Memories Of The Rain Season.

31 5 2
                                    


••Happy Reading, Guys••

________☆•☆__________

Annasya Shabella POV

Rinai hujan kembali turun. Memutar semua memoriku tentangnya. Tentang ia yang pernah mengajarkanku arti menunggu dan setia. Nada kelamku kembali mengalun menjadi melody suram. Tuhan ... mampukah aku melupakanya? Mengubur semua rasa yang telah hadir dalam jangka waktu yang cukup lama?! Aku cukup lelah, Tuhan.

Guratan sajak yang pernah kubuat bersamanya masih terpatri dalam relung hati. Menari indah dibawah rinai hujan yang turun, bersama skenario hidup.

Waktu itu, saat hujan turun dengan derasnya, tak pernah terpikir olehku tuk bermain tetes demi tetes hujan yang turun. Namun, setelah kau datang bersama warna-warna indah pelangi. Aku mulai menyukainya, menyukai satu hal yang selama ini kubenci. Tak berpikir lama akupun mulai ikut bermain bersamanya--hujan. Detik selanjutnya kau mulai datang mengahampiriku dengan beberapa deretan warna indah, lalu mengengulurkan tanganmu tuk bermain bersama. Waktu demi waktu terlewati bersama, hingga akhirnya kita memutuskan tuk menjalin hubungan lebih dari sekedar teman.

Sosok pria hujan yang kukira dapat melukis duniaku dengan indah, justru malah merusak semuanya. Mulai dari mimpiku, kebahagianku dan sekarang masa depanku.

Mengapa harus ada pertemuan bila berakhir dengan perpisahan?! Mengapa?!

Sejak pertemuanmu dengan wanita itu ... aku putuskan untuk menghindar dari berbagai hal tentangmu, dan mencoba merangkai kembali kisah hidupku. Kuharap kau tak kembali dengan sejuta alasan yang kau rangakai,  Min Yoongi.

Aku hargai keputusanmu tuk tinggal bersamanya. Menganggapnya rumah bagimu. Aku ihklas dengan semuanya.

Tulisan kau ini akan menjadi saksi dari awal kisah cinta kita dan menjadikanya akhir dari semua kesedihan.

Bayanganmu kembali datang dengan sosok wanita itu. Kau mulai mendekat kearahku, lalu meletakan sebuah note dengan sebuah ... undangan pesta pertunangan? Oh, bagus, lengkap sudah.

Beberapa hari setelahnya. Aku mulai merasakan pusing yanig begitu hebat. Tubuhku lunglai seketika, tak lupa cairan pekat yang terus keluar dari hidungku.

Kini akhirnya hari itu tiba. Aku mulai memasuki area pesta. Kulihat guratan kebahagiaan terpancar disana, sedangkan hatiku kini tak menentu.

Disaat wanita itu pergi ntah kemana. Aku mulai berjalan mendekatinya, ia merespon mundur. Langakahku terhenti, melihat wajahnya yang kini berubah pucat. Ada apa denganya? Kembali kulangkahkan kakiku tuk mendekat, tapi ia memilih tuk terus mundur. Ada apa sebenarnya?

"Cukup, berhenti disana, Anna!" Nada bicaranya seperti tercekat.

"Bolehkah aku memelukmu? Aku janji setelah ini akan benar-benar menjauh dari kehidupanmu. Janji," ujarku mencoba menahan isak tangisku.

Hening.

Tubuhnya bergeming. Kupikir ia tak mengizinkanku tuk memeluknya, tanpa pikir panjang aku lantas membalikan tubuhku berniat pergi dari hadapanya. Namun ... prsepsiku salah ia memelukku dari belakang. Nyaman rasanya, setelah lama bercengkrama aku mulai merengangkan pelukanku. Detak jantungku perlahan berhenti diikuti oleh menghilangnya sebagian tubuhku. Kugenggam erat tanganya, dan mulai memeluknya lagi untuk yang terakhir kalinya sambil berkata, "Terima kasih, Yoon. Terimakasih telah menjadi penyemangat hidupku selama ini. Hidup dengan baik dan bahagialah. Waktuku telah habis." Perlahan air matanya turun. "Maafkan aku, Anna. Aku telah menghianatimu selama ini, kumohon maafkan aku, Annasya Shabella."

-Finish-

Kumpulan FF One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang