Dua

58 11 6
                                    

"Astagaaa.... Gue bakalan telat lagi ini! "

Sekar yang terbangun dari tempat tidurnya lantas melihat jam dinding berbentuk lingkaran berwarna ungu yang dipadu padankan dengan gambar seorang gadis didalamnya.Jam telah menunjukan pukul setengah enam lebih enam menit.

Segera ia mengambil handuk berwarna merahnya dan segera menuju kamar mandi.Diguyurnya badan secepat mungkin.

Hari ini adalah hari pertamanya mengkuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di jenjang sekolah menengah atas.

Ia menuruni anak tangga menuju ruang makan.disana sudah terlihat mama yang sedang menyiapkan sarapan bagi keluarga abimasa.

"Lho? Telat lagi dek?"

"hmmm, iya ma" Sekar hanya cemberut menyesali.

Tanpa pikir panjang sekar segera mengambil dan menyantap sepotong roti berisi selai cokelat kesukaannya.

"Ma, Sekar pergi dulu yaa,byee mama! "
Sekar melambaikan tangannya dan berlalu meninggalkan mamanya.

                            ----

"Maaf, tapi memang ini sudah peraturannya dek."

"Ya ampun, tolonglah,saya hanya telat tiga menit pak."

Tetap saja pak asmadi keras kepala tidak mau membukakan pintu gerbang sekolah.Sekar hanya pasrah menerima hukuman yang akan ia terima.

'apes banget gue hari ini!'

Tiba-tiba seseorang yang tingginya mungkin lima centi lebih tinggi di banding sekar menepuknya.

"Lo telat? Bukanya lo itu waktu MOS jadi peserta putri terbaik?"

Pertanyaan yang membuat sekar malu bertubi-tubi.

'astaga! Ini muka gue mau di taro di mana? '

"Hmmm.. Iya kak, hehe"

Lelaki berparas rupawan itu hanya tersenyum melihat sekar.

'dia bukannya yang waktu itu nganterin gue pas gak dapet kelompok ya?'

                               -----

"Lha? Kar? Ko tadi lo telat? Kenapa? "

Sekar yang baru sampai dikelasnya kemudian disambut berbagai pertanyaan dari teman-temannya.

"Iya tadi gue kesiangan bangunnya."

Kemudia ia menaruh tasnya di kursi kayu bercat cokelat tua,tepat di samping tas Mentari.

Untung Bu Apri,guru Fisika kelas Xa belum datang pagi ini.Kalau tidak hukuman yang akan di terima sekar bisa sepuluh kali lipat.

"Tar,tau gak?"

Sekar mengawali perbincangan dengan Mentari pagi ini.Mumpung Bu Apri belum masuk kelas katanya.

"ya ngga atuh, kan lo belum cerita."

"Tadi gue ketemu kaka 'ganteg' pas telat di depan pager.Orangnya baik, ganteng,dan kalo gak salah dia juga anak OSIS."

"Kak Rafi?"

"Ah, gue ga tau namanya. Yang jelas dia idola deh."

Obrolan mereka terhenti ketika bu Apri masuk kelas.semua murid duduk di kursinya masing-masing dengan wajah kusut berpadu dengan tegang.Yap! Semua itu karena mereka tau bahwa bu Apri di juluki sebagai 'the legend of guru killer'

                              -----

"Eh, tar itu kan ka Rafi! Ya kan? Bener gak sih gue? "

Mereka baru saja keluar dari pintu gerbang sekolah.hari ini sekar tidak menggunakan motor.hari ini ia di jemput pak hadi,supir pribadi papanya.

"Iya kar iya. Ya udah ya,gue balik dulu itu mbak rum udah jemput.Bye sekar! "

Tanpa menghiraukan omongan Mentari,Sekar hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Ia masih terfokus pada paras rupawan Rafi.

"Non? Ayo pulang,ga baik ngelamun kaya gitu"

Tanpa sekar sadari ternyata pak Hadi sudah berada tepat di depannya

"Eh, pak Hadi.Iya pak ayo!"

                               -----

'Tinggg'

Sekar membuka hpnya.Hp yang ia terima dari papanya karena kemarin ia menjadi siswi terbaik pada Masa Orientasi Siswa (MOS) di sekolahnya.

Ada SMS dari seseorang dengan nomor yang tak dikenal.tanpa pikir panjang ia langsung membukanya.

'halo kar!  Ini gue Thia.lo bisa tolong fotoin catetan fisika yang tadi bu Apri kasih ga? Makasih kar sebelumnya.'

Sekar hanya menghela napasnya.Ia berharap Ka Rafi yang mengirimkan SMS tersebut malam ini.tapi itu hanya mimpi,pikirnya.
  
                               -----
'Rafi, rafi,rafi '

Nama itu selalu terbayang dalam pikiran sekar.Ia selalu mengingat-ingat kejadian tadi pagi.ketika hari pertama ia masuk sekolah dan ia terlambat masuk ke sekolah barunya.

Ketika ia dan ka rafi sama-sama di hukum oleh pa agus, selaku kepala sekolah bidang kesiswaan.

Ia hanya larut dalam lamunannya malam ini.

"Ya Tuhan! Gue kenapa jadi mikirin dia mulu?Ngga!!!! Gue sekolah kan niatnya mau jadi siswi berprestasi bukan nyari pacar. "

Sekar selalu berusaha menghilangkan pikiran-pikirannya tentang Rafi.Sampai akhirnya tak ia sadari ia sudah berada di alam mimpi.

                              •••••
 

Senja Milik SekarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang