Pagi itu akan jadi pagi yang tak akan pernah habis terpikirkan. Pagi yang diawali dengan air mata kecewa, sakit hati, benci, marah dan menyesal. Pagi yang menjadi pisau paling tajam yang mengayat hati dengan gesitnya sampai berdarah tak henti.
Perjuangan tak berakhir indah. Mimpi menghilang sebelum sempat jadi nyata. Menunggu jadi sia-sia. Rindu jadi api yang berakhir bara lalu arang kemudian abu yang tertabur di atas lantai hati yang bernanah.
Aku jadi pembenci keikhlasan.
#poeMk
2018