Terkadang, aku bingung dengan sikapmu.
Disaat aku sedang mengharapkanmu, kau bahkan tidak pernah sekalipun berniat melihatku. Hingga pada akhirnya, aku lelah dan lebih memilih mundur untuk memperjuangkanmu.Tetapi disaat aku tengah menyusun kembali kepingan hati yang telah kau hancurkan dengan sempurna, tanpa diduga kau malah mengharapkanku kembali. Kau bersikap seperti apa yang aku lakukan kemarin, sebelum aku memilih mundur. Seolah kau tidak pernah menghancurkanku, dan bersikap seperti kau membutuhkanku disampingmu.
Sayang, aku tetaplah manusia biasa yang mempunyai rasa lelah. Aku bukan robot atau mainan yang bisa kamu kendalikan sesukamu. Dan saat ini, aku sedang berada dalam fase lelah. Lelah karna perasaanku yang selalu kau tarik ulur seperti layangan.
Satu hal yang harus kau tahu.
Sebuah layangan yang terus menerus di tarik ulur, lama kelamaan akan putus atau bahkan terbang dan tak akan kembali. Sama seperti perasaanku, yang kini sedang kau tarik ulur tanpa memilih menggenggam atau melepaskan. Yang tanpa kau sadari perasaanku juga bisa hilang dan takkan kembali lagi untukmu.Maaf, aku memilih mundur memperjuangkanmu. Aku sudah lelah dengan semua perlakuanmu yang aku anggap balasan dari perasaanku, tetapi kenyataannya hanya aku yang mempunyai rasa ini.
Biarkan aku bahagia meskipun tidak denganmu, biarkan aku merasakan apa yang aku rasakan padamu dari orang lain.
Ini permintaan terakhirku, tolong kau hargai keputusanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak
PoetrySaat bibir tak mampu bercerita, maka dengan cara ini lah aku berkata. Saat waktu tak memberiku ruang untuk memilikimu, dengan cara ini lah aku mengenangmu.