2• Susah

28 4 1
                                    

"Berantakan Leon! Sana ih balik ke kelas lo sana" usirku cepat sebelum rona merah di pipiku semakin menjadi.

"Yaudah gue balik deh daripada lo ngambek, dadah sayang"

Coba statusnya gak begini, hfft.

°°°°°

Bel pulang sudah berbunyi 15 menit yang lalu, dan kelasku sama sekali belum ada yang meKnyentuh pintu kelas untuk beranjak.

Pelajaran Bu Mirka memang selalu memotong jam, mau itu jam istirahat ataupun jam pulang, seperti sekarang ini.

"..... oke jadi sekian, tugas lusa sudah harus dikumpulkan di kertas polio. Ingat, kerjakan sendiri tidak berdua, bertiga, berempat, berkelompok, apalagi menyontek. Awas saja ya sampai ketahuan sama ibu" ucap Bu Mirka panjang kali lebar seperti mata pelajaran yang dia ajar.

"Iya, Bu" jawab kami serentak sambil merapihkan buku pelajaran kami.

"Yasudah, selamat sore"

Setelah semua anak-anak beranjak untuk meninggalkan kelas, aku dan Darra masih merapihkan buku pelajaran.

Sesampainya aku di gerbang, kok sepertinya kenal motor yang bertengger manis didekat gerbang ya?

Oh, ternyata Leon.

HAH? LEON? DIA NGAPAIN?

Aku memilih memutar arah, berbelok menuju pintu samping sekolah. Tapi ternyata Leon sudah lebih dulu menghadang.

"Kok kabur sih, kan gue bilang pulang bareng, Na" ucapnya sambil menahan diriku yang ingin beranjak.

Dia gak tahu aja, sulitnya ngelupain.

Aku menghembuskan nafas dengan kasar, "ck, kenapa sih? Awas ah, gue mau pulang, Leon" sambil menggeser tubuhnya dari hadapanku.

"Yaelah, dulu kayaknya fine-fine aja pulang bareng gue. Kenapa tiba-tiba sekarang jadi gini? Lo udah punya cowok ya?", katanya lagi.

Aku bingung, sebenarnya yang sulit melupakan itu diriku, yang terlalu sensi dan pesimis itu diriku, tapi kenapa dia berkata seolah-olah dia diberi harapan palsu olehku?

"Na, Natha" ucapnya lagi.

"Iya udah, gue pulang sama lo aja deh"

"Gitu sih dari tadi, kayak pulang sama siapa aja" lanjutnya sambil menarik tanganku menuju parkiran motornya.

Setelah naik di motornya, dia menyerahkan jaketnya kepadaku, "tutupin itu rok lo, gue aja yang liat yang lain gak perlu liat" lalu dia bersenandung sambil menstarter motor.

°°°°°

Sesampainya dirumahku, aku membuka gerbang untuk aku masuk, tapi ternyata dia ikut memarkirkan motornya di dalam rumahku.

"Mau ketemu nyokap lo dulu, udah lama gak ketemu" ucapnya, seolah dia tahu isi pikiranku.

Lalu aku harus memaksakan dia untuk pulang, gitu? Enggak, Leon tak semudah itu.

Aku beranjak dari pintu gerbang, mengekori Leon seakan ini adalah rumahnya.

Tok..Tok..Tok..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang