia bisa bersuara kepadaku.
seketika aku berkata dalam hati dan memberikan doa terbaik untuk nya, semoga kamu tenang disana dan di tempatkan di sisi allah swt amin. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 22, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Tetap dalam kenanganWhere stories live. Discover now