Pilih Siapa?

33 1 0
                                    

Hari Selasa. Hari yang entah kenapa selalu membuat Tini tidak bersemangat dan bukannya Senin. Rasanya Tini cuma ingin menelungkupkan kepala dan tertidur dengan jaket sebagai bantal dan lengan untuk menutupi wajah. Apalagi hari ini sudah sejak jam pertama hingga jam kelima ini tidak ada guru yang mengajar dan hanya diberi tugas yang bahkan dikumpulkan minggu depan.

Sayangnya Gema si Ketua Kelas sedang melakukan sosialisasi tentang pemilihan ketua OSIS di depan kelas, sekaligus mempromosikan calon pilihan nomor satu secara terang-terangan. Jika ketahuan tertidur akan diganggu terus-terusan. Digebrak, digeser lengannya, atau dikelitiki. Apapun agar diperhatikan.

"Kamu bakal pilih siapa, Tin?" Tini menoleh mendengar teman sebangkunya bertanya, lalu mengangkat bahu sekilas.

"Enaknya pilih siapa?" Tanyanya balik.

Raden, teman sebangkunya, berdeham sebentar lalu ikut-ikutan mengedikkan bahu. "Nomor satu aja kali ya? Biar nggak ribet."

Tini mengangguk-angguk khidmat.

Edo dan Fahri yang duduk di depan keduanya berputar ke belakang. "Kamu serius mau pilih Yudha?" Tanya si gembul Edo. Kacamatanya melorot di hidung berminyaknya, hampir lepas.

"Emang kenapa?" Tini mengangkat alis dengan ekspresi bingung.

"Oh iya!" Seru Raden tiba-tiba, baru menyadari sesuatu. "Nggak pilih Arya? Dia kan, temenmu."

"HEH, YANG DI BELAKANG!" Sembur Gema tiba-tiba. "RADEN, EDO, FAHRI! JANGAN PENGARUHI TINI YA, BIAR AJA DIA PILIH YUDHA! POKOKNYA KELAS KITA KUDU DUKUNG YUDHA!"

"Denger aja kamu, Ge," Fahri menggerutu. "Lagian siapa sih, yang lagi pengaruhin Tini? Orang kita cuma nggak mau Tini kena masalah sama Arya. Kalo Arya marah sama Tini emang kamu mau tanggung jawab?"

Seketika kelas hening. Benar juga, batin Gema dan seisi kelas lainnya. Masalahnya, kalau Arya marah ke Tini, mood Tini bisa jelek dan seisi kelas kena semprot kemarahannya atau lebih parah lagi, didiemin. For your information, Tini seram kalau lagi marah.

"Eh iya, Tin," sahut Karina si biang gosip. "Khusus kamu boleh deh pilih Arya."

Dengan ekspresi lempeng Tini membalas, "Nggak papa, ntar aku pilih Yudha aja." Dan sedetik kemudian pandangannya jatuh pada Arya yang sedang mengobrol dengan Jodi, salah satu teman sekelasnya.

Haahh... ngambek deh pasti abis ini, batinnya.

Ngambek!Where stories live. Discover now