"Apakah jatuh cinta bisa datang dengan cepat? Kalau memang iya, mengapa melupakan membutuhkan waktu yang lama?"
'Kalo jalan pake mata dong woi! gue lagi bawa buku setumpuk juga, main nabrak pake basket lo segala,'
Seketika semua siswa siswi yang tengah ber
istirahat di sekitar lapangan basket menoleh ke arah Melody.Amarah Melody seketika meluap karena cowok basket itu.
bagaimana tidak?
dia tengah membawa tumpukkan buku tebal dan semuanya terjatuh karena bola basket.kan berat.'Yaudah sih, gue minta maaf, gue harus ngapain? gue mau nolongin, lo malah marah, gue diemin, lo malah tambah marah,' ucap cowok itu sambil mengulurkan tangan nya pada Melody yang masih dalam keadaan terduduk.
Namun Melody menolak dan berdiri.
Melody hanya menatap nya dengan tatapan sinis.'Yaudah sini semua bukunya, gue aja yang bawa, mau dibawa kemana buku nya? sini gue bawa.'
Mendengar kalimat itu, Melody ingin tersenyum, tapi satu detik kemudian, pikiran waras nya kembali. gengsi lah, udah marah marah, malah senyum.
'yaudah gih sana, anterin ke meja bu Anne,'
Dengan masih menggunakan seragam sport anak basket, 'cowok' itu mengambil semua buku yang jatuh berserakan di lantai.
dengan wajah lelah dan kaki pegal sehabis latihan basket, 'cowok' itu membawa semua buku tadi.Untung di lantai satu, kalo di lantai tiga bisa mati gue, batin cowok itu.
Sambil berjalan berdampingan, mereka berdua menyusuri koridor sekolah.
melewati lapangan basket sekolah yang tengah ramai karena banyak siswa dan siswi yang menghabiskan makanan di lapangan basket, entah apa daya tarik lapangan untuk dijadikan tempat makan.'Permisi.. ' ucap Melody saat memasuki ruang guru.
'Melody ya?'
'Iya bu'Lalu Melody dan cowok itu menghampiri meja bu Anne, karena meja bu Anne tak jauh dari pintu masuk ruang guru.
'Ini bu bukunya,' ucap Melody, berbarengan dengan cowok yang disampingnya.
'Kok kamu bisa bareng sama Varo, Melody?'
ooh, Varo namanya.
Bagus namanya, tapi nggak buat orang nya.'Iya bu, tadi abisnya--'
Belum sempat Melody menghabiskan kalimat nya,
dengan cepat cowok yang bernama Varo itu memotong pembicaraan Melody.'Gini bu, tadi kan saya ngeliat dia jalan di koridor sekolah, saya liat dia kayaknya capek dan keberatan gitu bawa buku, yaudah saya tolongin,'
'kebetulan saya lagi latihan basket tadi.' lanjut Varo.Mendengar kalimat itu, dengan keras Melody menginjak kaki Varo, membuat Varo meringis 2 detik.
'Bukan begitu bu cer--'
'Ooh jadi gitu.. yasudah kalian boleh kembali ke kelas masing masing.. terimakasih nak Varo sudah mengantarkan buku ibu'
Lagi lagi ucapan Melody terpotong.
Sial.
anjir, Varo bener bener ngajak gue buat sparing.
Setelah mendapat izin dari Bu Anne untuk kembali ke kelas, di awal langkah menuju pintu guru langkah Melody biasa saja.dalam tempo yang santai.
Namun, ketika telah menginjak lantai putih di luar ruang guru, lantas Melody mempercepat tempo jalan nya.
Amarah nya ke cowok itu semakin menjadi jadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU.
Teen FictionYah, berharap pada seseorang dan mengejar seseorang dari masalalu yang telah pergi seperti nya memang sulit. Tapi, apakah berpindah hati selalu menyenangkan? Kurasa tidak!