Bunglon

1.2K 40 0
                                    

Lain hal dengan Chelsea yang mendadak galau. Bagas justru sedang beradu argumen dengan Angel hingga suara teriakan gadis itu memenuhi dinding kamar Bagas.

Memejamkan mata sejenak, berusaha menahan emosinya, Bagas melemparkan figura berisi foto dirinya dan Chelsea yang terpajang di atas meja.

Angel jelas kaget dengan sikap Bagas. Dia mendadak menutup mulutnya rapat.

"Ngel. Gue tahu kita bakalan nikah selepas kelas tiga. Tanpa perlu lo ulang setiap hari, gue paham soal itu. Tapi, sebelum hari itu tiba lo gak berhak ngatur urusan sama siapa gue pacaran. Termasuk gue juga gak akan ikut campur sama urusan cinta lo" jelas Bagas.

Angel memalingkan wajah dengan tangan bersidekap.

"Tapi kenapa sih Gas. Kamu kan bisa pacaran sama aku kalau emang butuh pacar. Selama ini aku gak keberatan kok"

"Gue yang keberatan"

Angel menatap nanar Bagas dan setelahnya pergi dari hadapan pria itu.

Bagas mengacak rambutnya frustasi. Perasaannya kacau. Dia juga menyesali kebodohannya karena bertindak gegabah saat itu.

Tapi sesuatu, selalu di sesali belakangan.

_

Chelsea yang baru selesai mencuci rambut dan sedang bersantai di kamarnya dengan musik mengalun serta novel, harus diganggu dengan kedatangan seseorang yang tidak dia harapkan.

"Angel?!!" pekik Chelsea kaget.

Chelsea bukan kaget Angel tahu alamat rumahnya, tapi dia kaget sebab gadis itu mau berkunjung ke rumahnya. Chelsea ingat, terakhir kali gadis itu memaki tidak akan menginjakkan kaki di rumahnya setelah insiden ulang tahun Bagas dua tahun lalu.

Chelsea melepas earphone dan menutup novel, kemudian duduk bersila di hadapan Angel.

"Jadi? Ada apa nih si boneka barbie mau main ke rumah gue" ucap Chelsea

Angel berdecak sedikit keras.

"Chel, gue salah gak sih kalau cemburu liat Bagas deket sama lo?" tanya Angel

Chelsea menjawab santai dengan gelengan.

"Terus, kalau gue berusaha ngelindungin Bagas supaya gak jadian sama orang lain, itu salah juga?"

Chelsea kembali menggeleng santai.

"Ish! Lo tuh ya, gue nanya beneran juga" gerutu Angel

Chelsea tersenyum ramah.

"Ngel, orang bisa menjadi mematikan karena cinta. Bukan salah lo kalau lo cemburu. Karena itu manusiawi, pertanda lo punya perasaan. Dan bukan salah lo juga kalau lo over protektif buat ngelindungin Bagas. Karena cinta emang kudu di perjuangin. Dan cara lo merjuangin Bagas, adalah dengan tidak ngebiarin Bagas pacaran sama orang lain" Chelsea menjeda sejenak kalimatnya.

"Tapi Ngel, ada beberapa hal juga yang mesti lo pahami." ucap Chelsea serius.

Angel mendongakkan wajah supaya bisa melihat ekspresi serius Chelsea.

"Hubungan. Hubungan lo sama Bagas itu kondisinya kayak apa? Lo gak bisa nyalahin Bagas karena dia gak suka sama lo. Dia punya perasaannya sendiri. Dan tugas lo, adalah bikin Bagas jatuh cinta sama lo. Tapi, bukan berarti lo bisa ngekang Bagas dengan gak ngebolehin ini-itu. Inget, hubungan kalian baru sebatas pertunangan 'bisnis'." lanjut Chelsea mengutip dua tangannya ketika menyebut kata bisnis.

Angel mendengus panjang. Dia menatap wajah Chelsea dan kembali menunduk.

"Gue berasa jadi pemeran antagonis di drama ini" curhat Angel.

Pacar ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang