02. Breathing

32 3 0
                                    

Sudah sejak 2 bulan yang lalu semenjak kelahiran Jaemin.

Kini Jaemin sedang bermain dengan Daehwan di halaman belakang rumah mereka.

Daehwan sangat suka mengajak Jaemin bicara, dengan ocehan yang hanya dimengerti oleh anak-anak tentunya.

"Jaemin... Coba tebak, 1+1 = berapa?" Daehwan memperlihatkan buku tugasnya pada Jaemin.

"Akhhh benar, kau belum bisa menghitung. Tapi tenang saja, nanti aku akan mengajarimu menghitung." Jaemin yang tidak mengerti dengan apa yang diucapkan Daehwan hanya bisa tertawa dengan gemasnya.

"Daehwan... Kemarilah." Jihyun memanggil Daehwan dengan beberapa mangkuk makanan di atas nampan yang dibawanya.

"Tolong ambilkan botol susu Jaemin diatas meja." setelah mendengar perintah ibunya, Daehwan langsung berlari masuk berniat mengambil botol susu milik Jaemin.

"Dimana botol susunya?" bola mata Daehwan mencari keberadaan benda itu.

"Itu dia." Daehwan menghampirinya dengan berlari kecil. Daehwan sedikit mengangkat tubuhnya untuk meraih, namun ternyata tubuhnya tidak sampai.

"Mejanya terlalu tinggi." Daehwan memilih cara lain, dia naik ke atas kursi dan berlanjut dengan menaiki mejanya. Dia merangkak dengan perlahan karena takut akan terjatuh.

"Ini dia, aku berhasil mendapatkanmu." Daehwan kembali merangkak, namun...

"Hey, sedang apa kau di sana? Ayo cepat turun." Ahn ji datang dengan handuk yang masih bertengger dikepalanya yang basah.

"Ayah... " Daehwan lebih memilih menunggu ayahnya menghampiri, dia pun dibantu turun oleh ayahnya.

"Sedang apa naik ke atas meja?" Ahn ji menurunkan Daehwan dari gendongannya.

"Ibu menyuruhku mengambil ini untuk Jaemin." Daehwan menunjukkan botol susu yang masih terisi penuh pada ayahnya.

"Kenapa tidak minta tolong pada ayah?" Ahn ji merendahkan tubuhnya agar dapat menyeimbangi Daehwan.

Daehwan hanya membalasnya dengan cengiran tak berdosa khas anak kecil.

"Ya sudah, berikan itu pada Jaemin." Ahn ji mengusap puncak kepala putranya. Daehwan pun berlari keluar untuk menghampiri Jihyun dan Jaemin.

"Ibu... Ini." Daehwan berlari menghampiri Jihyun dengan mengangkat botol susu Jaemin.

"Wah... Terima kasih." Jihyun menerima uluran tangan Daehwan padanya.

Daehwan kembali duduk di samping Jaemin dan bermain bersamanya.

Ahn ji pun ikut menghampiri mereka di halaman belakang rumah.

"Kenapa kau menyuruh Daehwan yang mengambil susu? Untung saja dia tidak terjatuh." Ahn ji masih sibuk dengan kegiatannya mengeringkan rambut.

"Terjatuh? Memangnya dia kenapa?" Jihyun bingung dengan apa yang diungkapkan suaminya.

"Dia naik ke atas meja untuk meraih botol susu Jaemin." kini Ahn ji beralih untuk duduk di samping Jihyun.

"Daehwan... Kenapa tidak minta tolong ayah?" Jihyun memberikan tatapan tajam pada putra sulungnya. Bukan karena marah, tetapi dia khawatir jika terjadi sesuatu pada Daehwan.

"Maaf ibu..." Daehwan menundukkan kepalanya merasa bersalah.
"Tolong jangan buat ibu khawatir Daehwan, ibu tidak ingin sesuatu terjadi padamu." Jihyun menarik Daehwan dalam dekapannya.

Daehwan hanya mengangguk pasrah dalam dekapan Jihyun.

"Sekarang, berikan ini pada Jaemin." Jihyun memberikan kembali botol susu Jaemin pada Daehwan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Beautiful [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang