4. papa pulang.

1.7K 153 10
                                    

Happy Reading, Guys
Jangan lupa Vote dan Komen yaa!

Revisi : Jum'at, 21 Juni '21⛅

•••

Jam kamar Putri sudah menunjukkan pukul sembilan malam tapi dia masih belom bisa tidur. Ia bingung mau bertanya kepada siapa, soal Ridho yang mirip dengan Riski? Emang mereka saudara kembar ya? Tetapi mengapa Riski tidak pernah menceritakan sosok Ridho kepadanya, dan kenapa Ridho sepertinya kaget saat Putri mengiranya sebagai Riski.

Riski? Ridho? Yaa, jadi Putri adalah sahabat Riski di London dan kini hanya dirinya yang tau jika ada dua orang kembar yang berjarak jauh, entah mereka terpisah dengan sengaja tau tidak sengaja.

"Duh mata, merem kek. Dari tadi kenapa kaga bisa tidur sih." Kata Putri sambil mengusap-ngusap wajahnya. "Kok jadi gue yang gelisah? Emang Ridho sama Riski siapa gue? Peduli apa gue sama mereka? Ya kan?" Ucapnya kesal kepada dirinya sendiri.

Kini dia menatap langit-langit kamarnya, "Apa gue telfon Riski ya?" Tanyanya pada dirinya sendiri. "Jangan ah, ntar di marahin sama Kak Salsha lagi. Karena gue ganggu-ganggu pacarnya."

Banyak hal yang mengejutkan bukan? Riski adalah pacar seorang Salsha di London, pacar dari kakak perempuan Putri.

"Duh gue tanya siapa nih?" Tanyanya lagi. "Mau tanya Mama, Mama-pun ga bakal tau tentang itu."

"Tanya Lesti kali ya?" Tanyanya sambil memeluk gulingnya. "Besok aja deh."

"Bismillahirrahmanirrahim." Katanya kemudian sambil menutup matanya.

"Merem ya."

•••

-Lesty's POV

Pagi hari ini sinar matahari maen masuk aja ke kamar gue, bikin gue yang asik tidur bisa kebangun. Hari ini hari minggu, dan sekarang sudah pukul delapan. Sudah biasa seperti ini setelah sholat subuh gue langsung tidur lagi karena hari libur. Sebenernya kan kaga boleh ya, tapi kalo libur gabisa di tahan woi, mau tiduran sampe puas.

"Dek, bangun woi." Kata seseorang dari balik pintu kamar gue dan gue tau siapa dia.

Dok...

Dok...

Dok...

Suara ketukan pintu makin keras dan makin ga ada akhlak yang ngetok, gue tau dia adalah si depano yang paling usil dan bawel. Bodoamat biarin ana, biar dia capek-capek sendiri ngetuk-ngetuk pintu sampek jebolpun gabakal gue ladenin.

"Dek... Bangun, gue dobrak nih." Katanya sok-sokan ngancem gue. Bodoamat mau lo dobrak make almari atau kursi sekalipun gue kaga peduli coy.

"Papa pulang!" Katanya sekali lagi, seketika dia bilang Papa pulang, mata gue langsung melek. Percaya ga percaya gue tuh anak papa banget, papa doang yang bikin gue semangat soalnya kita ldr, guys. Gue langsung lari dan otomatis membuka pintu, "Mana papa?" Gue langsung pergi ninggalin Kak Devano sendirian di depan pintu kamar gue, mematung melihat tingkah aneh gue yang udah dia apal.

"Dasar!" Gue dengar dengus kesel dia, tapi gue gak peduli, emang lu siape. Eh, maap kaga di anggep, anak pungut dia, jan tersinggung y bang.

Cinta Yang Tertukar (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang