Assalamualaikum warahmathullahi wabarakaatuh
Bagaimana kabarnya shalihah? Apakah masih tetap terkesan dengan para oppa yang tampan? Izinkan saya berbagi sedikit sebait kisah masa lalu bersama oppa.
Dulu, sekitar 8 tahun yang lalu, adalah awal mula saya menjadi kpopers karena terpesona oleh paras oppa yang rupawan. Bukan hanya oppa yang membuat saya terpikat, namun wajah dan tubuh molek para noona membuat hati ini kian tertambat. Siapa sih, yang tidak suka jika disuguhi oleh paras cantik para oppa dan noona beserta tarian yg mengiringi lagu-lagu nan syahdu? Saya pun demikian terlena, semua masalah terasa meluap. Sebegitu mengenalnya saya, hingga bibir ini lebih sering melantunkan syair lagu oppa dibanding firman Allah azza wa jalla. Lumrah bagi saya untuk lebih mengorek segala sesuatu tentang oppa, karena saya adalah sang pecinta.
Tahun demi tahun berlalu, terbesit perasaan gelisah tentang khayalan para oppa yang kian semu. Kiranya Allah selalu mencoba menghadirkan getaran pada hati ini yang acap kali terabaikan. Mungkin juga Allah selaku sang pencipta kian cemburu pada hati hamba-Nya yang tertaut pada sesuatu yang bukan semestinya.
Usia ini terus berkurang dan tak pernah berhenti untuk menua, pikiran ini harusnya kian sadar akan waktu yg terbuang percuma. Kerap mencoba lepas dari belenggu para oppa, namun rupanya niat yang bengkok dan pedoman yang longgar menarik saya kembali dalam jeratan pesonanya. Hati ini tahu, namun nafsu dimenangkan dahulu. Mencoba mempergunakan akal ini untuk mencari pembenaran, yah itulah saya. Jika ada dua pendapat yg mengatakan boleh dan melarang, tentunya nafsu ini akan lebih memilih pada yang membolehkan. Dulu, dalih saya perbedaan berpendapat adalah hal yang wajar. Sampai pada suatu titik saya mulai sadar, bahwa ketika hati saya terasa dekat dengan Allah, eloknya para oppa tak akan membuat saya tertarik, bahkan terasa hambar. Namun ketika jerat oppa kembali memikat, jarak dengan Allah terasa jauh, amat teramat jauh. Padahal ibadah masih tetap saya jalankan, melantunkan ayat suci Al-Quran pun masih tetap rutin saya lakukan, setidaknya satu tahun satu kali khatam.
Saya selalu terus berpikir dan berdoa atas ketidak tenangan hati ini, meminta Allah menunjukkan jalan yang lurus, jalan yang Ia ridhoi. Sejenak ketika pikiran ini terasa penat, saya berhenti untuk mendengarkan dan melihat segala hal yang berkaitan dengan oppa. Entah mengapa hati ini tergelitik untuk mengintip kisah-kisah Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dan mencoba menyelami kembali kalam suci Al-Quran. Hati ini kian tenang, mimpi buruk pun jarang menghadang.
Disela-sela ketenangan saya memutuskan untuk berselancar melihat berbagai fatwa ulama. Beliau yang mengatakan musik haram, dulu selalu saya musuhi meskipun saya telah disodorkan berbagai bukti. Namun kini, Alhamdulillah hati ini kian terbuka menerima kebenaran. Saya setuju bahwa khamr itu haram, padahal hadistnya menjadi satu dengan musik. Kurang lebih begini bunyinya: "Kelak dari golongan kaum ku akan ada yang menghalalkan zina, sutra khamr, dan alat musik". Timbul pertanyaan besar dari benak saya, jika menghalalkan berarti suatu entitas tersebut jelas bersifat haram, yang mana segala produk atau pun bentuk yang dihasilkan akan tetap sama hukumnya, yakni haram. Hingga akhirnya saya memutuskan jika bukan pada K-Popnya semata, namun juga beserta segala macam bentuk musik.
Saudaraku yang shalehah, tahukah kalian apa yang terjadi berikutnya? Hati ini terasa lebih dan lebih tenang dari sebelumnya. Ibadah pun terasa nikmat, seperti perihal kebutuhan yang harus tercukupi, bukan lagi sekedar dilakukan sebagai penggugur kewajiban. Saya kembali teringat dengan hadist yang mengatakan bahwa " Jika kita mengagumi atau menyerupai suatu kaum, maka kelak di akhirat akan dikumpulkan bersama dengan kaum tersebut". Bagaimana dengan saya penggemar para oppa ini? Sebagai penggemar tentunya ada beberapa paham yang tidak semestinya merasuki pikiran ini, misalnya "tidak apa2 operasi plastik, toh itu uang mereka. Lagipula mereka kan non muslim." Sadar tidak jika paham seperti itu merupakan sesuatu yang salah? Oke, mungkin pertama-tama akan memaklumkan mereka. Namun lambat lain bisa jadi akan kita maklumkan pada diri kita sendiri. Paham seperti itu atau bahkan mungkin lebih, akan merasuki kita secara perlahan-lahan, menggerogoti akal sehat dan nurani kita. Memang benar adanya bahwa Islam datang dalam keadaan yang asing dan kelak akan kembali dalam keadaan yang asing pula, dan kita ini adalah salah satu generasi yang menyebabkannya asing. Astagfirullah, betapa hati ini pilu mengingatnya.
Pernah saya jumpai seseorang kpopers mengatakan bahwa bagaimana bisa mencintai seseorang yang tidak pernah kita temui. Andaikan kau tau sayang, sebelum akhir hayatnya Rasulullah shalallahu alaihi wa salam selalu mengkhawatirkan kita dalam benaknya. Ya kita, umatnya yang sering kali menyepelekan sunnahnya, atau bahkan menghinanya. Dimana pakaian minim para noona lebih kita cintai, lebih terasa wajar dibandingkan cadar. Tahukah kalian? Ketika malaikat maut mencabut nyawa baginda Rasulullah shalallahu alaihi wa salam, beliau mengatakan bahwa hal tersebut teramat sakit... Sakit sekali, hingga beliau ingin separuh rasa sakit yang akan umatnya rasakan kelak ditanggung oleh beliau sendiri. Umat yang belum pernah beliau temui ini, masih menjadi beban besar dalam benak Rasulullah shalallahu alaihi wa salam hingga akhir hayatnya.
Oleh karena itu shalihah, mari kita lekas memperbaiki diri. Menjauhkan diri dari segala perkara yang melalaikan dari kewajiban kita pada Allah. Sebegitu cintanya Rasulullah shalallahu alaihi wa salam pada kita, hingga selayaknya kita mempermudah beliau untuk mencari kita di akhirat kelak. Bagaimana caranya? Yakni dengan menjadi hamba yang taat. Semoga Allah memasukkan kita kedalam golongan orang-orang yang beriman. Barakallahu fiik...
Wallahu'alam.
Story by S.Tj
Edit by Yuni
KAMU SEDANG MEMBACA
Dramanya Kpopers Hijrah
No FicciónKumpulan Curahat Hati temen - temen mantan Kpopers.