penjelasan.

34 7 8
                                    

"Na" ucap Althaf.

Ya setelah Reina menceritakan apa yang telah dilihatnya itu, Althaf sempat terkejut dan tak menyangka.

"Hm? Jadi.. gue harus gimana?" Tanya Reina memandang ujung sepatunya.

"Kembangkan aja! Gue bantu. Pasti si Rara ama Davis juga mau bantuin kan?" Ucap Althaf memberi semangat.

"Gue masih ragu. Entah gue yang memang masih takut atau gue yang ogah dapat kemampuan ini." Jelas Reina semakin menundukkan kepalanya sambil menutup matanya agar ia lebih rilex dan santai.

"Takut sih hal yang wajar untuk kita. Elo aja yang tiap tiap hari liat begituan aja takut apalagi gue yang biasa ye gak?. Kalo masalah lo ga nerima kelebihan lo itu, sama aja lo ga bersyukur Na. Udah, percaya sama gue lo pasti bisa. Apapun yang akan terjadi kedepannya gue siap bantu elo." Ucap Althaf sungguh sungguh, menggenggam tangan mungil nan dingin milik Reina sambil tersenyum hangat kearahnya.

"Oke, jadi kapan lo mau manggil dia untuk membuat kantin ini lebih berwarna?" Lanjut Althaf antusias.

"Nanti, pulang sekolah. Istirahat kedua, gue ceritain ke 2 si konyol itu dulu. Minta persetujuan dia dan kita meluncur." Jawab Reina yang sudah kembali semangat dan tersenyum kalem.

"Yodah, balik kelas. 5 menit lagi bel" ucap Althaf sambil melirik jam tangannya lalu menggandeng Reina.

🔆

Kring kring!

Bel. Ya satu kata itu bisa membuat Reina diam. Melamunkan hal apa yang terjadi ketika ia menceritakan tentang sosok itu .

"Na, kuy kantin kuy" ajak Vira

"Eh, iya ayuk. Davis sama althaf?" Tanya Reina sambil melirik sekitarnya. Sudah sepi ternyata. Hanya tersisa Dinda si pembawa bekal dan Lisa serta kawan kawannya sedang bergosip ria.

"Udah duluan mereka. Udah ayuukkk" jawab Vira lalu menarik lengan Reina sehingga membuat Reina sedikit oleng, untungnya tidak terjatuh.

Bagusnya, kantin hari ini lumayan sepi. Tidak seramai biasanya. Mungkin dikarenakan ada pertandingan Basket yang membuat semua kaum hawa ingin menengok dan menjerit melihat cogan cogan mendribble bola dan memasukkannya kedalam ring.

Segera mata Reina menyapu seluruh penjuru kantin. Belum sampai ditengah kantin, lengannya ditarik kembali oleh Vira menuju ke bangku paling pojok dan sepi.

"Lama amat mbak" tegur Davis sambil menyeruput es jeruk nya.

"Apaan baru juga 5 menitan" sergah Vira.

"Udah udah duduk aja. Nana mau ada cerita" ucap Althaf menengahi.

"Cerita apaan?" Ucap Davis dan Vira berbarengan. Kemudian keduanya saling pandang tak lama terdengarlah suara bacotan mereka.

"Apaan dah lu ngikutin omongan gue?!"

"Yee siapa yang ngikutin. Sorry aja kali!"

"Tuh tadi lo ngomong nya sama kayak gue!"

"Ya lo aja kali yang ikutin gue!"

"Bacot lo!"

"Sama cewek sabaran dikit kek!"

"Gak bakal kalo sama lo mah!"

"Jahat lo ya! Gak inget lo, gue yang bantuin elo masak coi!"

"Alah basi! Cuman masak doang lain nya mah juga bisa"

"Terus kalo yang lain bisa, ngapa lo minta tolong ke gue sianjir!"

"Ya suka suka gue dong. Masalah buat L"

"Ya iya lah masalah. Orang lo minta tolong ke gue waktu itu!"

"Ya elo kenapa nge accept in tawaran gue minta tolong?"

"Anzai ya lo"

"Lo lebih anzay, pake Y biar enak"

"Ngomong apa lo hah gak jelas"

"Gitugitu lo tanggepin"

"Gak akan gue jawab"

"Yaudah si"

"...."

"Kalah ya lo gak mau jawab"

"Lah ogeb, tadi gue bilang gak akan bales omongan lo! Gue gak kalah"

"Lah ntuh bales haha gimana si"

"Kam-"

"WOI LO BEDUA BISA DIEM GAK SI" teriakan menggelegar milik Althaf membuat ke 2 muda mudi itu diam dan langsung duduk dengan tenang ditempatnya.

"Yaudah Na. Cerita." Lanjut Althaf.

Jadi... 

🔆🔅🔆

Hallo gengssss, udah lama gak update. Sorry banget. Dipending dulu deh ya penjelasanya:v

Happy reading♡





REINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang