Via bertanya-tanya mengenai eksistensinya di dunia ini. Bukanya kehadirannya tak dianggap. Hanya saja Kenapa ia selalu terlibat dalam semua permasalahan yang bahkan ia kira tak memiliki hubungan dengannya. Sama sekali.Kenapa takdir seolah-olah bermain seenaknya di hidupnya.
Membuat seluruh urusannya kacau.
Membuat buntalan pengalaman hidup yang ia bahkan tidak yakin apakah berpengaruh besar di masa depannya. Atau akan menjadi sesuatu yang akan ia dongengkan kepada temannya hanya sekedar megisi topik percakapan, meski ia tahu ceritanya mungkin lebih magis dan absurd dari kisah Alice di Wonderland versi kehidupan nyata.Dia hanya yakin pada opsi terakhir.
Trouble maker. Satu frase itu sudah menjadi nama belakang Via entah sejak kapan. Urusannya tak pernah terlihat mudah tapi ia cuek saja dan membuat orang berpikir dialah yang membuat semuanya makin rumit.
Selain itu ia juga di kenal sebagai pembully atas sikap cueknya. Dia selalu terjebak dalam masalah yang membuatnya sering disalahkan. Dia juga sedikit tidak bertanggung jawab, kali ini dia sendiri yang mengakuinya, bukan maksudnya berbuat seperti itu sih. Dia hanya merasa tidak adil kenapa hanya dia yang kacau? Karena ia pikir ia adalah remaja paing bermasalah di jagat raya, ia hanya membiarkan orang lain sedikit menikmati masalahnya, lagi pula ia juga sibuk menyelesaikan masalahnya yang lain. Dan juga ia sedikit mendapat turunan sifat dari ayahnya yang merupakan orang penting -seperti ditaktor- di militer, jadi dia dengan mudah mengintimidasi anak orang hanya dengan tatapannya.
Masalah selalu datang padanya. Seperti saat istirahat siang ini tiba-tiba namanya terdengar di antara sepotong kalimat yang menyatakan ia harus ke ruang konseling lewat seluruh speaker di kompleks sekolah ini yang sudah pasti gelombang suara itu telah tersaring melalui indra rungu seisi sekolah.
Dia kalap saat tahu suara kepala sekolahlah yang secara langsung memanggilnya. Dan pada akhirnya ia menciptakan masalah baru.
Singkat cerita saat gadis bersurai hitam itu berlari tiba-tiba seorang lelaki mungil yang baru saja menyelesaikan kudapannya berdiri dan melangkahkan tungkainya saat tepat di depan Via.
Prang!
Tempat makan aluminium itu jatuh setelah Via menumbukkan dirinya pada tubuh kekar Jimin.
"Maaf!" Sepotong kata itu Via ucapkan saat ia masih terhuyung berusaha supaya pantatnya tidak tertarik gravitasi.
"YAA!!" Hoseok berteriak mengarah pada Via, dan gadis itu terheran-heran bukan Hoseok kan yang dia tabrak tadi lalu kena-
Oh! Bajunya terguyur oleh kuah sup kimchi sisa Jimin tadi.
"Ok maaf juga untukmu." Ujar Via seraya mengangkat tangannya yang terbuka, santai -meski ia ditatap dengan alis bertaut oleh ketujuh pria di hadapannya-. Bangtan -nama geng tujuh pria ini- bahkan kekurangan kosakata untuk mengatakan betapa bencinya mereka pada gadis pembuat onar ini.
Bangtan lagi, Bangtan sialan lagi! -Via
Via hendak melangkahkan tungkainya lagi dan Jimin langsung menarik pergelangannya sampai gadis itu menatap netranya.
"Mau kemana kau!" Ujarnya mendelik pada gadis yang menatapnya remeh. Via segera membungkukkan badannya, membuat jimin mengerutkan dahi tidak percaya dengan asumsinya bahwa gadis ini meminta maaf dengan merundukkan kepalanya.
Tapi alih-alih bersifat sopan, Via segera mengambil lempengan aluminium bekas makanan Jimin tadi. Lalu memberikannya pada Jimin dengan mendorong aluminium itu ke perut Jimin."Duh! Aku kan sudah bilang maaf!" Ujar Via yang langsung menarik tanganya dari Jimin lalu melangkah keluar kantin.
-ii-
Via kembali ke kelas setelah menyelesaikan urusannya. Dia tak kaget sama sekali saat semua orang berbisik-bisik tentangnya.
Di sekolahnya gosip cepat sekali menyebar seperti persebaran air liur saat kau bersin, contohnya seperti sekarang ini. Gosip tentang Via yang bolos jam sore untuk terlibat tawuran mahasiswa di Universitas S padahal ia harus menempuh pelajaran satu tahun lagi jika ingin lulus.
Sebenarnya gosip itu tak sepenuhnya benar dan sungguh itu murni ketidaksengajaan. Kemarin sore Via membolos itu benar tapi dengan alasan ia tak sabar menunggu pulang sekolah untuk mengambil kaset game yang ia beli di teman media sosialnya. Mereka memilih untuk bertemu di Universitas temannya itu. Dan wow! Dia melihat banyak mahasiswa berdemo.
Singkat cerita setelah mendapat kasetnya gadis itu seperti melihat tetangga masa kecilnya disana, niatnya ingin menyapa tapi dia malah terdorong-dorong terbawa arus manusia dan berakhir terjebak di barisan depan dengan bergelayut pasrah di pagar pembatas.
Secara tiba-tiba sirine polisi membuat para mahasiswa itu terpecah dan berlari ke segala-arah. Sedangkan Via menganggap kedatangan polisi sebagai penyelamat hidupnya. Ia berjalan gontai dan tiba-tiba polisi malah membawanya.
Ugh! Itu hal terabsurt yang pernah Via alami. Dan dia terpaksa menerima tiga hukuman atas kesalahan yang tak ia perbuat.
Satu hukuman dari orang tuanya, mereka yang biasanya tak peduli lagi dengan masalah gadis itu malah memarahinya sampai telinganya berbusa.
Kedua, hukuman dari sekolah untuk menjalankan pelayanan masyarakat selama satu minggu.
Dan ketiga, hukuman dari pihak Universitas S yang menyebabkan dirinya diblacklist dari calon mahasiswa disana, padahal tujuan utamanya setelah lulus adalah meneruskan studi di sana. Sialan!
Hanya contoh kecil sih. Tapi, lihatkan? Betapa kacaunya hidup gadis ini.
---
![](https://img.wattpad.com/cover/144426072-288-k794986.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble Anywhere - BTS
FanfictionMau bermain dengan kami? -bangtan No, thanks -via All BTS member Baku Harsh word Dirty talk Warning ⚠ Slow update! ©Batgurl