Bab 1

17 3 0
                                    

Ini kali pertama Kanza mendapatkan laki-laki yang benar setianya. Benar hubungannya. Perempuan cantik itu tidak menyangka akan mendapatkan laki-laki yang senang akan kepada dirinya. Kecanggungan memang selalu tercipta jika laki-laki itu teman sekelas, ya harus bertemu setiap hari, tahu apa saja yang dia lakukan, dan mungkin sifat pencemburu pun akan hadir. Kanza benar-benar canggung. Tapi dia memang sudah terbiasa, karena sebelumnya, masa lalunya juga merupakan teman sekelas. Dan karena Leon juga tidak pernah merasa canggung setiap kali mengobrol dengan Kanza di kelas, ini membuat Kanza semakin percaya. Walaupun tidak ada satu temanpun yang tahu mereka mempunyai hubungan lebih dari seorang teman. Lagipula, hubungan mereka berdua memang tidak seperti orang pacaran, tidak so sweet, namun rasa sayang selalu tercipta.

Bel pulang tiba, Kanza pulang dengan teman perempuannya begitu juga dengan Leon. Mereka kelihatan seperti tak ada apapun, biasa, seperti teman yang lainnya.

Leon's calling

"Hai Leon"

"Juga"

"Kita udah 3 bulan, Leon."

"Gue tahu. Emang kenapa?"

"Ermm gak apa-apa"

"Jangan banyak yang di tutup-tutupin, Kanza. Kita jalani aja dulu. Nanti juga tahu dengan sendirinya."

"Haha iya"

Mereka lama berbincang via telpon, Katanya Kanza 'Kangen' padahal Leon bilang, 'kita baru ketemu, Kanza. Tapi gak apa-apa deh gue juga kangen sama lo. Yaudah, gue tutup dulu ya. Bye sayang.' Ini yang membuat Kanza percaya bahwa Leon beda dari yang lain. Kanza tahu, tampan nya biasa-biasa saja, apalagi kelakuannya absurd. Tapi, Kanza gak peduli. Kanza bilang,

"Kita perbaiki sama-sama ya,"

Hati seorang perempuan akan nampak jika dirinya sedang bahagia dan tentunya sedang di bahagiakan oleh orang lain. Termasuk pujaan hatinya.

Gue gak pernah nyangka, kalo tahun ini, sekolah baru gue ini, gue bisa punya perasaan itu sama lo. Gimana ya kalo gue gak sekelas sama lo? Mungkin gak ada perasaan ini, Le. Tapi, semesta kasih kita bentuk cinta, yang gue juga gak akan tahu gimana ending dari kisah ini. Tapi gue harap, semua akan baik-baik aja. Semua akan indah. Bahagia Le. Sama lo.

Gue tahu, lo cuek orangnya. Dikit-dikit 'gue maen dulu ya'  itu bentuk kebiasaan lo, dan hobby lo juga, yang gak bisa ninggalin hobby gamers itu. Gak masalah, gue malah suka.

Kanza memang tahu, bahwa Leon gamers, yang terkadang cuek, tapi itu tidak masalah bagi Kanza, toh dirinya pun cewek gamers. Jadi se-hobby mungkin. Cuma bedanya, Kanza mungkin gak terlalu tergantung dengan game, ia juga suka meluangkan waktunya untuk membaca.

Cowok gamers itu cuek, tapi sekali romantis gak bisa ada yang ngalahin.

***

Pukul 20:32. Kanza sedang membaca pesan-pesan yang masuk ke handphonya. Pesan yang terkadang suka membuat Kanza tertawa. Grup teman sekelasnya. Seling beberapa menit dari itu, Kanza mendapat pesan dari Leon.

Leon Driandri: Hey

Kanza: Apa? :p

Leon Driandri: Kangen nih❤

Kanza: Besok juga ketemu

Leon Driandri: Jangan buat gue cemburu ya, besok. Wkwk

Kanza: Liat aja nanti❤

Leon Driandri: Yaudah, tidur gih

Kanza: Lo juga

Leon Driandri: Gue entar

Kanza: Kenapa?

Leon Driandri: Nunggu lo tidur dulu. Takut lo selingkuh. Nanti malah chattingan sama yang laen.

Kanza: Lo jealos ya? Wkwk

Leon Driandri: Gak.

Kanza: Iya iya gue tidur. Good night❤

Leon Driandri: Too❤

***

Kelas sedang ribut-ributnya. Guru yang mengajar di kelas tidak hadir, sehingga memberi tugas. Tapi, murid-muridpun sama sekali tidak mengerjakan.

Berbeda dengan Kanza, dan ke-5 teman-temannya. Selalu mengumpulkan tugas yang pertama. Ketika mereka sudah selesai, di lanjutkan dengan mengobrol, hal apa saja, mereka selalu di obrolkan yang endingnya mengundang teman-teman lainnya untuk ikut bergabung juga. Di sana ada gelak tawa, yang siapapun ada disana pasti nyaman. Begitulah dengan Kanza dan ke-5 temannya.

Ketika sedang serius mengobrol, tiba-tiba Leon datang dan duduk di dekat Kanza. Tapi Leon seolah bersikap biasa, Kanza juga. Sehingga teman yang lainnyapun tidak curiga dengan kedekatan mereka.

"Kia, gue belom ngerjain tugas nih, lihat dong"
"Leon, kerjain sendiri". Balas Kia

"Wik, gue lihat punya lo ya,"
"Tuh, di Kanza"

Mata kami sempat bertemu, tapi langsung ku palingkan, aku tidak mau teman-teman yang nantinya mengatakan "cieeeee"

"Lihat dong,"
"Sini, gue bacain ya"

Jarak kita deket banget nih, Kanza takut yang nantinya akan jadi tontonan teman sekelasnya. Tapi, Leon mengerti akan sikap Kanza yang tidak enak,

"Bersikap kek biasa aja, Kanza". Ucap leon yang hanya bisa di dengar oleh Kanza. Dan Kanza tersenyum.

Jarak kita gak ada yang tahu Le, kalo lo sama gue lagi sama-sama seneng karena bisa ngobatin kangen.

Setelah Leon beres menulis, ia ikut berbicara dengan teman yang lainnya. Sama. Tetap pada posisi duduk dekat dengan Kanza.

"Wika, udah. Thanks ya"
"Oke"
"Eh Wik, ada yang nanyain lo"
"Siapa?"
"Gue"

"Cieeeee". Teman yang lainpun langsung tertuju pada Wika dan Leon. Malah ada yang berfikir kalo mereka dekat. Tanpa ada yang tahu kalo yang duduk di sebelah Leon yang selalu Leon banggakan.

Leon menatap Kanza dengan senyum manisnya. Dan Kanzapun seolah-olah jijik melihatnya, padahal didalam hatinya,

Jangan senyum ke gue. Gue gak tahan, Leon!!!

***

Via telpon

"Acting lo bagus banget tadi, Le"

"Hahaha lo cemburu ya?"

"Gak juga"

"Hahahah. Besok belajar gak ya?"

"Enggak kayaknya. Kan ada acara Mojang gitu"

"Haha iya"

"Lo jadi cowoknya ya? Kelas kita gak ada perwakilan nih"

"Idih. Gak mau"

"Kenapa?"

"Gue maunya sama lo"

"Berangkat lah"

"Hahaha. Jangan deh"

"Kenapa?"

"Takut. Takut lo di culik"

"Gue bukan akan kecil kali, Le"

"Bukan itu. Lo cantik. Takut di bawa orang"

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang