ɪᴍᴀᴊɪ; Tumbang.

1.4K 152 9
                                    

Di pagi secerah ini sebuah argumen kecil terdengar nyaring dari sebuah flat di ujung lorong. Ya setidaknya tetangga flat tidak sampai menegur, sih. Pasalnya, yang diperdebatkan adalah.. memasak sebungkus mi instan. 

"Han, lo tuh lagi sakit ya!  Biar gue yang masakin lo." Gadis bersurai perak itu menunjuk seseorang yang tertunduk lesu di meja makan dengan sebuah spatula penggorengan. 

"Udah lo siap-siap aja mending. Gue tau lo hari ini ada presentasi fan," Hana menghela napas. 

"Terserah lo deh. Manusia batu. Udah ya gue cabut." 

Hana hanya melirik sekilas teman serumahnya itu. Ya sebenarnya Hana senang sih, diperhatikann seperti itu. Tapi Hana sendiri tahu, Fanny, teman serumahnya tadi, punya kepentingan lain selain 'mengurus' dirinya. Hana meringsut dari meja makan. dengan malas ia membuka kabinet dan menuang  sereal ke dalam mangkuk. tak lupa pula dengan susu.

Asik mengunyah sereal, ponsel di sebelahnya berbunyi. tertera nama 'Johnny Suh' disana. Hana hanya men-swipe ke tanda merah. Sungguh, kepalanya pusing. untuk sekedar membuka suara saja malas. Mungkin efek ngilu kepalanya.

Selang 5 menit, suara ketukan brutal di pintu mengusik ketenangan Hana mengunyah sereal. Hana menghela napas sebelum beranjak dari tempatnya.

"Siapa sih berisik be-"

"HAN KAMU GAPAPA KAN?!"

Belum sempat Hana selesai bergumam, sesosok Titan mengguncang tubuh kecilnya. Ya.. bagaimana ya, orang ini tinggi, besar, apalagi Hana.. yang kelelep jika disandingkan orang ini.

"Apa sih John. Cuma pilek aja,"

Pria yang ia panggil John tadi tampak berkeringat. Napasnya ngos-ngosan, pelipisnya bercucur keringat, poni panjangnya lepek.

"Cuma kamu bilang? Itu muka kamu pucet banget astaga Hana.."
jari-jari panjang Johnny menyisir lembut anak rambut Hana.

Hana menghela napas.  another drama.

"Gapapa, biasa. Dah sana sush berangkat. Hari ini kamu jadwal dosen killer kan?" Johnny menggeleng.

Dengan sekali seret, Hana sudah ada dalam gendongan Johnny.

"JOHN TURUNIN."

"Kamu gerak-gerak mulu. Mau jatoh!?"

Sekeras apapun Hana berontak pun Johnny akan tetap menggendongnya ke kamar. Ingat Han, badanmu tidak lebih seperti karung beras.

Dengan perlahan Johnny menurunkan badan mungil Hana. Menutupnya dengan selimut dan mengusap sayang dahi Hana. Beginilah jika kamu punya pacar kelewat sayang. Kamu sakit aja di manja abis. Padahal kamunya cuma sakit biasa.

"Udah kamu tidur. Aku mau nyiapin air panas dulu."

Sedetiknya Johnny meninggalkan ranjang. Tapi Hana malah menarik lengannya.

"Just stay here, with me." Johnny senyum.

Dan berakhir mereka bergelung dalam kasur dengan posisi kepala Hana bersandar pada dada bidang Johnny.

There's nothing place feels like your hugs, and I like it that much.



imaji。ㅡ JOHNNY NCT.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang