Regret.

16 2 0
                                    

...Happy Reading...

Lo tau gue bisa jatuh cinta berkali-kali, kenapa? Semua karna lo. Dari senyuman lo tepatnya. Pertemuan kita beberapa beberapa bulan yang lalu itu, buat dunia gue berubah. Lo buat gue lebih baik dari sebelumnya, gue selalu berharap lo bisa terus disamping gue, selamanya.

.
.
.

"Cha, kamu dimana? Aku jemput, yah?"

"Gausah, Ho. Aku mau ke rumah Ifa dulu. Aku udah OTW ke rumahnya kok, bareng dia. Mau nugas."

"Oh, yaudah oke. Kamu ga lupa makan 'kan?"

"Iyaa, Suho-ku sayang. Aku udah makan kok, jangan khawatir. Kamu hari ini ngampus 'kan? Belajar yang bener, yaah. Jangan kayak aku."

"Iya, Cha. Yaudah aku tutup ya telfonnya?"

Itu hari terakhir kita komunikasi. Tuhan berkehendak lain, nyatanya Tuhan lebih sayang Chaca, gadis manis yang masuk dalam kehidupan gue tiba-tiba. Dia anaknya hiperaktif, dia moodboster gue. Gue benci diri gue sendiri. Kenapa gue bisa egosi kayak gitu. Gue lebih milih cinta pertama gue, dan berakhir kehilangan Chaca, si gadis hujan.

Waktu itu....

"Iya, Cha. Yaudah aku tutup dulu ya telfonnya?" Setelah gue klik ikon berwarna merah itu. Gue berniat lanjutin perjalanan gue menuju kampus, tapi ada satu hal yang bikin gue hampir terjatuh dari motor gue. Dia Alice cinta pertama gue, dada gue rasanya berdetak lebih cepat dibanding sebelumnya. Dia mendekat ke arah gue. Kita lanjut curhat di sebuah Caffe yang ga jauh dari sini.

Setelah ngabisin waktu ngampus gue cuma buat ngobrol-ngobrol sama dia. Gue sebenernya masih ada rasa sama dia, tapi Chaca gimana? Gue ga mau buat hati dia hancur.

Ga lama dari kejauhan gue liat dia lagi pegangan sama laki-laki yang entah sejak kapan ia menggengam tangan gadis gue. Dari situ hati gue hancur. Gue ngarahin padangan ke Alice. Gue reflek mengerjapkan mata karna dia ngibasin tangangnya di depan wajah gue.

"Ho, bisa nggak kita mulai semuanya dari awal lagi, aku masih sayang sama kamu," ungkapnya dengan malu-malu. Gue liat dimatanya penuh ketulusan. Gue bingung mau jawab apa? Tapi setelah gue pikir-pikir buat apa mertahanin gadis yang gue kira tulus sama gue, nyatanya malah main di belakang gue. Fuck!

Dari situ gue mulai hubungan lagi sama Alice, cinta pertama gue.

Selama seminggu ini gue ga pernah dapet kabar dari Chaca. Kayaknya asumsi gue tentang dia bener. Buktinya dia gak ngasih kabar sama sekali ke gue. Okey, gue terima keputusan dia.

Sehari setelahnya gue dapet kabar dari sahabat gue. Dia minta gue ngemuin dia. Karna jadwal gue ga terlalu padat gue turutin maunya dia. Gue sudah sampai di tempat yang dia maksud. Ini tempat pertama gue ketemu sama Chaca, di bawah rindangnya bunga sakura yang mulai bermekaran. Ga lama dia dateng menghampiri gue.

Bruk!

Sebuah pukulan lolos dari tangan dia.

"Itu untuk rasa sakitnya Icha."

Bugh!

"Yang ini dari gue, karna lu berani main dibelakang Icha."

Plak!

"Dan yang terakhir ini karna lu udah berani nyia-nyiain Icha."

"Lo yang nikung gue yoi. Ngapain lu pegang-pegang tangan Icha pas di depan cafe?" bela gue, karna emang itu yang gue lihat.

"3 hari yang lalu Icha menghembuskan nafas terakhirnya, karna ...," potong dia dengan tatapan sendu yang notabenenya sahabat gue, namanya Jungkook. Temen kampusnya Chaca juga.

"Ck, baguslah dia udah bener-bener pergi dari dunia ini, gue muak sama dia," ucap gue disela penjelasanya.

"Lo gila, Ho. Dia pergi sebab ngelawan penyakit yang dia rahasiain dari lo, dia ga mau lu tau tentang ini. Dia ga mau lu khawatirin dia, dia ga mau nambah beban hidup lo, dan penyakit yang dia derita itu kambuh karna tempo hari dia dapat kabar kalau dia kehilangan Kakaknya buat selama-lamanya, ditambah dia ngeliat lo jalan sama mantan lo. Lo bejat, Ho. Salah apa dia sama lo?!" jelas Jungkook panjang lebar.

"Apa karna Alice cinta pertama lu, dan lu masih ada rasa sama dia?"

"Apa lo buta akan pengorbanan Icha sama lo, cewek yang awalnya mau lo jadiin pelampiasan, tapi dia malah it's oke demi ngembantu lo ngelupain masa lalu lo?" sambungnya dengan nada tinggi, amarahnya sangat kentara jelas diwajahnya.

"Apa cinta pertama begitu berharga? Hingga orang lain harus terluka karnanya? Gue berani ngomong gini karna selama ini gue mendem perasaan gue ke Icha, demi kebabagiaan lo, Ho. Gue berani ngelepas dia karna gue tau lo bisa bahagiain dia, lo juga pantas bahagia. Tapi apa? Lo malah nyia-nyiain dia! Fuck!" teriak dia didepan wajah gue sambil menyerahkan buku diary yang gue yakini itu milik Chaca, dan berlalu pergi ninggalin gue yang masih mencerna semua perkataan dia.

Gue emang egois! Bisa-bisanya gue mau diajak balikan sama cinta pertama gue.

Sekarang gue baru sadar kalau sebenernya Chaca itu cinta terakhir gue yang Tuhan kasih buat gue jaga.

Cinta pertama itu bullshit!

Mau sebanyak apapun cinta yang kalian miliki sekarang, tetap saja satu-satunya cinta yang akan kalian miliki sepenuhnya nanti itu adalah cinta terakhir bukan yang pertama!

"Thank's for you have filled my life story whit more beautiful ...

... gue sayang lo, Cha."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 09, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kumpulan FF One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang