Apasih || KTH

3

Sekarang sedang pelajaran sejarah yang membosankan. Taehyung sesekali melirik ke arah gadis di sebelahnya yang tengah memperhatikan guru dan menarikan pensilnya di atas lembaran putih(mencatat). Taehyung yang bosan akhirnya mengirim pesan pada Minji melewati sebuah kertas.

Taehyung :
Apa kamu tidak mengantuk?

Minji :
Tidak.

Taehyung :
Apa kamu bosan?

Minji :
Tidak. Dan berhenti kirim surat bodoh ini!

Taehyung :
Aku tidak mengirimimu surat.

Minji : Yak! Hentikan!

Guru Han dan beberapa murid agak terkejut mendengar teriakan itu. Dan apa yang terjadi selanjutnya? Taehyung dan Minji berakhir berpanas-panas di lapangan.

Minji : Dasar psikopat!

Taehyung : Apa aku terlihat seperti ingin membunuhmu?

Minji : Kamu bahkan sudah membunuhku.

Taehyung : Apa kamu menyukai caraku membunuhmu?

Minji : Astaga, sepertinya otakmu memang sudah rusak.

Taehyung : Kupikir juga begitu.

Minji : Gila.

Begitulah sehari-harinya Taehyung dan Minji yang berhasil membuat teman-teman dan beberapa guru yang mengajar mereka menjadi gondok. Tidak sedikit dari mereka mengutuk keduanya agar menikah di masa depan.

Suatu hari teman duduk Mirae(siswa peringkat 1 di sekolah) bertolak keluar negeri dan membuatnya duduk sendirian. Akhirnya Mirae berinisiatif membuat seseorang menjadi teman sebangkunya.

Mirae : Taehyung! Kamu mau duduk di sampingku?

Taehyung : Kenapa harus?

Mirae : Setidaknya kamu akan bebas omelan guru dan aku bisa membantumu mengisi peringkat 2.

Taehyung : Apa peringkat 3 terlalu buruk?

Mirae : Tidak juga. Tapi bagus untuk pencitraanmu saat masuk perguruan tinggi nanti.

Taehyung : Yaaa. Akan aku pikir nanti.

Mirae : Pastikan besok kamu ada di sampingku!

Begitulah percakapan Mirae dan Taehyung saat berada di kantin, tanpa sepengetahuan Minji tentunya. Dan Taehyung setuju saja mengingat Mirae dulu pernah menolongnya.

Esoknya Mirae berangkat lebih pagi tetapi tetap saja tidak mengalahkan Si Nona Rajin--Im Minji. Disusul Taehyung yang menatap kelas senyap itu. Seperti biasa, Minji hanya menghadiahinya dengan tatapan datar.

Tidak lama setelah itu, Taehyung mngambil alih tempat duduk di samping Mirae yang membuat gadis itu sangat senang. Sementara Minji? Masih bertahan tanpa ekspresi.

Pelajaran telah dimulai dan baru Minji sadari tanpa teman duduk itu adalah hal buruk. Sepi dan bosan. Minji sudah menghela napas berkali-kali hingga pelajaran usai. Disematkannya tas punggung miliknya.

Berkali-kali lemparan bola basket itu gagal terkena sasaran, entah apa yang sedang dipikirkan. Setelah basket, Minji pergi ke ruang seni. Apa yang ia lakukan? Hanya menatap ruangan itu dengan mata berkabut tertutup oleh air mata.

Minji bukan penggemar seni, ia hanya mampir sebentar. Sebentar saja, mengingat seseorang yang berharga sekaligus ia benci. Kakaknya. Kakaknya yang meninggal dua tahun lalu, kakaknya yang sangat mencintai seni lukis sebelum berubah menjadi brengsek karena bergaul dengan Min Yoongi.

Im Jaebum, ia sering mabuk, mengonsumsi obat-obatan, dan mencampakkan perempuan yang sudah setahun menjadi pacarnya. Perempuan itu adalah Mirae. Satu yang Minji yakin, Mirae masih menyimpan dendam(pada kakaknya) untuk dirinya.

Taehyung sendiri? Entahlah. Minji bukan orang yang bisa menerima sekitarnya dengan baik. Saat dirinya mulai terbiasa dengan Taehyung, laki-laki itu justru pergi dengan mudah. Kenapa Minji harus peduli?

Minji hanya bisa percaya pada Tuhan dan ibunya. Ayahnya? Setelah memiliki Minji, ayahnya kabur membawa harta warisan kakek dari ibunya dan pergi dengan wanita lain.

Minji : Im Jaebum benar.

Jaebum : Jangan percaya siapa pun, terutama pada pria. Mereka semua brengsek. Dan jangan mencintai seseorang berlebihan, karena kamu akan terluka. Sampaikan maafku untuk Mirae, maaf aku melukainya.

Minji : Aku menyesal telah percaya bahwa dia--Taehyung-- orang baik.