Chapter 1

1.3K 114 13
                                    

Halo guys! This is my first book, yeayy!! Gpplah ya short story. Banyak inspirasi dan imajinasi tapiiiiii waktunya gak ada. So, I really need ur help. Dont be a silent reader okay? I really need ur vote and comment.

Cerita ini murni dari IMAJIMASI saya. Jika ada kesamaan tempat atau nama, saya mohon maaf krn tdk tahu. Dan satu lagi, NO PLAGIARISM PLEASE.

*****

Suatu hari, ada seorang guru baru di sekolahku. Sebenarnya aku tidak begitu peduli dengan guru baru tersebut. Hanya saja adik kelasku mengatakan bahwa guru baru tersebut sangat tampan. Maka dari itu aku beserta teman sekelasku penasaran.

Saat jam makan siang, aku berlari menuju kelas salah satu sahabatku, Cindy namanya, untuk meminta penjelasan mengenai guru tersebut.

"Dia sangat tampan, (Y/N). Kau pasti akan jatuh cinta padanya," kata Cindy.

"Jatuh cinta? Jangan melantur, Cin. Umurnya berbeda jauh dariku. Aku tidak akan jatuh padanya," ucapku mengelak.

"Liat saja nanti siapa yang akan jatuh pada pesonanya." Cindy menyeringai lalu berbalik meninggalkan aku di depan kelasnya seorang diri.

Aku melangkahkan kakiku menuju kelas sambil memikirkan perkataan Cindy. Tapi pikiranku segera menghilang saat aku sudah dihadang oleh teman sekelasku meminta penjelasan. Aku hanya mengatakan dia sangat tampan tetapi aku tidak memberitahu mereka mengenai perkataan Cindy tadi.

"Hanya itu saja? Cindy tidak mengatakan hal lain?" Tanya salah satu teman sekelasku.

"Tidak. Hanya itu."

"Kalau begitu tunggu saja sampai bel berbunyi. Setelah ini kan pelajaran matematika," ujar temanku yang lain dan dihadiahi anggukan dari seluruh temanku.

Beberapa saat kemudian bel berbunyi. Perasaanku campur aduk antara gugup tetapi penasaran. Aku terus memikirkan perkataan Cindy. Saat perkataannya masuk dalam kepalaku, aku menggelengkan kepala berharap semua perkataannya hilang.

"Apa kau baik-baik saja, (Y/N)?" Tanya Lizzy yang duduk di sebelahku.

"Ya, aku baik-baik saja," jawabku tapi ia menatapku tidak percaya.

"Kau yakin?"

"Sangat yakin." Aku memberinya senyum lebar hanya untuk meyakinkannya.

"Baiklah. Jika kau butuh sesuatu atau merasa kurang sehat bilang saja padaku," ucap Lizzy.

"Tentu." Aku tersenyum sekali lagi padanya sebelum mengalihkan pandanganku pada seseorang yang baru saja masuk.

Napasku tercekat saat melihatnya berdiri di depan kelas. Mata birunya, hidung mancungnya, semua tentang dirinya, aku mengetahuinya! Dia bukan seorang guru biasa. He's the one who make me crazy.

Dia..........seorang aktor yang beralih profesi menjadi seorang guru? Benarkah? Apakah ia bosan hidup dengan harta melimpah? Ataukah ia bosan dikejar-kejar oleh media? Oh, aku berharap ini hanya mimpi.

"Selamat siang semuanya. Nama saya Sebastian Stan, kalian bisa memanggil saya Mr. Stan dan saya disini untuk menggantikan Ms. Luna yang sedang mengambil cuti melahirkan. Ada pertanyaan?"

Semua temanku terlebih teman perempuanku berebutan ingin bertanya padanya. Sedangkan aku hanya diam tak bergeming dengan kaki yang terkulai lemas. Namanya terus berputar di kepalaku.

Dia.....seseorang yang membuatku mengetahui dunia akting. Seseorang yang selalu aku pikirkan sebelum tidur.

Cindy benar. Dia bisa berkata seperti itu karena ia tau siapa yang menjadi guru baru math kami. Temanku yang lain tidak mengetahui siapa yang menjadi guru baru mereka. Mereka hanya menikmati film yang mereka tonton. Mereka tidak pernah memperhatikan para pemain yang terlibat. Oh god, I really want to talk to him but I'm too shy.

Aku terus menatapnya dari tempatku duduk. Merasa ada yang menatapnya, Mr. Stan menatapku balik lalu berjalan ke arahku meninggalkan teman-temanku yang sedang bertanya padanya. Ia duduk di tempat Lizzy, yang pemiliknya sudah entah kemana, lalu bertanya, "are you ok? Wajahmu terlihat pucat."

"Really? But I'm fine." Semua orang melihat ke arah kami.

"Are you sure?"

"Ya" ucapku pelan.

"Siapa namamu?"

"(Y/N)" Aku melihatnya menyunggingkan senyum.

"Kau tidak ingin menanyakan sesuatu padaku, (Y/N)?" Tanya Mr. Stan. Aku tersenyum.

"Aku mengetahui beberapa hal tentang anda, Mr. Stan. Bahkan saya mengetahui siapa diri anda." Mr. Stan terkejut.

"Benarkah?"

"Tentu. Siapa yang tidak mengetahui pemeran Bucky Barnes? Ia salah satu alasan pecahnya Avengers," ujarku dengan menaikkan volume suaraku. Kulihat ia tersenyum sedangkan teman-temanku yang lain terkejut mendengar fakta bahwa guru barunya adalah seorang aktor.

"Bagaimana kau tahu tentang itu?" tanya Mr. Stan masih tidak percaya.

"I'm a fan of yours"

My Heart Is Yours (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang