#5

26 5 3
                                    

"Za besok abang balik ke Bandung."

Reza mendengus kesal karna mulai besok ia menjadi anak tunggal lagi. Tidak ada lagi sosok abang untuk bertukar cerita robot, avengers, atau tentang teman perempuan di kelasnya.

"Kenapa cepet banget sih bang? Aku masih pengen ada abang di sini. Bosen aku tu di rumah." keluh Reza.

"Yeee abang kan sekolah Za di sana. Ntar kalo libur semester abang ke sini." Ujar Ridho sambil fokus menyetir.

Sedangkan Mela, dia hanya duduk diam di sana. Mengamati perbincangan kakak beradik itu.

🌻🌻🌻

Mela memasuki rumahnya dengan pakaian sedikit basah. Ia menaiki tangga dan menuju ke kamarnya untuk berganti pakaian.

"Mel, turun makan! "

Mela turun dengan memakai piyama tidurnya. Warnanya dusty pink dengan corak bunga. Sengaja ia memilih baju itu karena hangat digunakan pada cuaca hujan seperti ini.

Mela duduk bersama tante dan om nya. Kemudian terdengar suara ketukan pintu dari luar.

"Assalamualaikum" Begitu suara yang terdengar.

"Waalaikumsalam" Jawab Mela sambil membuka pintu.

Kepalanya sedikit mendongak untuk melihat sosok tinggi dihadapannya kini. Ridho. Yap putra sulung pak Suhen itu kini berada di hadapan Mela dengan tatapan datar.

"Siapa Mel? " Tante Ira menghampiri kedua remaja yang berada di depan pintu itu.

Ridho menyelonos masuk melewati Mela. "Tante, aku Ridho anaknya Pak Suhen. Ke sini cuma mau pamit doang kok besok udah mau balik takut gak sempet pamit."

"Eh makan dulu mumpung lagi disini, dari kemaren gak ada main ke sini kan"

"Sok ramah banget sih tu orang" Mela mendumel dalam hatinya.

Hanya Mela yang menampakkan ekspresi tak suka. Lain halnya dengan tante dan om nya. Kini tantenya menuntun Ridho menuju ruang makan.

Banyak hal yang diceritakan Ridho pada tante dan om nya. sok akrab. Itulah pikir Mela. Sesekali cowok itu tersenyum dengan sangat manis. Mela tak mempedulikan.

Makan malam telah selesai. "Tante, Mela aja yang cuci piringnya" Mela mengumpulkan dan membawa piring-piring kotor ke dapur. Ia sungguh tidak kuat berada di sana lebih lama lagi. "Permisi" Katanya sambil senyum sinis ke arah Ridho.

Mela mencuci piring dengan pikiran terpenuhi Ridho. Huh dia sungguh benci ketika harus mengingat nama itu. Eitts, sekarang Mela berpikir ulang. Apa yang membuatnya tidak menyukai Ridho sejak awal? Padahal cowok itu tidak melakukan apa pun.

Gelap.

Seluruh ruangan tempatnya mencuci dapur gelap. Sepertinya pemadaman listrik karena di luar hujannya sungguh lebat disertai petir sesekali. Mela meraba saat berjalan. Dirasakan tubuh seseorang. "Om nyalain lilin dong gelap banget ni"

"Mela tunggu disitu ya, om ambilin lilin." suara oom nya terdengar dari jauh.

"Loh kalo om disana trus ini siapa?" Bingung Mela.
"Gue" Ekspresi datar itu disambut dengan cahaya layar handphone milik sang empunya suara.

Hayoo siapa yang nungguin updatenya? Aku seneng banget loh sama reader yang exited sama cerita aku.

Maaf yah kalo updatenya lama banget, lagi ujian daku soalnya 😣 doain semoga nilai aku bagus ya.

Vote and comment yaa Thankyouuu 💚

MelaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang