Chapter 4

608 79 29
                                    

Aku baru menyadari, aku sama sekali tak memiliki baju pesta. Aku hanya mempunyai beberapa potong baju rumahan karena memang di camp aku tak pernah pergi kemana-mana. Lebih tepatnya tak diperbolehkan pergi kemana-mana. Aku tak punya pilihan lain selain menghampiri Dad di ruang kerjanya-Sam dan Steve menyebutnya dengan lab-. Lalu dengan segera aku pergi ke ruang kerja Dad.

Sampai disana aku menemukan Dad tidak sendiri. Dia ditemani oleh seorang pria yang tak ku kenal. Lalu aku masuk ke ruang kerjanya.

"Dad." Panggilku.

"Hey Sweetie. Ada apa?" Dad menjawab tapi ia masih sibuk dengan pekerjaannya.

"Ah, kau pasti Avel kan?" Tanya seorang Pria, dia menengok ke arahku.

"Yes, Sir." Balasku sopan.

"Kenalkan, dia Dr. Banner." Ucap Dad.

"Nice to meet you Dr. Banner." Aku menghampiri Dad yang sedang sibuk dengan alat-alatnya.

"Panggil saja Banner." Ucap pria itu kemudian dia melanjutkan pekerjaannya.

Aku mengangguk pelan.

"Dad, em- aku sama sekali tak punya baju pesta."

"Seriously Honey? Oke tunggu sebentar. Aku akan menghubungi Pepper untuk mencarikanmu baju." Dad menghentikan pekerjaannya kemudian dia menyuruh Friday ubtuk menghubungi Pepper.

"Dad, siapa itu Pepper?" Tanyaku bingung. Karena biasanya yang menemaniku adalah Natasha dan sekarang Natasha tidak bisa menemaniku karena dia memiliki urusan lain.

"Kau harus memanggilnya dengan sebutan 'mom' nanti." Jawab Dad.

"Dia istrimu?" Tanyaku lagi. Wah dari kemarin aku belum bertemu dengannya.

"Lebih tepatnya belum. Dan aku belum siap dipanggil 'mom'." Ucap seseorang wanita yang berada di depan pintu. Dia sangat cantik dengan balutan rok span dan jas kerjanya.

"Tidak-tidak. Kau harus memangginya 'mom', Vel." Dad menentang perkataan wanita itu. Wanita yang disebut mom ku ini terlihat kesal tapi akhirnya dia menerimanya.

"Pantas saja Tony meng adopsi kau. Ternyata kau sangat cantik." Puji Mom.

"Terimakasih, Mom."

"Pepper. Bantu dia memilih gaun untuk pesta nanti. Kau bisa memanggil butik kesayanganmu." Dad menyuruh Mom untuk membantuku.

"Okey. Cmon, Dear, ikut aku." Mom menyuruhku untuk mengikutinya. Mom juga memerintahkan Friday untuk membawa gaun-gaun tersebut ke kamarku agar aku bisa memilihnya.

Di perjalanan menuju kamarku, Mom menceritakan beberapa hal tentang Dad. Dia bilang bahwa mungkin aku bisa menghilangkan sifat-sifat buruk Dad. Aku tak yakin, sepertinya walaupun Dad cukup baik kepadaku tapi dia juga memiliki sifat yang kadang egois dan keras kepala.

Akhirnya kami sampai di kamarku. Mom menawarkan diri untuk mendandaniku. Aku mengiyakannya karena aku sama sekali tak bisa make up. Jangan salahkan aku, dong. Di camp aku hanya diajari memanah dan bertarung bukan berdandan atau melakukan pekerjaan wanita lainnya.

Mom menyuruhku untuk duduk di depan meja rias. Dia memakaikanku bedak, lipstick, dan lain lain. Setelah kurang lebih satu jam lamanya, selesai juga makeupnya. Lalu aku melihat ke cermin. Dan woaah! Aku sampai tak mengenali diriku sendiri. Ini memang baru pertama kalinya aku di dandani.

"Cantik, bukan?" Tanya mom kepadaku.

"Wah, terimakasih mom!" Aku berterima kasih. Aku melihat ada dua potong dress off-shoulder di tempat tidurku.

"Nah. Sekarang kau pakai dressnya."

"Yang biru atau yang hitam?" Tanyaku bingung. Dua-duanya terlihat bagus.

Avengers FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang