Prolog

8.5K 78 0
                                    

Disini, ditempat orang-orang hilir mudik, tempat datang dan pergi, bertemu dan berpisah. Tempat berbagi tawa dan juga tangis. Ditempat ini pula aku pertama melihatnya.

Kukira dia, entahlah, mungkin warga singapore atau another asian, sampai nyatanya dia berbahasa Indonesia dan duduk disebelahku didalam pesawat menuju Surabaya.

Dua jam perjalanan hanya kuhabiskan berdiam diri mendengarkan musik dari ipod, dan kulirik sebelahku, melakukan hal yang sama.

Ketika pesawat landing, dia membantuku menarik tas dari kabin, hanya itu. Begitu juga ketika menunggu bagasi, sekali lagi dia membantuku. Tapi hanya itu.

Dia tampan, juga matang, outfit dan wardrobe-nya terlihat berkualitas dan begitu pas seperti dibuat memang untuknya.

Bukan ciri-ciri tipeku sebenarnya, karena aku tahu 'it's good to be true'. Tapi kali ini, kali ini berbeda. Sorot matanya memberitahuku dia beda. Tapi aku, tetap tidak ingin dianggap menjadi perempuan agresif. Biarlah kalaupun

memang waktunya, kami pasti bertemu lagi.

Love For MoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang