00

405 40 1
                                    

Pemuda itu berdiri di tepi jalan, dikelilingi oleh orang–orang yang ingin menonton dirinya.

Sebuah pertunjukan sederhana dari seorang Jeon Jungkook, menyajikan sebuah nyanyian indah yang dinyanyikan oleh suara merdu yang dimilikinya, mampu membuat para pejalan kaki berhenti hanya sekedar untuk melihat pertunjukannya itu.

Suaranya dapat memikat siapa saja yang mendengarnya, buktinya saja sekarang ia seperti mengadakan sebuah konser kecil.

Bukan hanya para pejalan kaki yang tidak sengaja lewat kemudian memilihbehenti dan bergabung dengan yang lainnya untuk melihat Jungkook, tapi banyak juga dari para penonton itu sengaja datang jauh–jauh bahkan dari luar kota, sekedar untuk melihat Jeon Jungkook.

“Terima Kasih.”

Ucapan terima kasih darinya adalah penutup dari kegiatan yang dapat dibilang rutin Jungkook lakukan, tubuhnya membungkuk sesaat lalu mengumbar senyuman manis yang ia miliki.

Jungkook punya senyum yang sangat manis, apalagi ditambah sepasang gigi kelinci nan besar itu, juga ketampanan yang dimilikinya.

Jungkook itu tampan sekaligus menggemaskan, tidak ayal lagi jika semua orang yang melihatnya akan jatuh hati pada Jeon Jungkook.

Layaknya seorang artis, banyak sekali orang–orang yang ingin meminta tanda tangan darinya, dirinya memang terlihat seperti artis terkenal, sayangnya Jeon Jungkook hanyalah seseorang yang punya suara indah dan merdu, gemar menyanyi dan berbagi suara indahnya tersebut dengan berdiri di tepi jalan, menyanyikan lagu buatannya sendiri.

Jungkook dengan senyum manisnya, kembali membungkukan tubuhnya sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan kerumunan orang–orang tersebut.

***

Ini memasuki awal musim dingin, namun rupanya hawa dingin datang lebih awal, udara sekarang benar– benar sangat dingin. Jungkook merapatkan mantelnya, duduk pada salah satu bangku taman yang sepi karna cuaca yang begitu dingin, membuat orang–orang enggan untuk datang ke taman ini, terkecuali Jeon Jungkook.

Jungkook selalu datang kemari, sekalipun cuaca dingin sekalipun, ia tidak pernah melewatkan untuk tidak datang kemari. Tidak ada yang spesial dari tempat ini, selain hanya duduk dengan sebuah buku gambar berukuran kecil, sebuah buku yang juga berukuran kecil dan satu buah pensil.

Jungkook membuka lembaran terakhir buku gambarnya, ia tersenyum kala menyadari jika ini lembaran kesepuluh, lembaran terakhir yang masih kosong dari buku gambar miliknya, yang berarti, ia sudah memenuhi lembaran buku gambarnya dengan sembilan gambaran yang ia buat.

Jungkook lupa entah yang keberapa kali ia sudah kemari, mengisi lembaran kosong pada buku gambar dengan gambar yang ia buat.

Tangannya mulai mengambil pensilnya dan mulai menggerakkannya pada lembaran kertas gambar berwarna putih itu, berupa gambar wajah seseorang, dengan mahirnya, Jungkook menggores ujung runcing pensil itu hingga membentuk wajah seseorang.
Jungkook tidak pernah bosan untuk menggambar wajahnya, bahkan Jungkook ingat betul setiap inci wajah yang ia gambar.

Bagaimana wajah itu tersenyum manis padanya, bagaimana kedua pipi gembil wajah itu terangkat penuh kala tertawa lepas.
Jungkook sangat ingat dan ia tidak pernah melupakan hal itu.

“Asal kau tahu Han, aku rindu denganmu.”

Jungkook berucap pelan, suaranya terdengar sangat merindu kepada sesesorang yang ia gambar itu. Seseorang yang amat ia rindukan, gadis itu, Jungkook merindukannya.

Helaan napas keluar dari mulutnya kala ponselnya bergetar dari balik saku mantelnya. Jungkook merotasikan kedua irisnya malas sembari merogoh saku mantelnya, jujur, ia tidak suka ada yang mengganggunya disaat waktu luangnya ini.

Jungkook semakin malas saat dirinya melihat panggilan dari seseorang yang amat ia kenal, ia menggeser ikon berwarna hijau itu dan mengangkatnya.

“Hei Jung, kau tidak lupa kan, hari ini kita akan bertemu di café untuk mendiskusikan lagu untukku nanti.”

Dan Jungkook hanya menanggapinya dengan deheman singkat. Itu dari Kim Taehyung, si penyanyi terkenal dengan wajah luar biasa tampan dan menawan yang dimiliknya, dan Jungkook adalah orang yang selalu membuatkan lagu untuk Kim Taehyung.

Jungkook membereskan perlengkapannya namun sebelum pergi, ia tidak pernah henti–hentinya kembali melihat wajah yang ia gambar itu.

***

J

ungkook mengetuk-ngetukkan jari–jarinya pada meja itu, ini yang tidak ia sukai dari Kim Taehyung, selalu terlambat, tidak pernah tepat waktu, dan Jungkook sangat membenci selalu menunggu pria Kim itu.

Ditambah lagi, tempat yang dipilih oleh Taehyung adalah tempat yang bisa dibilang, sangat terbuka.
Jungkook tidak terlalu suka tempat yang terbuka jika ingin melakukan pertemuan, ia sedikit risih mendapat tatapan dari para wanita, sekalipun tatapan yang mereka berikan adalah tatapan memuja.

“Oy! Jung!”

Dan akhirnya pria Kim itu datang, dengan segala kekurang ajaran yang dimiliknya, dengan teramat santa duduk di depannya dilengkapi cengiran bodoh milik Kim Taehyung.

“Kau sudah lama menunggu?”

Taehyung bertanya dan Jungkook hanya menatapnya datar, “Pikirkan sendiri bodoh!”

Jungkook berucap ketus dan lagi, Taehyung hanya tertawa bodoh mendengar Jungkook yang kesal padanya.

Jungkook mengambil sesuatu dari dalam saku mantelnya, sebuah catatan kecil, kemudian memebrikannya pada Taehyung.

“Aku membuat lagu itu tadi, kau bisa melihatnya, terserah kau mau menyukainya atau tidak.”

Taehyung mengambil buku kecil itu, membukanya dan membaca deret kata yang Jungkook buat sebagai lagu, pria Kim itu menatap takjub, “Wah! Ini sangat bagus Jung!"

“Ah ya, omong–omong lagu itu untuk siapa? Sepertinya sangat spesial sekali sampai–sampai kau memintaku untuk membuatkannya dan juga kenapa kau memilih tempat yang terbuka seperti ini, kau mau cari mati, huh?”

Taehyung jelas tahu jika Jungkook itu menyindirnya, namun pria Kim itu hanya menanggapinya dengan senyuman tidak bersalahnya.

“Ini untuk seseorang yang spesial, dan alasanku memilih tempat ini adalah karna orang yang spesial itu ada di tempat ini,” kata Taehyun, penuh dengan gurat kegirangan.

Jungkook hanya menganggukkan kepalanya, ia menyeruput cangkir kopinya, kemudian kembali mengambil buku gambar miliknya tadi.

Namun, baru saja ia ingin membuka lembar pertama, Taehyung lagi–lagi menganggunya, “Jung! Ia datang!”

Taehyung menunjuk seseorang yang berada dibelakangnya dan mau tidak mau, Jungkook dengan malas memutar tubuhnya kebelakang untuk melihat orang yang dimaksud Taehyung.

Dan yang setelahnya terjadi adalah, Jungkook nyaris tidak bisa bernapas bahkan ia tidak mendengarkan apa yang Taehyung ucapkan padanya.

“Itu orangnya Jung! Seseorang yang spesial kumaksud tadi!”

Orang yang dimaksud Taehyung itu adalah seseorang yang Jungkook rindukan, gadis yang selalu ia gambar pada buku gambarnya. []

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang