Chapter 02

16 2 0
                                    


Malam ini,seperti malam biasanya Adsila sedang didalam kamar dengan tangan memegang hp. Tiba-tiba ada sebuah notif pesan dari aplikasi line masuk yang membuat dia terkejut.

Alfi Andra A. : Sila,udah tidur belum?

Adsila Claretta : Belum,ada apa?

Alfi Andra A. : Gapapa sih,mau chat aja,boleh kan?

Adsila merasa bingung kenapa setelah hampir 1 tahun mereka tidak pernah berhubungan lagi dan secara tiba-tiba Alfi datang seolah-olah tidak ada yang terjadi diantara mereka.

Adsila Claretta : Emang ada yang mau Alfi omongin sama Sila?

Alfi Andra A. : Sila masih marah ya sama Alfi tentang itu?

Adsila Claretta : Aku bukan marah,tapi kecewa,Alfi tau itu kan?

Alfi Andra A. : Yaudah. Alfi minta maaf lagi deh,maafin ya?

Adsila Claretta : Alfi udah ya aku mau tidur.

Setelah pesan yang diakhiri oleh Adsila itu berakhir,dia menangis malam itu. Dia merasa Alfi seenaknya datang tanpa beban kepada Adsila tanpa memikirkan perasaannya. Dalam tangis,dia teringat kejadian 1 tahun lalu itu.

1 Tahun Lalu.

Hujan turun sangat deras membuat siswa yang berada di SMA Pelita itu terjebak dan harus menunggu hujan reda agar mereka bisa pulang. Adsila,Cheryl dan Fiona sedang berada didepan ruang TU menunggu hujan reda. Dibelakang mereka ada tiga orang perempuan yang sedang asyik mengobrol.

"Eh kalian udah denger belum kalau si Alfi tuh nembak si Adsila cuman karena taruhan sama teman-temannya,parah banget ya."

"Demi apa? Kalau sampai si Adsila tau parah sih,gue yakin tuh cewek bakal nangis."

"Gue jadi kasian sama si Adsila,lagian dia gak mikir apa ya Alfi ganteng gitu mana mungkin tiba-tiba nembak dia."

Adsila yang mendengar itu langsung lari menerobos hujan sambil menahan tangisnya. Marah,kecewa,sedih bercampur menjadi satu dalam diri Adsila.

Malamnya,Alfi datang ke rumah Adsila. Dia diberitahu oleh salah satu teman sekelasnya tentang kejadian itu.

"Adsila,aku mau jelasin ke kamu kalau yang kamu denger itu gak benar."

"Aku kecewa sama kamu,seharusnya aku sadar kalau kamu itu emang gak serius sama aku. Kita putus aja ya."

"Aku gak mau putus Sila,dengerin aku dulu."

"Seharusnya aku sadar,mana mungkin kamu tiba-tiba deketin aku,padahl kita belum saling kenal."

Adsila langsung masuk kedalam kamarnya dan mengunci pintu. Alfi pulang dengan perasaan campur aduk. Tanpa Adsila tahu,Alfi sudah mulai sangat sayang dan sangat mencintai Adsila.

***

Adsila bangun dari tidurnya dan melihat jam pukul 05.30 pagi. Dia melihat pantulan dirinya di cermin dengan kondisi yang sangat kacau.

"Sila bangun nanti kesiangan sekolahnya!"

"Iyaa,Sila udah bangun kok."

Adsila langsung bergegas mandi dan bersiap-siap untuk sekolah. Dia keluar kamar dan langsung menuju meja makan untuk sarapan.

"Sila,mata kamu kenapa? Kamu habis nangis ya?" tanya mamahnya.

"Sila nangis? Kenapa sayang? Cerita sini sama Papah."

"Sila gapapa kok,semalam habis nonton film terus sedih banget jadi nangis deh,hehe."

"Alay Sila mah. Mana mungkin kamu nangis nonton film doang. Abang yakin pasti gara-gara cowok kan?"

"Pah,bang Arka tuh ledekin Sila aja!"

"Sudah-sudah,cepat habisin sarapan kamu,nanti terlambat lagi."

***

- Haidar Ervin ( Papah Adsila)

- Deandra Kira Nirmala ( Mamah Adsila)

- Arkana Ivander ( Abang Adsila)

Maaf ya konfliknya klasik wkwkwk. Tunggu terus chapter2 berikutnya yaa.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 22, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AdsilaWhere stories live. Discover now