Jakarta, 17 Juli 2018.
FINO
"Hai gue Fino." Gue mengulurkan tangan sambil menatap wajah wanita yang ada di depan gue.
"..." dia tidak merespon, hanya sesaat saja memandang gue lalu tertunduk dan sama sekali tidak bersuara kemudian melangkah pergi meninggalkan gue, dan sesaat tubuh gue mematung di depan ruang UKS. Dia kenapa ? Apa dia mengenal gue ?. Guman gue.
Lalu kaki gue melangkah ke lapangan indoor SMA karene terdengar pengumuman seluruh kelas XI untuk berkumpul di sana. Sebenarnya gue sudah tahu kenapa kami dikumpulkan disana, kepala sekolah tadi sudah rapat dengan pengurus OSIS untuk rancangan pembagian kelas sekaligus jurusan untuk siswa kelas XI yang baru.~//~
"Finoo..." gue memalingkan wajah dan melihat kebelakang, ternyata benar dugaan gue suara itu pasti dia. "Kenapa beb ?", Yaa gue nggak tahu kenapa dia memanggil gue jadi pertanyaan gue tadi nggak salah kan ? Dia menghampiri gue dengan wajah sinis tapi tetap imut kemudian kami duduk di kursi yang disediakan pengurus OSIS tadi pagi.
"Semoga kita bisa satu kelas ya.. aminnn." Katanya sambil tersenyum manis padaku."Kayaknya nggak mungkin."
"Loh. Kenapa ? Kenapa gak mungkin ? Kamu gak mau satu kelas dengan ku ?" Sepertinya dia tidak terima dengan jawaban gue tadi, dan sekarang gue melihat wajahnya mulai lesu dengan bibir cemberutnya.
"Bukan begitu beb. Aku..-" Ucapan gue terhenti ketika terdengar salam dari kepala sekolah yang sudah berdiri di depan kami semua dan siap memberi kata kata mutiara, emas, intan, tembaga... ya selalu saja kata kata yang terlalu panjang dan tidak langsung pada intinya, membuat gue malas dan memilih tidak ikut rapat dengan pengurus OSIS lainnya tadi pagi dengan alasan sakit. Setalah sekitar satu jam berbicara akhirnya sampai dibagian terpenting yang semua siswa kelas XI tunggu tunggu dari tadi, pembagian kelas dan jurusan.
CELINE
Gue duduk di kursi sebelah kursi Fino menunggu pembagian kelas dan jurusan untuk kelas XI, gue berharap satu kelas dengannya, dia Alfino Putra Ardian adalah pacar gue kami satu kelas waktu SMP gue sangat bahagia karena dia meng iyakan ajakan gue untuk melanjutkan di SMA yang sama dengan gue, tapi sayangnya di kelas X kami tidak berada dalam satu kelas, tapi tidak papa,.. gue memejamkan mata dan berdoa agar kelas sebelas ini gue dan Fino bisa satu kelas."Di sini saya akan membacakan pembagian jurusan, siapakan yang masuk IPA dan siapa yang masuk IPS."
Suara kepala sekolah tadi membuat jantungku berdebar lebih cepat dari biasanya, gue membuka lebar mataku saat mendengar namaku dan Fino masuk jurusan yang sama yaitu IPA.
"Aduh.. " Itu kata yang dia keluarkan pertama kali dan mengusapkan kedua tangan ke wajahnya saat dia tahu kami masuk jurusan yang sama.
"Kamu kenapa Fin ?" Tanya gue lalu gue menatap ke arahnya"Aku tidak mau masuk IPA."
"Kenapa ? Kamu gak mau satu kelas dengan ku ?" Tanya gue yang sontak membuat dia menatapku.
"Bukan begitu, aku benci dengan pelajaran IPA aku ingin mengejar cita citaku, jadi aku harus masuk IPS." jawaban Fino sambil menatap gue.
Mata gue berkaca kaca dan pasti dia menyadarinya karena dia menatap gue dari tadi, gue tidak menjawab gue tahu dia benci fisika dan kimia, gue tahu alasan dia sekolah di SMA karena gue yang memintanya, sebenarnya dulu dia ingin masuk SMK jurusan Akuntansi, dia pintar dalam matematika, gue nggak boleh egois kali ini tapi rasanya dadaku sesak saat mendengar jawabannya tadi.
Setelah membaca pembagian jurusan kepala sekolah mengatakan pembagian kelas akan ditempel di papan pengumuman besok pagi.FINO
Setelah kepala sekolah membubarkan kami dan kami bisa pulang gue menyuruh Celine untuk pulang dulu karena gue berencana pergi ke ruang guru untuk meminta agar gue dipindahkan saja ke jurusan IPS gue nggak suka IPA karena jiwa gue di IPS. Baru saja gue ingin berbicara pada Celine untuk memintanya pulang Septian menghampiri gue, dia adalah sahabat gue kami satu kelas di kelas X.
"Fin.. huu anak IPA jangan belagu lo sama gue." Ejek Septian dengan cekikikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Sekolah
RandomFino adalah idola di sekolah dia punya pacar namanya Celine, Celine cewek feminim jarang marah, tinggi, pinter, kesayangan guru guru, menantu idaman lah pokoknya, kesayangan Fino juga, tapi setelah mengenal Evi, dan sesuatu yang baru membuat hidup F...