Page 1

339 56 12
                                    

"Berkunjung ke Rumah Teman"
.
.
.

Taeyong menopang dagunya dan menatap malas keluar jendela kelas. Tangan kanannya yang terbebas ia gunakan untuk memainkan pena biru diujung jarinya.


Bosan.

Itulah yang tengah dirasakannya sekarang.

Bukan, bukan bosan dengan belajar tentu saja. Lihatlah buku-buku catatan yang memenuhi mejanya. Hampir mendekati kemustahilan jika Lee Taeyong bosan dengan belajar.

Ia merasa bosan karena lagi-lagi kelas kosong dijam-jam akhir sekolah. Membuat rasa kantuk membebani kedua kelopak mata doe-nya.

"Hahh.. Jika terus menerus seperti ini aku tidak akan segan membawa futon ke sekolah!" gerutunya.

Mengubah posisi, Taeyong kini menenggelamkan wajahnya di atas meja. Mencoba mengabaikan kebisingan di dalam kelasnya untuk menggapai alam mimpi.

Sinar matahari senja dari jendela yang menerpa parasnya juga tak sedikit pun mengganggu usahanya untuk kian terlelap. Hingga gelap mulai menyelimuti membuat Taeyong menyerngitkan dahinya tak nyaman.

'Bukankah ini baru lima menit?' batinnya.

Taeyong membuka matanya dan mendapati wali kelasnya kini tengah berdiri tepat di hadapannya.

"Lee Taeyong, ikut ke ruanganku sekarang!"


'Mampus...'









'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Taeyong menghentikan langkahnya dan terperangah menatap bangunan di depannya. Beberapa kali memicingkan mata dan melihat kembali secarik kertas yang ada digenggamannya.

"Alamatnya sudah benar. Tapi kenapa yang ada bukan rumah malah game center?" gumamnya.

'Hah masa bodoh! Lebih baik kuselesaikan ini dengan cepat,'

Setelah mengalami pergolakan kecil dengan batinnya, Taeyong memutuskan untuk masuk ke dalam dan segera menyelesaikan urusannya.

_Flashback_

Taeyong mengikuti langkah wali kelasnya ke ruang guru diiringi dengan segala macam bentuk rapalan doa. Berharap dengan segenap jiwa agar firasat buruknya tak menjadi kenyataan.

Oh, ayolah! Dia baru saja memejamkan mata dan belum tertidur! Tidak mungkin 'kan hal itu bisa mengantarkannya masuk ruang guru? Apalagi ke dalam jeruji ruang BP, yang benar saja!

Kini Taeyong duduk berhadapan dengan wali kelasnya yang sedari tadi bungkam. Dilihatnya wanita 30-an tahun itu mengambil sebuah amplop coklat dari dalam laci mejanya. Sedetik kemudian, amplop coklat itu telah berada diatas meja tepat dihadapannya.

My Little MonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang