Abel POV.
Ya ampun, tubuh ku terasa sakit sekali. Aku memukul kepala Lily dengan keras. "Kau ini kenapa menabrak ku. Kau sengaja ingin mencelakakan aku ya?" tanya ku.
Aku berusaha kembali bangkit namun sayang nya aku kembali terjatuh. Ah apa ini yang dinamakan jatuh bangun aku mengejar mu? Seperti lagu yang pernah aku dengar saat berada di Indonesia?
Ya ampun, sudah lupakan.
"HAHAHAHA."
Aku memandang empat pria asing yang sedang tertawa. Dahi ku menyirit.
Lalu tiba-tiba pria berambut pirang berjalan mendekati ku sambil tersenyum manis. "ABEL, KENAPA KAU MALAH DUDUK DI PUNGGUNG KU? KAU PIKIR TUBUH MU ITU TIDAK BERAT?" teriakan Lily berhasil menyadarkan ku. Dengan cepat aku bangkit.
Aku terpaku dengan mata indah milik pria itu. "Apa kau baik-baik saja?" tanya nya sambil memegang bahu ku.
Jantung ku tiba-tiba berdetak dengan cepat. Keringat dingin mulai mengucur di kening ku. Aku bingung dengan apa yang terjadi pada diri ku saat ini. Pikiran ku melayang entah kemana.
"Bel?"
Aku tersentak kaget.
"Ah ya?"
'Dan kau sangat terlihat seperti orang idiot Sabelle.' kata ku dalam hati.
"Apa kau baik-baik saja nona?" tanya pria yang berambut Dirty Blonde. "Ya aku baik, memang nya ada apa? Dan siapa kalian?"
"Kau tidak tahu siapa kami?" Aku menggeleng sebagai jawaban. "Baiklah perkenalkan, kami adalah personil dari sebuah boyband yang bernama 5 Seconds Of Summer. Nama ku Ashton Irwin, pria berambut hitam itu Calum Hood, lalu pria yang rambut nya aneh it--"
"Hei rambut ku tidak aneh."
"Ya ya ya. Namanya itu Michael dan pria di sam-- eh Luke, kau kenapa bisa di samping nya?" Aku menoleh, sedetik kemudian aku terjengkit.
"Ya memang nya kenapa?" tanya pria yang bernama Luke. "Apa kau menyukainya?"
"Kalau iya kenapa dan kalau tidak kena--"
"Kalian ini sedang apa di sini? Apa jang--"
"ABEL KAU KU TENDANG YA JIKA BERPIKIR MACAM-MACAM." pekik Lily. Aku tertawa cekikikan layak nya hantu gadis yang terkenal di Indonesia. "Maaf, yasudah jelaskan apa tujuan kalian untuk datang ke rumah ku?"
"Tadi kami di kejar-kejar fans kami, lalu teman mu yang bernama Lily itu menolong kami dan membawa kami ke sini. Jadi, ya kami hanya menurut," kata pria berwajah menggemaskan yang kalau tidak salah nama nya Michael. "Kami juga akan bermalam di sini." sambung Calum.
Aku membulatkan mata ku, begitu juga Lily. "Hei, aku tidak meminta kalian untuk bermalam di sini! Aku hanya memberi kalian tumpangan sementara."
"Ya, tapi kami merasa nyaman dengan rumah ini. Jadi kami ingin bermalam."
"Siapa yang mengijinkan kalian bermalam di sini?" tanya ku sambil berkacak pinggang. Emosi ku sudah mulai membara. "Tidak ada, tapi kami hanya ingin."
Aku mendengus kesal. "Kalian ini siapa sih?"
"Kan Ashton sudah memberitahu mu tentang identitas kami."
"Aku tidak perduli kalian siapa, aku tidak mengenal kalian."
"Bukan kau yang tidak mengenal kami, tapi kami yang tidak mengenal kau."
"Buat apa kalian mengenalku, ini kan rumah ku."
"Ah tidak bisa, tetap saja. Manager kami harus tahu siapa yang memberi tumpangan untuk kami, nanti jika kau macam-macam jadi lebih mudah untuk menemukan mu."
"Hei, untuk apa aku macam-macam pada kalian. Lagipula, kan yang seharusnya berlaku macam-macam itu kalian."
"Tidak, kau."
"Kau."
"Ka---"
"STOP!!" teriak Lily. Aku memandang nya sengit. "Abel, biarkan saja mereka bermalam di sini. Kalau mereka berlaku aneh-aneh, kita hubungi manager mereka saja."
"Nah, aku setuju dengan Lily."
"Hei, aku tidak butuh persetujuan mu Ashton." Ashton mendengus, tapi sedetik kemudian ia menampilkan cengiran nya yang membuat kadar kemanisannya meningkat. Eh...
"Yasudah terserah apa kata kalian berdua nona-nona. Dan beritahu kami nama lengkap kalian." kata Michael. Aku hanya melengos, emosi ku sudah berada di ubun-ubun.
Aku berjalan menuju kamar ku. Setelah ke empat pria aneh itu pulang, aku akan menjadikan Lily sebagai samsak di rumah ku karena sudah berani membawa pria-pria aneh.
Aku memejamkan mata ku, tak lama kemudian aku sudah berada di alam mimpi.
Luke POV.
"Nama nya Sabelle Moreene Hilton, dan nama ku Lily Molegar Davidson."
Aku tersenyum tipis mendengar nama gadis itu, aku bingung dengan apa yang terjadi pada ku.
Aku baru saja putus dengan kekasih ku, aku tidak mungkin langsung mencintai nya. Tetapi cinta yang ku rasakan pada gadis itu lebih besar dari pada rasa cinta ku dulu pada semua mantan kekasih ku.
Wajah nya juga terlihat Familiar. Apa dia orang yang ku cari selama ini?
"Luke?" panggil Calum. Aku menoleh pada nya. "Kau tak apa-apa?"
Aku menggeleng. "Tidak, maksud ku aku baik-baik saja."
Mereka memandang ku dengan dahi yang menyirit. "Sudah lah aku lelah, dimana kamar kami?" tanya ku pada Lily.
Lily mendengus lalu menuntun kami menuju sebuah kamar.
"Kurasa Belle sangat menyukai Harry Potter." ujar ku sambil meneliti kamar yang bernuasa Harry Potter.
"Heem, dia sangat menyukai nya."
"Apa kalian sudah menghubungi manager kalian?" tanya Lily.
"Nanti akan aku hubungi." jawab Calum.
Aku menyeringai kecil. "Lily, berapa umur mu?" tanya ku sambil merangkul nya. Calum membulatkan mata nya.
"Umur ku sembilan belas tahun."
"HAHH?!"
"Bagaimana bisa?" tanya Michael.
Lily mendengus kesal. "Aku mengambil kelas akselerasi saat masih sekolah dulu. Jadi saat sekolah dasar aku hanya empat tahun, JHS hanya setahun dan HS hanya setahun. Jadi aku sudah lulus sekolah umum saat berumur dua belas tahun."
"Ternyata kau cukup pintar juga ya."
"Diam lah Luke, berhenti menggoda nya dan lepas rangkulan mu itu." desis Calum. Kami terdiam sejenak lalu tertawa terbahak-bahak saat melihat wajah Calum dan Lily sama-sama memerah.
"Lily."
TBC
Tap 'star' if you like this scene or my story. And comment if you wanna make me happy:)
All the Love,
M.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sabelle.
Fanfiction[One Direction and 5 Seconds Of Summer Fanfiction] Lima belas tahun sudah kehilangan seorang gadis yang mereka amat sayangi, lima belas tahun sudah mereka tak berhenti merapalkan doa ke pada sang penguasa agar di pertemukan dengan gadis itu. Dan a...