Hai, namaku Shabilla Adinda Rahmat, pasti udah pada tau kan? Umurku 18 tahun, status ku seorang pelajar di universitas ternama di Indonesia, jurusan kedokteran. Aku seorang muslimah, aku mempunyai satu orang kakak laki-laki bernama Adam Rizki Rahmat. Aku lahir dan tinggal di Indonesia, tepatnya Jakarta.
*****
"Sashaa, ayo, kamu mau ke masjid gak?" Tawar kak Adam. Bulan ini adalah bulan penuh berkah, tepatnya bulan Ramadhan. Dan kak Adam mengajakku untuk shalat Tarawih.
"Tunggu kak, aku ambil tas nya dulu yaa" aku berlari menuju kamarku yang letaknya di lantai 2.
"Loh, kerudungnya mana?" Tanya kak Adam saat aku menghampirinya dengan pakaian tangan panjang dan celana panjang, membawa tas yang isi nya mukena dan Al-Qur'an.
"Aku kan udah bilang, aku belum minat kak pakai kerudung" jawabku.
"Ya minat gak minat kan wajib Shaa" kak Adam mengelus rambutku.
"Ayo cepetan kak, udah mau jam 7 nih" aku berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Hah?!! AYOOOO!!!!!" Kak Adam menarik tanganku menuju pagar.
*****
Kami (jamaah di masjid ini) telah selesai melakukan shalat Isya' sekaligus shalat tarawih. Sekarang saatnya kak Adam mengajar anak-anak di masjid ini untuk mengaji. Ya, aku salah satu muridnya. Eh, jangan salah sangka! Sepanjang hidupku aku sudah beberapa kali khatam Al-Qur'an, tetapi yaa aku mengaji di masjid ini sekalian membantu kak Adam.
Aku melihat sekeliling. Semua tampak biasa-biasa saja. Eh, tunggu!!! Ada satu pemandangan yang menarik perhatianku.
Seorang ustadz memakai peci, baju koko berwarna biru gelap, begitu juga celananya, matanya berwarna cokelat hazel, senyumnya sangat manis. Perawakan tubuhnya tinggi tegap, umurnya sekitar umur kak Adam mungkin, 21 tahun. Aku terus memandanginya dari dalam masjid, sedangkan ia di teras masjid.
"Uhm... Suka ya sama dia?" Tanya kak Adam mengagetkanku dari belakang sambil menunjuk laki-laki itu. "Eh, uh, enggak apasih" aku memalingkan mukaku kearah yang lain. "Ngaku aja deh" paksa kak Adam. "Eng-" omonganku terpotong saat laki-laki ganteng itu menghampiri kak Adam.
"Adam!" Sapa laki-laki itu.
"Zayn! Apa kabar? Bagaimana kabarmu waktu di Perth?" Tanya kak Adam.
Oh, ternyata laki-laki ganteng ini bernama Zayn.
"Alhamdulillah baik Dam. Oiya, ini siapa?" Tanya Zayn sembari menunjuk kearahku.
Matilah aku dengan senyumnya itu.
"Dia adikku Zayn, namanya Sasha. Sasha, ini Zayn" kata kak Adam memperkenalkanku kepada si ganteng-Zayn.
"Sa-Sasha" aku mengulurkan tanganku. Saking gugupnya aku sampai terbata-bata.
"Zayn Malik" ia menjabat tanganku.
APA AKU HARUS TIDAK MENCUCI TANGANKU?!
"Zayn, uh, uhm, aku duluan ya. Dan, kak, nanti aku tunggu di depan ya!" Aku berpamitan segera pergi mengajar anak-anak. Daripada aku harus mati kutu disiti. Ya kan?
Zayn POV
Adam, baru kutau kau mempunyai adik. Adik yang cantik. Eh?!
No.
Yes.
But, no.
AAHHH I DON'T CARE!!!
Aku memasuki masjid, kulihat beberapa anak perempuan melihatku, um, takjub? Aku tak tahu. Aku berjalan mengikuti Adam dari belakang, kulihat ia mulai berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadz & Ustadzah (Zayn Malik)
SpiritualSasha, remaja 18 tahun yang seorang muslimah tetapi belum memakai kerudung. Hingga suatu saat ada seseorang yang membuatnya memakai kerudung. Siapakah dia?