part 1

2 0 0
                                    

Di sepertiga malam aku bangun dan segera mengambil air wudhu untuk berdoa dan memohon ampun pada-Nya, serta berterima kasih karena di hari ulang tahunku aku masih diberi kesehatan dan umur yang panjang. Serta berkeluh kesah tentang apa yang aku inginkan dan aku rasakan. Tentang beban berat yang menghimpit karena menjadi tulang punggung keluarga dan rasa kesepian yang mendera akibat tinggal ditanah rantau sendirian dan sudah lama tidak pulang kampung halaman.

"Ya Allah hanya padamulah hamba memohon dan meminta pertolongan. Ya Allah diumurku yang sudah menginjak usia yang matang ini, berikanlah hamba seseorang yang akan menemani hamba. Agar hamba tidak pernah merasa kesepian hidup sendiri di kota seramai dan seluas ini. Serta jadikanlah hamba pribadi yang lebih kuat untuk menjalani semua kehidupan ini dan beban untuk menafkahi keluarga hamba di kampung. Serta terima kasih telah engkau berikan aku umur yang berkah kesehatan dan rezeki yang melimpah. Aamiin Yaa Rabbal Alamiin"

Selesai shalat aku langsung berdzikir sambil menunggu adzan subuh. Setelah adzan aku langsung shalat dan membaca beberapa ayat suci al-quran untuk mengawali hariku. Selepas itu aku bergegas untuk mandi dan bersiap pergi ke kantor.

Perkenalkan namaku Athalia Wulandari, berasal dari Tegal dan bekerja sebagai admin keuangan di sebuah perusahaan di kota jakarta. Setiap hari senin sampai jumat bahkan sabtu jika lembur ku habiskan waktuku di kantor. Sampai sampai selama 1 tahun ini aku belum pernah mengunjungi keluargaku di kampung akibat kesibukanku. Tapi apalah artinya aku mengeluh yang penting kiriman uang untuk ibu dan bapakku lancar.

Tidak seperti biasanya, hari ini aku lembur sampai pukul 8 malam akibat pembengkakan pengeluaran perusahaan yang tak terkendali. Akhirnya aku memutuskan untuk makan diluar terlebih dulu sekalian mentraktir Indah sahabatku di kantor karena dia ribut minta traktir seharian ini. Aku memutuskan untuk makan didaerah blok m yang terkenal karena wisata  kuliner malamnya. Selain harganya murah blok m juga dekat dengan kosanku di daerah wijaya. Indah sebenarnya perantau juga sepertiku, hanya saja dia dari bandung. Sehingga  setiap akhir pekan dia bisa pulang ke bandung karena jaraknya yang dekat dan tidak perlu menanggung rindu sepertiku.

Setelah selesai makan kami berpisah karena kosan Indah dan aku berbeda arah.
Akhirnya aku memutuskan untuk naik ojol menuju kosan.  Sepanjang perjalan menuju kos, jalan yang kulalui sangat sepi, mungkin akibat gerimis dan jam yang sudah menunjukan pukul 10 malam ditambah malam jumat pula. Aku yang merasa bulu kudukku merinding langsung ngobrol basa basi dengan ojol untuk membunuh waktu agar cepat sampai dan tidak merasa parno sendiri.

Sesampainya dikosan ternyata aku sudah ditunggu oleh teman kosku yang terkenal galak dan garang yang bernama Butet.

"Eh ada butet, tumben banget belum tidur? Ada apa? Mau ngasih aku kejutan ya? Tapi kok kamu tau sih aku ulangtahun hari ini?" Ucapku bingung, karena di kosan tidak ada yang tahu tanggal ulangtahunku karena aku tidak pernah bererita. Tapi jawaban butet sungguh diluar dugaan dan sedikit membuat sakit hati.

"Enak saja kau, aku menunggumu bukan karena ingin memberimu kejutan. Tak pedulilah aku kau ulang tahun atau tidak hari ini bukan urusanku pula. Memberimu kejutan sama saja dengan menghabiskan uangku untuk sesuatu yang tidak penting, dan aku tidak mau mengorbankan waktu tidurku yang berharga ni hanya untuk memberi kau kejutan. Rugi bandar aku ni." Jawabnya dengan emosi

"Terus mau apa?" Ucapku dingin

"Buanglah sampah ini! Bukankah hari ini jadwal kau piket. Jangan pura pura lupa ya!" Ucapnya tambah emosi

"Aku gak lupa kok besok saja ya tet, sekarang sudah malam mana malem jumat lagi. Aku juga capek. Besok pagi aku buang deh janji." Aku meyakinkannya sambil mengangkat dua jariku keatas. Tapi apa yang kudapatkan hanyalah auman dari butet yang sangat keras.

"Enak kali kau bicara ya. Cepat buang sampah ni, jarak dari sini ke tong sampah depan tak ada sampai 1 km. Cepat buang atau kubuang sampah ni ke badan kau." Aku yang mendengar auman dari singa betina butet langsung saja mengkeret dan segera mengambil plastik sampah didepan butet sambil berlari menuju pagar depan.

Sesampainya di depan pagar, aku merasa ketakutan karena jalanan sudah sepi, tapi jika tidak ku buang sampahnya aku bisa habis di makan oleh singa butet itu. Aku berjalan dengan gemetar karena rasa takut yang menjalari tubuhku. Jarak 100 meter saja rasanya jauh sekali.

Sesampainya depan tong sampah aku mendengar sayup sayup suara tangisan bayi. Karena aku yang sedari ketakutan aku takut jika itu suara hantu. Tapi semakin lama suara tangisan itu semakin jelas sehingga membuatku penasaran dan berjalan menuju sebelah tong sampah.
"Astaghfirullahaladziim." Aku terlonjak kaget ketika yang kulihat adalah bayi didalam kerdus dengan masih berlumuran darah dan tali pusarnya yang masih belum terpotong.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Power Of Du'aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang