Draco memperhatikan bagaimana dia tertidur, meringkuk seperti bola, dengan lengan telentang ke atas sofa. Dia tidak tahu mimpi apa yang sedang di alaminya, tapi Merlin. . . Dia sangat cantik.
Draco mengambil selimut yang terletak di lengan Sofa lalu menyelimutinya, dia tidak ingin membangunkan Hermione yang tampak sangat lelah akhir-akhir ini, belakangan ini kerjaan Hermione menumpuk tidak terkendali hingga membuatnya harus mengambil lembur dan segera menyelesaikannya. Draco merasa bersalah karena bersikap Egois, tidak membiarkan Hermione pergi ke luar selama Seminggu lebih hingga sekarang dia harus banting tulang untuk kerjaannya.
"Aku baik-baik saja," Suara parau Hermione, perlahan kedua matanya terbuka. "Sudah berapa lama aku tertidur?" Duduk lalu menyandar pada Sofa, Hermione menguap beberapa kali.
Draco mengambil Cangkir Teh di depannya, lalu memberikannya pada Hermione,"Empat Jam lebih, tapi aku rasa kau butuh lebih banyak waktu untuk tidur"
"Terima kasih," Kata Hermione saat menerima Cangkir, "Aku tidak terlalu terbiasa tidur siang terlalu lama, Empat Jam saja sudah menjadi waktu terlama untuk tidur siangku" Setelah meneguk Dua atau Tiga kali, Hermione menaruh kembali Cangkir tersebut di meja, lalu mengambil selimut di bawah kakinya dan melipat kembali dengan rapi.
"Malfoy, apa aku bisa meminjam Mobilmu untuk mengunjungi Ayahku di rumahnya?" Tanya Hermione. Sudah lama dia tidak bertemu dengan Ayahnya, sejak permintaan itu. Selama ini Hermione selalu berkomunikasi lewat Telepon atau E-Mail.
"Tentu, asal aku bisa ikut?" Draco melihat Hermione tampak kaku untuk beberapa saat, dia hanya ingin menemani dirinya saja. "Aku bisa menunggu di luar, di dalam Mobil" Lanjutnya.
Hermione tersenyum, "Baik, kau bisa ikut"
Draco senang. Dia mendekat ke Hermione lalu mencium rambutnya dengan lembut, "Terima kasih, Granger"
"Terima kasih, kembali" Memeluk pinggang Draco dengan erat. Hermione merasa hidupnya kembali mempunyai pegangan yang kuat. "Terima kasih banyak".
--
"James tidak ingin pulang, dia senang menunjukkan kepintarannya pada para sepupunya" Ginny meringkuk lebih dalam ke dada Harry. Kebersamaan seperti ini sudah jarang di lakukan ketika Harry sibuk dengan pekerjaannya sebagai Kepala Auror.
"Dia seperti Pamannya, "Ucap Harry terkekeh.
"Harry, kau baik-baik saja?" Ginny mendongak untuk melihat langsung wajah Suaminya. Dia tahu, ada hal berat yang terjadi pada Suaminya, Kakaknya, dan juga Sahabatnya yang begitu tersembunyi begitu dalam.
"Tidak apa-apa, Ginn!" Jawab Harry mengecup puncak kepala Ginny. "Menurutmu apa aku harus diam terus?"
"Apa ini sudah saatnya, Harry?" Ginny balik bertanya, menurutnya tidak ada jawaban yang baik untuk pertanyaan Harry. Harry sendiri yang sudah tahu jawaban dari semua permasalahan ini.
"Mungkin, Ginn"
Mungkin saja, pikir Harry. Dia tidak tahu harus dari mana untuk memulai memperbaiki keretakan hubungan persahabatan mereka. Dalam hidupnya sebagai Harry Potter, dia merasa tidak berguna sama sekali dalam memperbaiki semuanya. Kadang dalam benaknya, Harry ingin melawan Seribu Voldemort dari pada harus menghadapi permasalahan seperti ini.
"Besok, Ulang Tahun John Granger"
Harry membelai punggung Istrinya dengan lembut, "Kau ingat Ginn?, saat Hermione mengundang kita untuk merayakan Ulang Tahun Ayahnya. Kita tampak bodoh harus meniup puluhan balon" Terkekeh.
"Saat itu, Hermione menyuruh kita meniup dengan mulut. Wajah kita semua merah padam" Ginny tertawa pelan mengingat kenangan indah mereka saat Tahun Ke Lima.
"Aku ingat . . ." Senyum Harry.
- -
"Aku suka Mobilmu," Seringai Hermione saat mengamati interior dalam Mobil Draco, Mobil Audi merah yang sekarang melaju dengan kecepatan sedang.
"Kau tau, Granger? Dulu aku menyukai Mobil ini lebih banyak dari pada Wanita kencanku" Draco menyeringai.
Hermione melotot, "Sebegitu Istimewanya, Mobil ini" Mengusap Stir Mobil, Hermione senyum. Dia tidak menyangka Draco mengijinkannya untuk mengemudikan Mobilnya.
"Mobil ini pengganti Sapu terbangku," Jawab Draco. Hermione menoleh ke samping. Wajah Draco tampak kaku. "Tapi sekarang aku sudah tidak menyukainya terlalu banyak, aku lebih suka padamu" Mengedipkan sebelah matanya, Draco mengulurkan telapak tangannya untuk menyentuh paha Hermione.
"Aku sedang menyetir, Malfoy!" Desis Hermione saat merasa Jari Draco menggelitik ujung Celana Dalamnya.
"Aku juga sedang mengemudimu"
Kedua tangan Hermione memegang erat Stir Mobil, Bibinya di tutup dengan rapat agar tidak keluar suara yang menjijikan. Sial. Kenapa dia harus memakai Rok yang mempermudah aksi Draco. "Malfoy. S-Stop!"
"Tidak mau!" Balas Draco, memasukkan jari kedua ke dalam milik Hermione yang sudah basah. "Tenang saja, aku hanya ingin membuatmu santai"
Hermione mencoba untuk konsentrasi, tidak ingin membuat kecelakaan fatal. Tapi dengan Vagina yang terus di aduk, bagaimana Hermione mencoba untuk berkonsentrasi. Oh Tuhan.
"Keluarkan saja, Granger?" Rayu Draco.
Sesuai perintah, Hermione keluar dengan begitu deras. Rok, Celana Dalam, bahkan Jok Mobilnya juga ikut basah. "Aku harus membersihkan diri,"
"Aku bisa dengan Tongkatku" Usul Draco, sebelum Draco mengeluarkan Tongkat Sihirnya, Hernione sudah membentak lebih dulu.
"Aku tidak ingin dengan Sihir, Malfoy!!
"Baiklah,"