HARI ini...
Hujan mengguyur Kota London. Di dalam sebuah ruangan 7 x 7 m² itu, Dea duduk tepat di belakang meja yang menghadap ke luar kamar. Rintik air itu membuat basah isi Kota London. Gemerciknya menyentuh jendela kamar hingga menciptakan sebuah uap dingin. Tiba-tiba, sebuah ketukan pintu terdengar. Evan. Laki-laki itu mengambil langkahnya dengan hati-hati menuju posisi Dea berada.
"Sayang?" panggil Evan.
Dea melengoskan kepalanya ke sumber suara. Bibirnya ia lekungkan dengan sangat manis. Setiap saling memandang manik bola mata satu sama lain, mereka seringkali mengingat perjuangan disetiap langkah yang ia ambil hingga sekarang. Rasanya masih tidak mungkin, sahabat yang dahulu pernah bertengkar hebat hingga meninggalkan masa-masa persahabatannya, kini berakhir menjadi sepasang kekasih. Oke, ralat. Tepatnya, sepasang suami-istri.
"Dari tadi ngeliatin hujan aja. Gatal, ya, pengen mandi hujan?"
Dea hanya mesem-mesem. Tak mampu menahan malu, ia setengah menunduk. Meski sudah bersuami-istri, Dea masih tak dapat meninggalkan kegiatan rutinya yang telah ia lakoni sejak kecil.
"Kalau mau mandi hujan, ayok sama aku," ujar Evan seraya tersenyum.
"Beneran, Van?
Evan mengganggukkan kepalanya. Dea memeluk hangat lelakinya. Bersyukur sangat menjadikan Evan sebagai pelabuhan terakhir dalam hidupnya. Evan yang sok dewasa sekarang hidup dalam baligah rumah tangga bersama dirinya.
"Ayok!" Evan menggenggam tangan istrinya untuk ia bawa ke halaman apartemennya.
Hujan masih terus mengguyur dengan senantiasa. Kini bukan hanya kota London yang diguyur. Dua manusia yang menciptakan sebuah dongeng dramatis juga terguyur oleh dinginnya hujan London. Dea seperti kembali pada saar remajanya. Ia menarik seraya melompat-lompat kecil. Evan pula mengikuti gerakan demi gerakan yang Dea lakukan. Mereka tak mempedulikan beberapa pasang mata yang menatapnya aneh karna mandi hujan sambil tertawa-tawa. Kini hidup dikeduanya seolah lengkap sudah. Evan memiliki tawa Dea. Dea memiliki kasih sayang tulus Evan, dan mereka memiliki hujan dalam dimemsi yang sama, serta London yang senantiasa menghubungkan sebuah rasa yang sempat tertahan oleh waktu.
....Kamu, aku, hujan dan London.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear London [COMPLETED]
Short StoryHalo warga wattpad. Untuk yang berminat membaca cerita ini, mohon untuk follow Author terlebih dahulu ya. Terimakasih sudah berminat membaca sekaligus ngasih semangat ke Author dengan Follow, Vote dan Comment :)) ●●● [Re-Published Oktober 2018] Apa...