2. pengakuan.

2K 137 8
                                    

Happy Reading, Guys
Jangan lupa Vote dan Komen yaa!

Revisi : Senin, 1 Juni '20

•••

Kini mereka sedang perjalanan pulang dari caffe, Lesti masi bertanya-tanya apa maksud Ridho tadi di caffe tumbenan banget dia kaya gini ke Lesti biasa juga gitu-gitu aja, flat~

"Lo lagi kaga ngigo kan, Dho?" Tanya Lesti memegang jidat Ridho.

"Dih paan si, orang gue sadar kok." Jawab Ridho memukul pelan tangan Lesti.

"Kirain aja lu sakit terus nyanyiin gue gitu biar gue perhatian." Ucap Lesti cekikikan, Ridho hanya menggelengkan kepalanya karena pernyataan Lesti itu.

Sesampai di depan rumah Lesti, "Gue duluan ya, Dho. Makasih untuk malem hari ini." Kata Lesti yang akan beranjak dari mobil. Saat Lesti akan membuka pintu mobil, Ridho menahan tangan Lesti

"Eh kenapa?" Tanya Lesti kaget.

"Lo gak ada pikiran kenapa gue tadi kaya gitu ke lo?" Tanya Ridho kepada Lesti, lah dari tadi kan Lesti nanyain gimana si nih bocah.

"Kaya gitu gimana si, Dho? Dari tadi kan gue juga udah tanya maksud lo apa tapi lo kaga ngejawab."

"Lo ga paham?"

Lesti menggelengkan kepalanya. Lesti semakin tidak paham apa yang di maksud Ridho, suka ngode banget si Ridho bikin greget. Orang udah tau juga Lesti orangnya lemot.

"Apa si?" Greget Lesti yang ingin menampol Ridho.

"Gue suka lo." Ucapan Ridho membuat Lesti terbelalak kaget make banget.

"Ha?" Lesti masih tidak yakin dengan apa yang di ucapkan Ridho barusan, mereka sudah lama bersahabat dari SMP sampe SMA loh dan tiba-tiba si kutu kupret ini menyatakan perasaannya.

"Iya, Gue suka lo. Lo masih gak denger? Gue suka lo, Lesti Ambar Pramseti!" Kata Ridho sedikit menekan sambil menyebut nama panjang Lesti.

"Lo suka gue?" Tanya Lesti sekali lagi, meyakinkan ucapan Ridho.

"Iya, iyaaaaaaa. Gue suka lo, gue cinta lo!"

Suka adalah hal wajar antara persahabatan wanita dan laki-laki. Tapi cinta? Itu sedikit wajar dan tidak, pasti ada salah satu yang bersedia hatinya di berikan pada sahabatnya, karena cinta. Tapi entah yang di berikan itu mau atau tidak, karena di antara mereka pasti ada yang tidak ingin bermusuhan.

"Cinta?" Lesti semakin tidak yakin dengan apa yang di ucapkan Ridho.

Ridho mengangguk, "Iya, Lesti. Lo mau kan jadi pacar gue?"

Demi apa sekarang hati Lesti uda jedag-jedug kaya bedug, tapi dia berusaha sebiasa mungkin di depan Ridho.

"Apa? Pacar?" Sungguh amat sangat menyebalkan jika kalian melihat Lesti, Ridho aja ga tahan pengen makan Lesti.

Ridho mengangguk lagi menjawab pertanyaan Lesti. "Tapi, Dhoo. Kita uda sahabatan lama. Gue gak mau persahabatan kita suatu saat nanti hancur karena cinta ini." Ucap Lesti yang kini tangannya di genggam Ridho.

Ridho menghembus napasnya berat, "Gue uda yakin pasti jawaban lo kaya gini awalnya" Batin Ridho dalam hati.

"Iya gue tau. Gapapa kok, gue cuma mau nyatain perasaan gue aja." Ucap Ridho tetap memperlihatkan senyumnya.

"Bener? Lo gapapa?" Ridho mengangguk dengan apa yang di tanyakan Lesti barusan, lalu melepaskan genggaman tangannya kepada Lesti tadi.

Bagaimana Ridho tidak apa-apa? Cintanya bertepuk sebelah tangan, setelah apa yang dia perjuangan tadi rasanya sia-sia. Bukan menyatakan perasaan saja, tapi sudah menembak Lesti, tetapi Lesti sudah menolaknya.

Cinta Yang Tertukar (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang