Dimana sebuah ketenangan ?

21 3 0
                                    

"Kenapa engkau berubah? "

"Berubah bagaimana?"

"Sudahlah,, tinggalkan lah aku!!!"

* Hari itu begitu cepat, sangat singkat mengingat semua kenangan indah dengannya. Kenangan yang mungkin tak terduga dan tak di sangka.
Dulu memang kita tak ada niatan untuk mencoba ke dunia percintaan, namun karna cinta datang dengan sendirinya. Datang lalu pergi seEnaknya.  Begitulah cinta...

Pertengkaran sengit Djarot dengan Anggun tak henti henti membuat seisi bumi muak dengan semua ini. Namun Anggun yang emosi dan Djarot yang tak mengerti membuat keduanya tak peduli.

"Apa yang sebenarnya kau katakan ?" Sambil memegang tangan Anggun yang masih saja menatap tajam itu.

"Engkau berubah!" Melepaskan tangan Djarot dan mencoba menjawab pertanyaan Djarot itu.

"Kenapa engkau selalu saja menghilang? Kenapa engkau pergi di saat hati mulai percaya akan kesetiaan dan kasih sayang. " Ucap Anggun dengan isak tangisnya yang mencoba menjawab pertanyaan djarot.

"Apa perlu aku jelaskan masalah ini lagi ? Masalah yang selalu aku alami ." Dengan Nada mulai emosi Djarot menjelaskannya.

"Aku itu sibuk! Sering ku katakan, bahwa aku ini hidup di dunia nyata. Bukan dunia maya..." 

**mendengar penjelasan singkat itu, Anggun pun berlari menuju rumahnya yang dekat di ujung pemakaman umum kota pekalongan. Djarot yang tak mau masalah ini menjadi rumit membiarkan Anggun yang pergi berlari sambil menangis itu.

Semua mata terlihat memandang sinis Djarot. Tapi tak dengan ibu penjual minuman di trotoar itu.

"Ini di minum nak, Duduklah disini. Ada masalah apa dengannya? Tanya ibu penjual minuman itu

" terimakasih bu. Aku bingung dengan dia, Dia yang selalu mempersalahkan keadaan "

"Siapakah dia nak ?

" Dia adalah temanku, Teman yang sudah sangat dekat seperti pacar ku sendiri bu. "

Ibu penjual pum tersenyum sembari berkata...

"Nak, Cinta itu memang rumit. Terkadang kita berfikiran cinta itu adalah kisah yang indah, namun tak memikirkan apa saja masalah yang akan di hadapi. Sekarang, tenangkanlah dirimu. Apa yang sebenarnya terjadi, Coba di ingat kembali nak."

*** Djarot yang tadinya tak bisa mengendalikan diri terlihat agak tenang ketika mendengar perkataan ibu penjual tersebut.

Djarot adalah orang yang aktif di dalam organisasi mana pun. Di kuliahan dia menjadi ketua dari organisasi kepramukaan yang sejak di bangku Smp ia minati. Di rumah dia juga aktif di organisasi masyarakat. Dan Djarot memang berbakat di dalam hal itu. Namun semua bakat itu yang membuat ia ada dalam permasalahan ini. Di sisi lain ia sibuk dan membantu orang lain, tapi di sisi lain ia mengabaikan orang yang mencintai dia.Anggun

** Embun pagi selalu saja membasai, dan kering ketika matahari mulai menampakan diri. Hari ini setelah kejadian yang tak di inginkan oleh sepasang kekasih itu. Semua sedikit agak tenang. Begitu juga Anggun yang duduk di teras rumahnya dan di temani secangir teh yang manis membuat suasana yang tenang. Tiba tiba terlintas di pikiran anggun tentang kenangan indah bersama Djarot yang dulu membuatnya menjadi wanita sempurna kini entah dimana. Tiba tiba...

"Hai anggun "

"Kamu?" Suasana yang campur aduk antara senang dan benci menyelimuti hati anggun

"Iyaa ini aku, Djarot. Aku mau jelasin semuanya sama kamu tentang kita"

*** Djarot yang masih berdiri di depan gerbang halaman pun di suruh anggun duduk di teras dan berhadapan dengan anggun yang masih saja diam beku karena udara dingin yang menusuk sampai ke tulang yang terdalam.

"Terus apa?" Ucap anggun memulai pembicaraan itu dengan suara lirih

"Gini nggun, Aku sadar dengan keadaan. Aku ingin tenang menjalani kehidupan. Kamu harus mengerti aku, Aku tak selamanya sempurna. Kadang, aku juga butuh. Butuh di mengerti. Soal aku yang tiba tiba menghilang, terkadang jika ada dalam kondisi lelah atau dalam acara kuliah maupun di masyarakat, aku sering fokus dengan acara..."
Belum selesai menjelaskan, Anggun pun memotong penjelasan itu.

"Djarot... Aku paham keadaanmu. Tapi tolong, jika engkau sibuk ataupun lelah. Kabari lah aku untuk mengetahui keAdaanmu. Kemarahanku bukan semata mata tak beralasan. Tapi semua itu aku lakukan karena aku peduli. Peduli dengan mu rot. Aku mencintaimu "

"Aku juga mencintaimu anggun. Sekarang aku ingin hubungan ini menjadi jelas. Kau tak lagi pentas jadi teman mu. Tapi kau pantas untuk menjadi kekasih ku."

Embun pagi yang sudah kering karna hangatnya matahari. Secangkir teh yang sudah dingin dan suasana yang bahagia membuat bunga bungan di halaman rumah anggun pun seperti tersenyum bahahia. Djarot dan anggun pun memulai kisah barunya. Kisah yang nantinta akan rumit. Tapi akan mudah dilewati karna mereka bersama dan saling mengerti.

Perasaan yang egois hanya mempersulit keadaan. Dan keadaan yang sulit tak bisa di selesaikan dengan perasaan yang egois. Maka janganlah menjadi Egois dalam hal apapun. Apalagi dalam cinta. Karena cinta yang sesungguhnya itu Sederhana...

*Selesai sudah kisah rumit di atas. Kurangnya minta maaf dan lebihnya bisa di bawa pulang. Jika ada yang kurang berkenan di hati anda para pembaca mohon komentar dan sarannya 😁 Trims..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 13, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tak akan ada habisnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang