Penawaran dan Perjanjian

473 14 1
                                    

Ting tongg...

"Permisi...," teriak seorang lelaki yang bernama Vero. Ia mencoba memencet bel berkali-kali pada rumah bernuansa  hijau alias go green. Mempunyai pintu yang cukup besar dan balkon yang dipenuhi dengan bunga.

Merasa risi dengan suara bel itu, akhirnya Rara terbangun dari tidurnya. Memang saat ini jarum jam sudah menunjukkan pukul 10.00 Wib. Rara langsung membuka pintu.

"Kak Vero? Ada apa malam-malam datang kesini?" tanya Rara pelan-pelan.

"Mama ada?" tanya Vero dengan ekspresi seperti dikejar kucing.

"Ada," jawab Rara sedikit bingung dengan ekspresi Vero.

"Udah tidur?"

"Belum kelihatannya, soalnya lampu kamarnya masih nyala."

"Papa ada?"

"Ada, juga belum tidur."

Terdiam beberapa detik.

"Hellooo, kak Vero. Adakah yang mau dipertanyakan, kalo ada silahkan duduk, dan kalo tidak ada silahkan keluar karena sudah larut malam. Dan itu adalah pintu gerbang," ucap Rara dengan kelembutan tapi penuh penekanan.

"Ada. Cepetan panggilkan Mama sama Papa kamu. Gue mau bilang penting banget."

Dibalas dengan seulas senyum oleh Rara namun terpaksa.

Rarapun membangunkan kedua orang tuanya dan benar memang mereka belum tidur.

Merekapun langsung menemui Vero.

"Ada apa Ver?" tanya Kenan, papanya Rara.

"Mohon maaf sebelumnya om, tan, karena malam-malam seperti ini menganggu ketenangan kalian. Sebenernya saya juga terpaksa seperti ini. Jikalau ini tak sangatlah penting aku tak mungkin kesina tan, om."

"Alah, udah ngak usah basa-basi, kelamaan, om udah ngantuk." Kenan dengan membuka mulut lebar-lebar sambil mengambil oksigen sebanyam-banyaknya. (Menguap)

"Jadi gini ........."

---------flasback ON---------

"Ma, papa ingin menantu sebelum papa pergi," ucap Suji Papa Bara.

"Hah? Tapi anak kita cuma satu Pa, itupun masih kelas 12, masa kamu mau nikahin dia sih pa?" Laras Mama Bara pun kaget mendengar permintaan Suji suaminya.

"Nggak mau tahu! Pokoknya papa ingin menantu! Dalam 3 hari kedepan kamu belum bisa mengabulkan permintaanku, aku tak segan- segan melepas semua alat bangu pernafasanku."

"Tapi Pa.." Laras sangat memelas.

"Nggak ada pembantahan! Silahkan pilih salah satu. Jika kamu memilih untuk menikahkan Bara, maka kamu harus nikahkan dengan Rara anak Kenan dan Ilma."

"Tap----."

"Ga ada pembantahan."

Bara saat itu mematung di ambang pintu karena mendengar permintaan ayah tercinta yang beberapa minggu ini terbaring lemah di kasur rumah sakit. Papanya secara tidak langsung menginginkannya untuk menikah muda, sedangkan status Bara masih sebagai pelajar.

Laras pun (mama Bara) memanggil Vero dan memberitahukan semua yang diminta oleh Suji.

"Iya tan, akan Vero usaha in."

Lo Istri Gue ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang