Anak Sekolahan

Chapter 25

Ini kelanjutan cerita dari para kawanan (sapi kali ah) yang jadi relawan dibakti sosial.

Kalo Kai sama Krystal yang muter sana sini bantuin orang tua, laen dengan Sehun sama Irene yang duduk anteng dikursi sama alat tensi.

"Silahkan," Irene persilahin ibu ibu buat duduk disampingnya buat diukur tensinya.

"Saya pasang ya bu," Irene masangin alat itu ke ibu ibunya.

"Gimana bu kesehariannya? Ada keluhan pusing atau gimana?" tanya Irene.

"Ya begitulah nak, orang kayak kami ini ya pekerjaannya berat tapi bayarannya gak seberapa. Pusing sering nak, tapi kalo udah dikasih balsem udah lumayan enakan," jawab ibu itu.

"Duh bu, ini tensi ibu rendah banget," ujar Irene liatin grafik dialat tensinya.

"Bahaya gak nak itu?" tanya ibunya berharap harap cemas.

"Kalau dibiarin bisa bahaya bu, banyakin minum air putih sama istirahat kalau udah capek ya bu. Jangan dipaksain kerja terus dan jangan lupa sarapan kalau mau berangkat kerja,"

"Begitu ya nak? Orang kayak saya pagi gak sempat sarapan nak, takut telat kerjanya," jawab ibu itu.

"Minimal makan sedikit biar perutnya ada isinya," jawab Irene sambil lepasin alatnya.

"Iya nak, makasih ya," ujar ibu itu terus pergi.

Interaksi manis itu gak luput dari pandangan seorang Oh Sehun yang dari tadi curi curi pandang ke arah Irene.

"Cantik ya nak?"

Suara bapak bapak yang Sehun tanganin bikin Sehun fokus sama bapaknya.

"Banget pak, kalo gak cantik mana mungkin saya naksir dia," jawab Sehun apa adanya. Ini pembicaraan man to man bung.

"Dasar anak muda," gerutu bapak itu tapi masih bisa Sehun denger dan Sehun mah ketawa aja.

"Dia tuh gak cuma cantik pak," sekarang giliran Sehun yang mau cerita.

Emang mereka mengutamakan keramahan buat pasien mereka biar mereka gak bosen nungguin. Kayak Joy sama Xiumin yang senyumin tiap orang pas bagi sembako, Chen yang waktu ngundangin pasien pake lawakannya. Jadi acara bakti sosial itu rasanya udah kek panggung hiburan lawak ala Kim Jongdae.

"Liat deh pak, cantik doang gak cukup buat jadi istri idaman pak," ujar Sehun sama bapaknya bikin bapaknya ketawa paham.

"Terus idaman kamu yang kayak gimana?" tanya si bapak.

"Yang kayak dia," jawab Sehun sambil dagu lancipnya nunjuk ke arah Irene yang lagi ketawa sama pasien nenek nenek.

"Yang kayak dia tuh yang gimana? Kamu tuh ya," bapaknya gemes juga sama Sehun.

"Dia itu cantik, pinter, liat deh ramah banget sama orang ditambah dia itu gak cerewet kek kebanyakan cewek," ujar Sehun semangat.

"Tch iyadeh percaya, dia pacar kamu?" tanya bapak itu.

"Bukan," jawab Sehun cepet dengan nada datar dan wajah datar pula.

"Yaelah kirain nak. Bapak ingetin aja ya, kalo dia lagi gak ada yang punya buru deh diresmiin keburu diambil orang. Tar nyesel loh," ujar bapak itu.

"Udah ada niatan tapi belom ada waktunya pak," jawab Sehun bikin si bapak ngangguk ngangguk aja abis itu nepuk bahu lebar Sehun sambil senyum. Sehun juga balesin senyuman bapaknya.

Kai sama Krystal cuma nongki nongki soalnya gak ada orang tua yang baru dateng atau butuh bantuan mereka. Sekarang mereka beralih tugas menjadi keamanan yang jagain pinggiran kali aja ada yang butuh bantuan pas mau pulang.