Chapter 1: Telah Diketahui Part 4

14 2 5
                                    

Sembilan hari setelah aku tiba di kampung halaman keluarga yang bahagia itu. Akhirnya tubuhku kembali normal, aku sudah bisa berjalan normal dan melakukan apapun yang kuinginkan. Tapi ada satu hal yang menggangguku saat ini, semua "mana" ku hilang. Aku merasa sangat lemah bahkan jika anak beastman menyerangku aku bisa saja kalah telak olehnya.

Ini masih malam, orang-orang dirumah ini semuanya tertidur lelap.

Aku ingin memastikan beberapa hal, jadi aku akan berkeliling disekitar sini

Tapi sebelum itu—

Ada apa dengan tubuhku? Kenapa? Tubuhku menjadi seukuran anak yang sedang puber? Dimana otot-otot ku yang perkasa? Kemana perginya mereka?

Apa ini ada hubungannya dengan "mana" ku yang hilang?

Aku akan menyelidiki hal ini sampai aku mengerti situasinya. Untuk saat ini aku harus berhati-hati setiap kali aku akan melakukan sesuatu

Pertama aku akan mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk bertahan.

Aku menemukan pisau dapur

Yang benar saja! Jika aku bertemu dengan seorang kenalan dia pasti akan menertawakanku karena aku menggunakan pisau dapur sebagai senjata

Lupakan hal itu, sekarang aku harus mencari informasi sebanyak mungkin.

Aku segera keluar dari rumah ini.

Tak kusangka diluar rumah sangat gelap, biasanya aku langsung mengaktifkan [Night Vision] tapi untuk saat ini "mana" ku tidak mencukupinya dengan kata lain aku tidak punya "mana" sama sekali.

Sial!! Mungkin aku akan menunggu besok.

***

"Sayang kamu melihat pisau dapur kita? Aku membutuhkannya untuk mengiris bawang"

Samar-samar aku mendengar suara dari pasangan lelaki yang sudah menyelamatkanku, sepertinya dia kebingungan dengan pisau dapurnya yang hilang.

"Bukankah kamu selalu menggantungnya di dinding sayang? Atau mungkin kamu lupa menyimpannya. Carilah dulu jika tidak ketemu aku akan membelinya ke alun-alun desa"

Apa aku harus memberikan pisau dapurnya ke perempuan itu? Tidak. Ini kesempatan bagus untuk pergi mencari informasi.

"Tidak sayang, aku tidak mungkin lupa untuk menyimpannya apalagi untuk barang yang penting seperti itu"

Pisau dapur sangat penting? Sungguh aneh, dia hanya bisa mengiris daging saja. Tidak bisa dipakai untuk menyerang monster atau semacamnya.

Aku memutuskan untuk bangun dan masuk dalam pembicaraan dua orang itu.

"ahh, boleh aku ikut ke alun-alun desa?"

"Tentu saja kamu bo—"

"Eh? ehh?!"

Suaranya cukup memekikkan telinga ku dan membuat kaget seisi rumah ini.

"Syukurlah kamu sudah sembuh sekarang, aku begitu mengkhawatirkan dirimu yang tidak kunjung bisa bangun, sungguh aku begitu senang. Kupikir kamu akan lumpuh seumur hidupmu, aku sangat takut jika itu terjadi padamu"

Perempuan itu mendekat lalu memelukku dengan erat. Dia seperti sudah mengenalku sejak lama.

Perasaan ini—

Ini hangat...

Ini adalah kasih sayang dari seorang ibu, sudah lama aku tidak merasakan seperti ini.

Sectsabe: Show Your DeterminationWhere stories live. Discover now