BAB 1

4 1 0
                                    

Pagi yang indah untuk hari yang cerah,tapi tidak untukku karena bak terkena petir di siang bolong saat melihat jam sudah menunjukkan pukul 07.25,

Langsung saja aku masuk kamar mandi dengan durasi 10 menit, setelah semua beres aku langsung kebawah dan sudah tidak ada orang tuaku ,kecuali pembatu yang sedang beres-beres.

sial,sial,sial adakah hari yang lebih sial dari hari ini, aku terus berlari sampai di depan gerbang sekolah yang hampir tertutup.

“Stoppp, aduh aduh pak Budi jangan dulu ditutup dong tanggung nih dah setengah masuk” kata Kara saat tangan dia terjepit pagar yang akan ditutup.

“Elah neng baru tangan doang yang masuk, udahlah bapak pengen tutup nih gerbang, awasin tangan kamu tuh, lagian telat sih”, langsung saja ngeluarin tangan Kara yang terjepit di tengah tengah pintu.

“Hayolah pak masa gitu sama saya yang unyu gini (sambil mengedipkan mata)” ucap Kara sambil memelaskan muka.

“Ya sudahlah buru masuk untung kamu anak perempuan” sambil berdumal dan membukakan gerbang untuk Kara.

“Emang kalau perempuan kenapa pak?” jawab Kara dengan penasaran sambil mendekat ke arah pak Budi.

“Nggak, udahlah sana masuk” sambil mengibas-ngibas tangannya untuk mengusir Kara yang penasaran.

“Sip pak makasih ya Pak Budi yang ganteng tapi
duapuluh tahun yang lalu hehehehe” sambil melambaikan tangannya dan berlari kecil menuju kelasnya yang sebentar lagi akan di masuki oleh guru killer.

“Dasar, anak jaman sekarang sudah berani sama yang lebih tua”  hanya bisa mengelus dada dan tersenyum sambil mengelus dada.

akhirnya setelah melewati gerbang kematian aku langsung ke kelas dan sedikit keberuntungan masih berpihak kepadaku ternyata guru terkiller belum masuk ke kelas, dengan napas lega aku langsung saja masuk ke kelas.

“ Wah gila lo baru nyampe” kata Lyla dengan wajah kaget saat temannya masuk dengan senyum kebanggaannya.

“Maklum lah abis nonton drakor gua terus baru tidur jam 2 pagi” kata Kara dengan cengiran dan langsung duduk disamping Lyla yang sedang menulis di bukunya.

“ Anjir lah beruntung banget lo, tuh guru belum dateng pas lo nongol”  seru Araxi tanpa melihat ke Kara yang sedang menyiapkan buku yang akan di pelajari.

Waktu berjalan dengan lambat dan akhirnya jam istirahatpun berbunyi, mereka langsung ke kantin dan mencari tempat duduk yang berada di pojok.

Setelah mereka duduk datanglah sang pengrusuh yang memiliki status teman kita.

“ Gengs, lo pada tau gak kalau si Aldo ganti ceweknya lagi. Gila baru aja satu bulan sama si Intan eh ganti lagi ckckckck, emang playboy mah bebas apalagi muka menjamin keturunan” ujar Ara dengan muka serius dengan suara yang mengalahkan toa masjid sehingga mengundang orang yang melewati meja mereka.

“Buset dah tuh mulut kecilin dikit napa budeg nih kuping gua, lagian ngurusin banget sih urusan orang biarin ajalah dia mau ganti cewek kek, ganti rambut kek, ganti penampilan kek atau nggak sekalian ganti gender kek bukan urusan kita keles” ujar Kara sambil main hp, tidak peduli reaksi Ara yang sudah diem karena jawaban dari Kara.

Kara memang suka berkata tajam terhadap teman-temanya tetapi dia juga bisa lucu sesuai dengan suasana hatinya, beda dengan Ara reaksi Araxi malah ketawa mendengar kata Kara

“ Eh diem napa Arax ketawa mulu, gua serius nih si Kara aja yang gak peduli. Tajem banget dah kata katanya sakit hati gua nih, kalau sampai si Aldo dengar wah bisa menjatuhkan harga diri itu mah” dengan muka cemberut sambil menatap tajam ke arah Kara yang masih asik main hp. Araxi yang namanya di ubah menjadi Arax langsung berhenti ketawa

“ Coy enak aja lu ganti nama gua yang udah bagus malah jadi gitu, kamvret lu sebel gua sama lu” tunjuk Araxi ke arah Ara yang ketawa melihat Araxi marah-marah gak jelas

“ Hey udah dong kita kapan makan nih, laper nih perut” ucap Lyla yang dari tadi hanya melihat dan menyimak kelakuan teman-temannya. Lyla memang pendiam tapi dia tempat yang enak untuk curhat.

Akhirnya mereka memesan makanan tetapi yang beli Kara dan Lyla karena Araxi dan Ara menjaga tempat duduk agar tidak di tempatin.

Setelah mereka selesai makan barulah Araxi dan Ara berulah dengan bergosip, ngomongin cowok sambil ketawa. Lyla yang dari tadi diam langsung berbicara mengenai libur singkat selama 4 hari.

“ Libur kita ngapain aja ya, bosen nih kalau di rumah mulu jalan- jalan yuk atau nggak kuliner makan, gimana menurut lu pada?” ucap Lyla sambil menatap mohon pada teman – temannya yang sedang berpikir.

Kara yang sedang meminum teh manis hanya mengangguk untuk menyetujui ide Lyla, karena jika di rumah Kara akan bosan karena sendirian di rumah.

“ Ayo dah tapi mau kemana nih, sekalian gua mau ke gramed nyari buku” ujar Araxi

“ Gimana kalau kita ke mall terus gua tau tempat buat kita kuliner makan?” kata Kara dengan muka serius dan hanya diangguin oleh mereka.

Akhirnya mereka bergegas ke kelas karena bel sudah berbunyi

Tbc
~~~~~

FATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang