Bagian 2

66 7 0
                                    

Paris 11.50

"Ini kamarmu, aku akan tidur dikamar sebelah," ucap Varrel.

Varrel melihat wajah polos Agnes, seperti tidak mendengarkan perkataan Varrel.

"sekarang disini sudah jam 11 lewat, istirahatlah, aku akan pergi kekamarku," sambung Varrel lalu membalikkan badannya.

"Eem, apa kita memang berada diparis?" tanya Agnes membuat Varrel berhenti membalikkan badannya.

"iya."

"apa aku boleh lihat kesana?" tanya Agnes perlahan.

Varrel tidak menjawab pertanyaan Agnes, membuat Agnes menelan ludahnya dengan cepat.

"kalau kakak tidak mengizinkannya, aku bisa pergi kesana bes,-

"pergilah," Potong Varrel.

Lalu Varrel kembali membalikkan badannya.
Namun kembali gagal karna Agnes kembali bertanya membuat Varrel kesal.

"Aku ga tau jalan pulang nantinya," ucap Agnes sambil menunduk kan kepalanya.

Varrel menghebuskan nafasnya kasar.

"kau bisa pergi sendiri," ucap Varrel lalu pergi dari hadapan Agnes.

Agnes mengangkat kepalanya," baiklah."

*****

"Kkyaaaa!!! itu beneran menara Eiffel??!!!" ucap Agnes dengan wajah cerianya.

"Gimana niihh?? Rasanyaa mau nangiss dehh," ucap Agnes memegang kedua pipinya.

Agnes menatap menara Eiffelnya sangat lama.

Setelah puas, ia hendak pulang, namun ia lupa jalan untuk pulang.

"Kenapa semua orang disini tinggi sekali, lihat, aku sampai tidak melihat jalanan sama sekali," ucap Agnes kesal.

Agnes berjalan cepat sampai ia menabrak seorang Pria.

"Ahh, i'm sorry," ucap agnes menundukkan kepalanya.

"No problem," ucap pria itu.

Agnes mengangkat kepalanya kembali untuk melihat pria yang ditabraknya itu.

Agnes menganga tak percaya, "ck, mengapa pria disini sangat tampan," ucap Agnes dengan wajah kesalnya.

pria itu tertawa melihat tingkah Agnes.

"Apa pria ini tau bahasa indonesia?" batinnya dalam hati.

"Aku dari indonesia," ucap pria itu seakan-akan pria itu tau isi kepala Agnes.

"wwaahhh, kakak bisa baca pikiran aku," ucap Agnes dengan wajah polosnya dan menepukan kedua tangannya.

Pria itu mengacak poni Agnes membuat Agnes menjadi perempuan yang sangat bodoh.

"Kakak membuat jantungku berdebar," ucap Agnes memegang jantungnya.

Pria itu kembali tertawa, entah kenapa ia merasa tingkah Agnes membuatnya sangat senang, padahal ia baru bertemu beberapa menit.

Agnes menutup matanya ketika pria itu tertawa, membuat pria itu bingung.

"kenapa kamu nutup mata?"

"iya, soalnya kakak tertawa membuat jantung ku semakin berdebar, kakak terlalu tampan," ucap Agnes masih dengan matanya yang tertutup.

Pria itu menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Pria itu menyentil jidat Agnes, membuat Agnes kesakitan dan menggosokan jidatnya dengan tangannya.

"Sakit kak, kenapa disentil," tanya Agnes.

"Tingkahmu aneh."

Ck.

"Siapa namamu?" ucap pria itu.

"Agnes," ucap Agnes sambil tersenyum.

Pria itu mengangguk dan menaikkan satu alisnya.

"kamu tidak menanyakan namaku?"

"Tidak," ucap Agnes menaikkan satu alisnya.

"kalau begitu biar aku sendiri yang mengenalkannya, Namaku Josua," ucap Pria yang ternyata bernama Josua.

Agnes melipat kedua tangannya.

"Dasar," ucap Agnes.

"Bisa aku pinjam handphone mu?" tanya Josua.

"Buat apa?" tanya Agnes sambil mengeluarkan handphone nya.

Setelah Agnes mengeluarkan hp nya, Josua langsung merebut paksa hp Agnes.

Josua lalu mengetik sesuatu di hp Agnes, setelah selesai, Josua kembali mengembalikan nya ke Agnes.

"sebenarnya kakak ngapain sih," ucap Agnes sambil memasukan hp nya kembali.

"tidak ada, kamu mau kemana?" ucap Josua.

Agnes menepuk jidatnya, lupa bahwa dia harus pulang. Ia melihat jam di tangannya. Agnes melotot, sudah jam 12 lewat. Agnes panik setengah mampus.

Josua melihat kepanikan diwajah Agnes.

"Ada apa?" tanya Josua.

"Aku.. aku harus pulang," ucap Agnes dengan panik.

"Iyaa, tapi kemana? biar aku antarkan," ucap Josua.

"benarkah?"

Josua menganggukkan kepalanya.

Agnes tersenyum.

*****

Agnes turun dari mobil Josua begitu juga Josua.

"makasih kakk sudah mengantarkan aku pulang," ucap Agnes tersenyum.

"ya sudah, sana masuk," ucap Josua.

Agnes berjalan masuk sambil melambaikan tangannya.

Agnes berjalan dengan jantung yang berdebar. Jika ia akan dimarahi, ia siap menerima resikonya.

Agnes membuka pintunya dan...

"Jam 12 lewat diantar seorang pria," ucap Varrel melipatkan kedua tangannya dan bersandar didinding.

Agnes menarik nafas perlahan sambil menutup matanya, lalu membukanya kembali.

"maaf kan aku kak, tadi aku lupa jalan pulang dan pria itu yang mengantarku pulang," ucap Agnes perlahan-lahan.

"kau baru beberapa jam menjadi istriku dan kau sudah membuat repot," ucap Varrel dengan suara agak meninggi.

Agnes menundukkan kepalanya, ia ingin menangis sekarang. Dimana-mana ia selalu dimarahi. Dirumah paman dan bibinya, bahkan ditempat sekarang ini juga.

"kau pikir disini tempat mencari pria asing?" ucap Varrel datar.

Agnes mengangkat kepalanya dan berlari menuju kamarnya.

Ia tidak menyangka bahwa Varrel akan berkata seperti itu.

Agnes menangis dikamarnya, tiba-tiba hp nya berdering. Agnes mengambil hp nya didalam tas dan melihat sebuah pesan masuk dengan nomor asing.

Agnes membuka pesan itu dan Agnes tersenyum.

G'night, sweet dream

Josua.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Honey WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang