Prolog

106 8 1
                                    

Jakarta, 2018

Namaku Alexa, Alexandrea Camile. Lahir di Sydney, tapi memutuskan untuk hijrah ke Indonesia pada tahun 2008, tepatnya saat memasuki masa SMA. Kalau ditanya alasanya kenapa, itu karena keputusanku sendiri. Saat itu aku merasa bosan dengan kehidupanku yang itu-itu saja di Sydney. Temanku di Sydney juga tidak banyak, dan aku rasa itu menjadi alasan utamaku untuk pindah ke Indonesia. Jika ditanya lagi kenapa Indonesia, jawabannya adalah Ibuku keturunan Indonesia. Keluarganya adalah seratus persen orang Indonesia asli. Omaku bilang kalau di Indonesia orang-orangnya ramah dan kemungkinan aku akan mendapatkan banyak teman.

Dulu aku selalu menganggap ucapan oma adalah candaan belaka. Maksudnya agar aku mau pindah ke Indonesia dan tinggal bersamanya. Tapi hari ini, aku membuktikan bahwa omongan Oma saat itu bukanlah candaan belaka. Hari ini aku berkumpul kembali dengan teman-temanku semasa SMA dulu. Semuanya lengkap, persis seperti saat dulu kami nongkrong di Bude. Mereka semua ini, orang-orang yang sekarang sedang mengobrol di depanku menjadi saksi bagaimana kisah cintaku dengan dia semasa SMA dulu. Mereka menjadi saksi di saat dia menembakku di tengah lapangan dengan sebucket bunga dan sebuah boneka besar. Mereka juga menjadi saksi di saat dengan tanpa hati aku memutuskan hubungan dengan dia.

Memutuskan sebuah hubungan yang selalu aku idam-idamkan bukanlah sesuatu yang mudah. Rasa penyesalan tiada henti itu masih terus menghantuiku, bahkan sampai saat aku menulis cerita ini dan kapanpun itu kamu membacanya.

Untuk kamu yang pernah aku sayangi, maaf kalau waktu itu aku menyakiti hatimu. Aku melakukan itu tentu saja bukan tanpa alasan. Andai saja kamu tau alasnaku waktu itu, aku mungkin tidak akan merasa menyesal seperti ini.

StuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang