4

410 20 6
                                    

"Coba tebak, Apa bedanya manusia dengan ayam ? "

Kata Epam pada Andra.

Saat ini mereka  tengah berada di dalam kamar .

Andra yang sedari tadi fokus dengan majalah cowok itu, pun beralih menatap Epam, tertarik
dengan pertanyaan nyeleneh sang adik.

" ya bedalah... Manusia sama binatang . "

" salah A'.."

" salah apanya ? Bener begitu "

Andra ngotot.

" heh ! dengerin baik baik ucapan adek ganteng loe ini"

Andra mencebik, itu adalah bahasan lama, Epam memang selalu mengatakan dirinya sendiri ganteng, dan sejujurnya Andra pun mengakui hal itu meski bibirnya lebih suka mencibir.

" Manusia itu kalau masih hidup namanya  ada banyak, ada jeni, julia, jono, jodi, Andra, Andri "

Epam mulai menjabarkan.

" Tapi kalau sudah mati cuma satu,  yaitu MAYAT "

Andra masih terus menyimak.

" Kalau ayam itu, kalau masih hidup namanya satu, yaitu AYAM. tapi kalau udah mati namanya jadi banyak "

"Ada ayam goreng, Ayam penyet, Ayam rica rica, Ayam sate, Ayam Kalasan Ayam pang-

"Anjirr ! Bahasan loe bikin gue laper tau nggak. "

Epam tergelak, dan Andra pun tertawa ngakak.
Bahkan ammar yang sedari tadi terlihat sama sekali tidak tertarik dengan obrolan kedua adiknya itu pun beraksi dengan melemparkan bantal ke arah Epam.

Kemudian mereka bertiga tertawa bersama , mengingat tebak tebakan dari epam yang sebenarnya garing tapi masuk akal dan menggelitik.

Epam berusaha menghentikan tawanya begitupun dengan Ammar, tapi Andra masih saja larut dalam tawanya terpingkal pingkal bahkan sampai memegangi perutnya.

Sejatinya Andra memang cowok lebay yang selalu berlebihan ketika menanggapi sesuatu, Seperti sekarang ini.

" udah, berhenti deh. kalau kita lagi ketawa itu ingatlah saat kita menangis " nasihat ammar.

" jangan berlebihan. " timpal Epam.

" kamprett loe berdua, nge doain gue nangis, lagian itu kata-kata siapa sih ? "

" itu hadist bego. Makanya ngaji "

Sungut Epam, geram. Benar-benar keterlaluan Aa' nya itu.

"oo... Hadist ya ? Mana gue tahu "

Epam beranjak dari duduk memungut bantal dan guling yang berceceran di lantai, mulai mengabaikan kedua kakaknya. kemudian merebahkan dirinya di samping ammar mencari posisi ternyaman sambil memeluk guling, matanya terasa berat dan mengantuk sekarang.

" bang.. " tiba-tiba Andra bersuara, tampak serius, Sementara Epam sudah mulai terbuai dalam mimpinya.

" hm-"

" tadi bokap  kesini ya ? "

Ammar bergeming, dia malas sekali membicarakan hal itu.

" nggak kerasa udah hampir tiga tahun kita tinggal disini , dan sejujurnya--- gue rindu tinggal
bareng-bareng lagi sama mama dan papa "
Matanya berkaca-kaca, Andra  merebahkan dirinya di sofa panjang di kamar itu, mengyilangkan kedua tangannya di bawah kepala, sebagai bantal.

" apa yang bikin loe rindu  ? "

Kentara sekali, nada bicara ammar terdengar tidak suka dengan keterus terangan Andra.
Memangnya apa yang salah ? Dia hanyalah seorang anak yang merindukan kasih sayang kedua orang tuanya, lagi pula Andra yakin baik Ammar ataupun Epam, kakak dan adiknya itu juga merasakan hal yang sama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang