Halu haluuuu
Haloooo para readers
Ada yang kangen nggak?
Udh lama nggak update ye kan:(
Okee nggak udah banyak kata....
SELAMAT MEMBACA
Kejadian yang selama ini aku hindari ternyata malah terjadi di hari dimana kami akan mengikat janji suci kami.
Mendengarkan kabar yang selama ini selalu aku hindari, membuat hati terasa tertusuk tusuk dengan belatih. Orang yang selama ini ingin aku jaga, namun kini sebelum aku membahagiakannya dia telah pergi.
Deraian air mata seluruh kerabat, sahabat, temannya tak terhentikan.
"Jackie, Kumohon tegarlah. Ini memang sudah takdir. Tak ada yang bisa menghindarinya" ucapnya yang semakin membuatku merasa bersalah begitu dalam. Aku hanya bisa melamun memikirkan dirinya.
"Tapi aku belum bisa membahagiakannya (Y/N). Bagaimana aku tidak sedih. Kau tau dia adalah seseorang paling berharga dalam hidup selama ini, yang selalu aku jaga"
"Jackie, kamu telah membahagiakannya. Kamu ingat bukan apa permintaan terakhirnya untukmu? Untukku? Eomma? Appa? Dan sabahatnya? Dia bahagia karna kita semua telah mewujudkannya bukan?"
Flashback on
"Oppa, Eonni"
"Ne, Kamu ingin apa Jennie?" Kata lembutnya yang membuat semua orang didekatnya merasa tenang. Mungkin itu kelebihanmu (Y/N).
Aku dan (Y/N) berada disamping kanan kiri ranjang adik kesayanganku, Jennie. Dia adalah cahaya kedua dalam hidupku setelah Eomma. (Y/N)? Dia adalah segalanya bagaiku setelah Eomma dan adikku. Bukan hanya cahaya dalam hidupku tapi lebih dari itu. Sejak awal pertemuan kami, dia terus saja mengkhawatirkan adikku padahal kami bukan siapa siapa. Namun kini dia adalah segalannya.
Aku yang sendari tadi memandang wajah (Y/N) tersentak kaget ketika tanganku digerakan oleh Jennie. Aku hanya menatap gerak tangannya. Tangan (Y/N) pun juga diikut digerakkan. Tangan kami dipersatukan. "Oppa, Eonni. Aku yakin kalian akan terus bersama. Jika tidak tetaplah bersama. Karna aku menyayangi kalian. Dan aku ingin sekali melihat pernikahan kalian sebelum aku pergi"
Aku tersedak, tenggorokanku seperti di sekat. Mulutku tak bisa mengatakan apapun. Aku hanya bisa diam terpaku dengan mendengarkan kata yang keluar dari mulutnya.
"Jangan bicara seperti itu jennie kamu tetap akan melihat nya sayang. Tapi bukan sekarang waktunya. Jangan buat oppa mu khawatir. Oke?" Dia sangat memahami situasi ini. Aku hanya bisa memandangi mereka dan pikiranku yang entah kemana.
"Terus kapan eonni? Aku sangat ingin melihat kalian di mimbar pernikahan. Itu akan menjadi resepsi pernikahan pertama dan terakhir yang aku datangi" tangan Jennie yang terus menggenggam erat.
"Cukup Jennie!" Sentakku.
"Jack jangan seperti itu" bela (Y/N)
Matanya mulai berkaca kaca aku tak tega memarahinya. Tapi katanya membuatku tak kuasa
"Jennie-a maaf kan oppa. Kamu harus sehat dulu. Kalo sudah sehat maka hal yang kamu inginkan akan terwujud mengerti" hanya kata - kata itu yang bisaku ucapkan untuk membuatnya tenang. Dan melihat semangatnya untuk terus sembuh. Melihat senyum secerah matahari
"Benarkah? Baiklah. Aku akan terus melawan penyakit ini oppa" katanya yang penuh semangat dan senyumnya yang tulus di bibir yang pucat.
Flashback off
Hari demi hari dia lalu dengan penuh semangat. Dia sering tertawa bersama teman teman yang datang menjenguknya.
4 bulan setelah hari itu, keadaanya sudah membaik. Dan seperti janjiku padanya. Aku melamar (Y/N).
Ketika aku melihat ekspresi Jennie, dia sungguh bahagia. Tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya.
Kami pun memulai pertemuan keluarga, membicarakan segala yang dibutuhkan. Tema, dekorasi, makanan, dan yang lain sebagian besar adalah saran dari Jennie. Dan kami berdua sangat menyukainya.
Dan tepat di hari H, tiba tiba keadaan Jennie memburuk. Kami hanya memanggil Dr. Ong datang kerumah. Dokter pribadi Jennie.
Aku tak ingin melanjutkannya. Tapi aku tak ingin membuat (Y/N) sedih. Sepertinya Jennie memahaminya dan menyuruh semua keluar. Dan ingin berbicara berdua denganku
"Oppa. Tetap lanjutkan pernikahan ini. Jangan buat Eonni menunggu. Dia sudah terlalu lama menunggumu" senyum samarnya dan raut bahagia penuh harapan begitu membuatku bimbang.
"Jangan khawatirkan aku. Ini mungkin akhir dari hidupku. Aku ingin kalian melihatku pergi dengan bahagia" senyumnya belum bisa lepas dari bibir pucatnya.
Aku hanya bisa memeluknya erat. Menyalurkan seluruh kekuatan yang ada
"Baiklah jika ini mau mu. Tapi tetap lah sehat sayang. Kamu harus melihat ini semua. Kau yang memilih ini semua" bisikku
"Oppa....... Ayo kita berangkat. Aku sungguh tak apa, mungkin aku kelelahan" suaranya lirih membuatku tak kuasa, mataku terpejam dan memelukknya lebih erat. Dia hanya menepuk punggungku
"Oppa Kajja" serunya.
Aku membantunya bangkit. Dan memapahnya menuju kursi roda. Ku dorong keluar menuju ruang pernikahan.
Suasana pernikahan begitu hikmat. Ketika kami selesai mengucapkan janji suci. Disertai tepuk tanggan seluruh undangan. Ku melirik Jennie. Dia tersenyum bahagia, dengan air mata yang menetes. Inginku hampiri dan ku hapus air mata itu.
Saat berfoto keluarga. Jennie memaksa untuk berdiri. "Biarkan aku berdiri Oppa. Hanya sebentar. Eonni liat Oppa. Dia tak mau menurutiku" adunya pada (Y/N)
"Biarkan dia. Kau tak mau kan membuatnya sedih?" bujuk (Y/N).
"Tapi.... Dia belum sehat!"
"Aku tak mau duduk di kursi roda. Masa hanya aku yang duduk. Aku tak mau. Pokoknya aku mau berdiri!"
"Sudahlah. Ini hanya sebentar. Turutilah. Ya?" Aku hanya bisa pasrah, kepada mereka berdua.
"Baiklah, tapi setelah foto kau harus duduk mengerti?"
"Iya Oppa. Aku mengerti"
Setelah selesai sesi foto. Saat Jennie berjalan menuju kursi roda. Tiba tiba dia terjatuh
Bruukk
Dengan cepat aku menghampirinya. Dan menyuruh siapapun didekatku untuk menelfon mencari Dr.Ong
"Jennie-a kau tak apa?
"Oppa Eonni, aku sangat bahagia hari ini. Terimakasih atas segalanya. Jagalah Eonni dan keponakanku nanti. Jangan sia - siakan mereka. Atau tidak aku akan marah. Eonni sayangilah Oppa dan keponakanku nanti. Salinglah menjaga" suaranya begitu lesu. Menggerakkan tangan ku dan (Y/N). Dan melihat ke arah Appa dan Eomma.
"Eomma Appa. Jennie minta maaf dan terimakasih atas semuanya, mungkin ini adalah hari terakhir Jennie"
Senyumnya yang belum lepas. Tiba tiba matanya tertutup dan jari jemarinya melepaskan genggaman
*******
Oke gaessss....
Udh segini dulu ya....
Terimakasih buat yang udah baca ☺

KAMU SEDANG MEMBACA
GOT7 (ShortStory)
RandomCerita Singkat members GOT7 bersama dengan mu🤗 Ceritanya Pendek ya wkwkw😀 Yang absurd banget😂 Semoga menghibur 😆