run to you

845 130 152
                                    

Kata kebanyakan orang, Park Woojin itu enerjik, boy-ish, manly, bikin ambyar. Kata Kuanlin, Park Woojin itu mungil, imut, bikin gemas. Iya, dia sudah cek mata seperti saran Daehwi, dan ternyata minusnya bertambah 0,5.

Tapi, 'kan, hatinya tidak minus.

Dia benar-benar suka Woojin. Woojin yang tidak bisa diam, Woojin yang tertawanya mengguncang dunia dan akhirat, Woojin yang konyol, bahkan sampai aib-aibnya, Kuanlin tetap suka. Bila deskripsi rasa sukanya dijabarkan lebih jauh, bisa-bisa jadi satu skripsi. Jadi mari persingkat saja.

Singkatnya, Woojin itu termasuk jenis manusia yang tidak peka. Kalau kategori 'tidak peka' itu boleh dibagi lagi, maka Woojin itu termasuk jenis yang 'sangat tidak peka'. Berbagai macam sinyal, dari analog sampai digital, sudah Kuanlin coba tapi Woojin sama sekali tidak sadar. Makanya Kuanlin ingin menyatakan perasaan secara langsung. Masalahnya adalah, dia terlebih dahulu melaksanakan sesi curhat dengan Lee Daehwi.

—yang langsung tersedak cola.

"Sebentar, aku mencari cotton bud dulu. Sepertinya tadi aku mendengarmu bilang kalau kau suka Woojin-hyung."

"Memang iya, kok."

"—aduh, dimana, sih, cotton bud-nya."

"Aku serius, kok. Aku suka Woojin-hyung."

"—tidak dengar, telingaku rusak."

Cukup lama mereka berdebat antara Kuanlin yang salah ucap atau Daehwi yang terkena radang telinga. Akhirnya setelah masa-masa denial dari Daehwi berhenti, baru lah Kuanlin bisa curhat dengan tenang. Dia meminta saran Daehwi tentang bagaimana caranya menembak Woojin dan kapan idelanya. Soalnya, 'kan, Daehwi dan Woojin sudah bersama-sama sejak lama. Daehwi pasti tahu kesukaan Woojin. Pikirnya begitu.

Sayang sekali, Kuanlin baby, kau memilih orang yang salah.

"Woojin-hyung pernah bilang padaku kalau dia mau kencan makan malam di restoran perbukitan, begitu. Yang tinggi, supaya pemandangannya bagus."

Kuanlin dengan polosnya merealisasikan saran Daehwi dan yang ia dapat adalah Woojin yang menjerit-jerit ingin pulang, lalu ngambek pada Kuanlin tiga hari lamanya.







Masalah lainnya, Daehwi itu biang gosip. Kuanlin kira dia bisa percaya Daehwi. Kuanlin kira mereka sahabat sejati. Kuanlin kira Daehwi tidak seburuk yang dia kira. Tahu-tahu ternyata rumor mengenai dirinya yang ingin menembak Woojin telah tersebar ke seluruh member hanya dalam waktu beberapa jam. Dasar pengkhianat.








Minhyun dan Sungwoon

Untungnya (atau malah sialnya?), Daehwi tidak memberitahu Woojin. Member lainnya juga tidak. Sengaja. Akan sangat menyenangkan melihat usaha Kuanlin melakukan pendekatan pada Woojin, lalu melihat reaksi Woojin, plus memasang taruhan. Siapa, sih, yang tidak suka drama?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

double trouble | panchamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang