4. Gadis tak dikenal

23.4K 2.4K 124
                                    

Bunuh diri gak akan menyelesaikan masalah lo! Dengan lo bunuh diri, yang ada masalah lo malah makin runyam!

• • •

"Nah, ini ka―" Suara Madam Loly mendadak tercekat ketika pintu telah terbuka sempurna, ia melihat empat anak muridnya tengah bersantai di dalam kamar tersebut di waktu kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. "Kalian!"

Mendengar sentakan keras Madam Loly dengan ciri khas suaranya yang tidak bisa menghilangkan logat kota kelahirannya Amsterdam, Belanda, membuat ke-empat-empatnya terkesiap dan langsung bangkit berdiri dengan raut wajah tegang.

Mereka adalah empat anak yang selalu menjadi incaran para guru juga para penjaga keamanan asrama. Dengan latar belakang yang hampir sama, mereka berempat akhirnya diputuskan untuk ditempatkan di kamar yang sama.

Daniel Geraldine, anak semata wayang dari keluarga Geraldine. Ayahnya termasuk salah satu dalam deretan orang terkaya di dunia. Bisa sampai sekolah di Lawden Hall lantaran waktu SMP dia nyaris menghabisi nyawa teman sekelasnya sendiri. Daniel ini memang tipikal orang yang tergolong tempramental. Tidak boleh dibuat kesal sedikit, kepalan tangannya bisa langsung melayang membuat rahang patah.

Selain Daniel, ada juga Lukas Nathaniel. Laki-laki asli keturunan Chinese - Bandung, namun besar di Kanada dan cukup lama tinggal di Jakarta. Membuat ia lebih suka mencampurkan Bahasa Indonesia dan Inggris, ketimbang bahasa Sunda ataupun bahasa Mandarin. Meski keluarganya tidak sekaya Daniel, akan tetapi ayahnya merupakan pengusaha sukses di bidang pertambangan.

Bisa sampai disekolahkan di Lawden Hall karena orangtuanya merasa sudah sangat kuwalahan dalam mengurusnya. Kerjaan Lukas yang setiap harinya cuma balap motor liar, membuat Lukas sering kali terciduk oleh polisi. Hingga ayahnya harus mengeluarkan cek berkali-kali demi membebaskannya.

Ada lagi, Yudan Sebastian. Anak bungsu dari CEO hotel bintang lima. Bisa dibilang, Yudan itu anak yang paling susah diatur sedunia. Pembangkang. Sampai orangtuanya tidak lagi menyanggupi untuk mengurusnya. Bingung, harus bagaimana lagi menangani anak semacam Yudan. Tidak pernah mau jika disuruh sekolah. Selalu menghabiskan waktunya hanya untuk bermain gadget. Karena yang ada di otaknya hanyalah games, games, dan games. Sampai mereka akhirnya memutuskan untuk menyekolahkan Yudan di Lawden Hall.

Yang terakhir Ethan Oxa Samuel. Sebenarnya Ethan adalah yang paling pintar di antara mereka berempat. Otaknya terbilang cerdas meskipun jarang, bahkan nyaris tidak pernah belajar. Sedikit lebih normal dibanding tiga teman sekamarnya. Alasan orangtua Ethan sampai menyekolahkannya di Lawden Hall, karena ada seseorang yang mengaku bahwa anaknya telah 'dinodai' oleh Ethan. Meski nyatanya Ethan tidak pernah sedikit pun menyentuh perempuan itu.

Ethan tahu sebenarnya mereka menuduhnya hanya untuk uang. Karena orang itu sama sekali tidak meminta pertanggungjawaban pada Ethan agar menikahi anak gadisnya. Dia justru malah meminta sejumlah uang dengan nominal besar pada ayahnya Ethan sebagai gantinya.

Menurut pendapat dari semua guru dan para petinggi asrama, mereka berempat merupakan anak yang paling brutal sepanjang sejarah berdirinya Lawden Hall sejak tahun 1957. Mereka sering sekali membuat ulah. Berkelahi sepertinya sudah mendarah daging dalam diri mereka masing-masing. Siapapun pernah menjadi lawan mereka. Guru-guru, para petinggi asrama, pegawai yang bekerja di asrama. Kecuali satu yang sampai detik ini mereka segani. Thomas Lawden, alias pemilik asrama dan juga anak perempuannya.

Melanggar aturan yang jelas-jelas sudah tertulis jelas adanya seolah hal yang biasa bagi mereka. Seperti sekarang, di saat siswa-siswa lain tengah berada di kelas, belajar. Keempat anak itu malah bersantai-santai di dalam kamar. Bahkan Madam Loly selaku guru kesiswaan merasa sudah bosan menghadapi mereka. Bosan karena terus-terusan menghukum orang-orang yang sama, dengan kesalahan yang sama.

Emerald Eyes 1&2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang