VINDICTA, bully!

36 10 5
                                    

Klik ⭐ sebelum membaca dan
Klik 💬 setelah selesai membaca!
Happy reading💙
...........

"Woii!, mana yang namanya Aura?". teriak gadis dengan penampilan yang tak layak jika disebut dengan pelajar. Bagaimana tidak, baju sekolah super ketat dengan dua kacing teratas yang sengaja dibuka, rok diatas lutut, serta rambut yang yang diombre warna ungu tua.

Dihukum karna berpakaian tak sopan? Rasanya sudah menjadi tradisi bagi gadis itu. Siapa lagi kalau bukan Fanin dkk(dankawankawan), bad girl yang suka malakin anak orang dan tak segan segan membully orang yang tak mau memberinya uang ataupun tak menuruti perintahnya. Seperti sekarang, Fanin bersama kedua temannya sedang mencari murid yang bernama Aura seniornya disekolah yang berani beraninya mengejek salah satu sahabatnya Ola dengan kata gendut. toh pantas saja kan kalau Fanin dan Diba marah? Siapa sih yang suka kalo temennya digituin?.

"Aura? Ooh dia lagi ke perpus nemenin si Ara". Jawab salah satu siswi yang berdiri didekat pintu.

Tanpa sepatah kata Fanin pergi menuju ke perpustakaan diikuti oleh kedua sahabatnya. Sesampainya disana tanpa rasa takut Fanin berjalan cepat menuju salah satu meja. Setelah melihat bad nama dan mengetahui mana orang yang harus diberi pelajaran, Fanin langsung menarik kasar tangan orang tersebut dan menarik rambut Aura. Takut? Ah kata itu tidak ada dirumus kehidupan Fanin.

"Eh cabe garing! Help lah ya your lambe dijaga!, berani lo ya ngatain temen gue gendut!, mendingan dia kali padet berisi lah lo depan belakang sama sama datar kek triplek!". Kesal Fanin tanpa ada niatan sedikitpun melepaskan tangannya dari rambut Aura.

"Aduhh sakit bego! Siapa sih lo berani beraninya jambak rambut gue?! Lepasin gak!". Ucap Aura berusaha melepaskan.

"Eh njing, apa lo bilang gue bego?!". Balas Fanin tambah menarik kencang rambut aura bahkan lebih kencang dari sebelumnya.

"Eh itu anak masih kelas sepuluh kan?".

"Yahh handphone gue batrenya abis lagi ga bisa di snap dong".

"gilak songong banget tu anak, junior aja udah berani ngelabrak senior".

"Gara gara apa sih gaes? ga keliatan nih gue geseran dikit woii blereng gue liatnya!".

Masih banyak lagi desas desus siswa maupun siswi yang ada disana tanpa ada niat untuk memisahkan.

"Eh eh eh ada apa ini?!". Ucap bu Efrida penjaga perpustakaan yang baru mendengar keributan.

"Kalian berdua kenapa hah ribut ribut disini?! Mau jadi jagoan? Iya? Biar dikenal hebat? Sekarang kalian berdua ikut ibu keruang bk!". Lanjut bu Efrida.

"Noh cabe bu yang mulai duluan!". Ucap Fanin menunjuk kearah aura.

"Enak aja lu ngatain gue cabe! Lu tuh yang pantes dibilang cabe! Baju bayi dipake buat sekolah, rambut udah persis sama terong geprek aja songong, lu kira cantik gitu? Dihh amit amit dah gue". balas Aura yang tak mau kalah.

Baru saja Fanin akan melayangkan tonjokan tapi suara teriakan bu Efrida menggema didalam perpustakaan. Sehingga gagal sudah aksi baku hantam yang mungkin akan terjadi.

"Cukup! Kalian berdua cepat ikut saya ke ruang bk sekarang!".

"Tapi bu--".

"Ikut saya SEKARANG!". Ucap bu Efrida berjalan keluar dari perpustakaan diikuti oleh Fanin dan Aura tak lupa Diba dan Ola yang akan membantu Fanin diruang bk nanti.

"Awas lo ya liat aja ntar pulang sekolah". Gumam Fanin yang mungkin hanya didengar olehnya.

🔥🔥🔥

VINDICTA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang