Klik ⭐ sebelum membaca dan
Klik 💬 setelah selesai membaca!
Happy reading💙
~~~~~~~~~~~~~~~~Platukk..
Suara lemparan pena yang tepat mengenai kepala bu Maryam yang sedang mencatat rumus fisika di papan tulis, membuat bu Maryam membalikkan badan dengan raut wajah marah.
"SIAPA YANG MELEMPAR PENA ITU?!". Tanya bu Maryam dengan nada galak.
"Si Tasya bu." jawab Fanin sembari menunjuk ke arah Tasya teman sekelasnya. Yang di tunjuk pun terkejut. Karena tidak merasa bersalah Tasya pun membela dirinya.
"Ehh kok jadi gue sih?! Bu bukan sa--" ucapan Tasya terpotong oleh kemarahan bu Maryam.
"TASYA! APA SEKOLAH INI KURANG MENDIDIK AKHLAK KAMU! SEKARANG JUGA KAMU KELUAR DARI PELAJARAN SAYA DAN LARI KELILING LAPANGAN SEBANYAK 10 KALI!".
"Tapi bu emang bukan sa--"
"LARI SEKARANG ATAU NILAI KAMU SAYA KURANGI SEBANYAK 80%?!" ucap bu Maryam memberi pilihan yang semua orangpun tidak ingin memilih keduanya. Tapi apalah daya Tasya walaupun membela diri beratus-ratus kali Tasya akan tetap salah karna tidak ada satupun teman sekelas membelanya padahal dia memang tidak bersalah.
"Iya bu saya lari sekarang." putus Tasya melirik kesal ke arah Fanin yang sedang tersenyum senang tanpa menampilkan sedikitpun raut wajah bersalah dan pergi menuju lapangan sekolah yang luasnya ga bisa di ajak kompromi.
Sebenarnya banyak yang tahu kalau bukan Tasya pelakunya melainkan Fanin sedirilah pelakunya. Tapi siapa sih yang berani ngasih tau ke bu Maryam? Singkat aja ngasih tau sama aja nyari mati. Jadi tidak ada yang bisa mereka lakukan mereka hanya menatap iba Tasya kecuali Fanin.
"HAHAHA" Seketika tawa yang sedari tadi di tahan mati-matian terpecah dan membuat semua tatapan murid yang sedang menatap Tasya beralih ke arah Fanin yang sedang tertawa terbahak-bahak. Tawa Fanin terhenti ketika dia sadar bahwa semua orang termasuk bu Maryam menatapnya.
"Oh my god! Bego bego bego!" Fanin membatin.
"SIAPA YANG MENYURUHMU TERTAWA?!" Tanya bu Maryam dengan suara menggelegar bagaikan petir di derasnya hujan malam.
"Ehh? Anu bu.. mmm ga ada hehe" Jawab Fanin meringis.
"BAIKLAH SEKARANG KALIAN FOKUS PADA MATA PELAJARAN SAYA ATAU KALIAN AKAN BERNASIB SAMA SEPERTI TEMAN KALIAN ATAU BAHKAN LEBIH PARAH!" ucap bu Maryam lalu kembali fokus ke papan tulis untuk mencatat kembali rumus fisika yang belum terselesaikan.
"Huhh.. lega untung aja dia ga marahin gue. Hahaha mangap ya Tasya abisnya gue bosen." batin Fanin sambil tersenyum dengan raut wajah tanpa dosanya.
-----------------
Kringggggggg...
Akhirnya bunyi sang penyelamat pun tiba. Ya penyelamat dari kepusingan akibat pelajaran fisika. sebelum para murid keluar kelas ada yang berteriak persis anak Sd, ada juga yang loncat-loncat ga jelas, bahkan ada yang bersujud sukur dan masih banyak aksi gembira lainnya. Ya pastinya mereka senang bisa lolos dari pelajaran yang susahnya naudzubillah selain pelajarannya yang susah guru yang mengajar juga bikin jantungan tingkat dewa. Fanin salah satunya. Setelah bu Maryam keluar kelas ia langsung berlari ke meja bagian belakang kelas dan naik di meja yang biasa di pakai Ucok. Ia meloncat kegirangan hingga tidak menyadari kalau meja yang di naikinya itu sedang sekarat.
Gdubrakk..
"Aduh! sakit gila!" teriak Fanin kesakitan. Semua murid yang sedang melakukan aksinya langsung berhenti dan beralih menatap Fanin, sejenak kelas menjadi hening. Hanya sejenak setelahnya keheningan berganti dengan gelak tawa.

KAMU SEDANG MEMBACA
VINDICTA!
Teen FictionRennata Fanindyra atau yang kerap di sapa 'Fanin' seorang kapten basket putri di Sma Pelita yang di kenal dengan sifat nakalnya. Ya si 'bad girl'. Clubing, merokok, jahil, dan suka membully orang itulah ciri khas dari seorang Fanin. Gadis cantik yan...