[TAEIL] 텐데-Timeless (Part 2)

16 4 15
                                    

Jadi bagaimana? 
Kalian mengerti kan maksudku?
"Timeless" diambil karena mewakili penyesalan yang tak ada habis

Penyesalan yang abadi

—Moon Taeil 

3 Hari Kemudian...

Di siang yang terik sudah sewajarnya tirai jendela terbuka agar cahaya matahari masuk. Namun tak seperti kamar lain di dorm trainee SM Entertainment, tirai jendela kamar Taeil masih tertutup rapat. Pintu kamar masih terkunci. Laki-laki itu masih terbaring setibanya di asrama kemarin.

"Taeil hyung," Seseorang mengetuk pintu kamarnya. "Hyung aku bawa makan siang," Orang itu masih mengetuk pintu Taeil. Beberapa kali, masih tidak ada jawaban dari Taeil.

"Jaemin-ah, bagaimana?" Seseorang menghampiri Jaemin.

"Tidak ada jawaban hyung.." Kim Hyunjoon, salah satu manajer di perusahaan mengambil alih nampan makan siang Taeil. "Sini biar hyung saja," Laki-laki itu tau kalau Jaemin masih harus latihan lagi setelah ini.

Hyunjoon menatap nampan dan pintu kamar Taeil bergantian. Sesaat ia ragu akan apa yang harus dilakukan. Ia tahu, tahu sekali apa yang terjadi dengan trainee yang satu itu. Ini bukan masalah sederhana soal putus cinta. Bukan itu.. Justru karena ini bukan masalah sederhana, laki-laki itu bingung harus bagaimana. 3 hari yang lalu Taeil meminta izin ke agensi untuk pulang ke rumah karena ibunya sakit, tetapi lelaki itu tahu Taeil bukan pulang ke rumah. Dan setibanya di asrama lagi, Hyunjoon mengatakan pada pelatih dan pihak agensi Taeil sakit. Baiklah, hari ini saja, Hyunjoon akan membiarkan Taeil bertindak sesuka hatinya. Setelah hari ini, jangan harap Hyunjoon akan membiarkannya begitu saja.

Hyunjoon merogoh ponsel di saku celana. Menghubungi ponsel Taeil yang belum diberikan lagi ke agensi. Tanpa menunggu lama, ternyata Taeil menjawab panggilan.

"Aku tahu kau tidak tidur. Makan siang di depan pintu kamar," Hyunjoon meninggalkan nampan di depan pintu, lalu pergi.

Taeil memang tidak tidur. Entahlah, ia merasa seperti hidup di dua alam. Laki-laki itu tidak tidur, tetapi keadaannya seperti orang tidur. Tidak bisa memikirkan apapun, tidak bisa melakukan apapun. Sejak kemarin ia tiba di asrama, ia seperti tak sadar kapan ia tidur, dan kapan ia bangun.

I'm waking up from this dream that's like reality
Swallowing up another day that's like a nightmare

Setelah menatap sekilas ponselnya, Taeil kembali berbaring. Menatap langit-langit kamar. Masih merasa kosong. Sebagian dirinya ikut hilang tiga hari yang lalu. Menyisakan penyesalan berulang.

But which is real?
In my world without you
The only thing I have is to dream of you

When I close my eyes
My memories take me
To that place again

Taeil pun kembali tertidur. Kembali ke dalam mimpi yang terus berulang sejak tiga hari lalu.

🎙🎙🎙

Han Jieun tak lagi peduli akan Taeil. Gadis itu buru-buru melangkah pergi. Ia takut, semakin lama melihat wajah Taeil, ia akan menarik kembali keputusannya. Genggaman gadis itu pada tali tasnya semakin mengerat. Ia masih berjalan menunduk tak mempedulikan sekitar. Tanpa sadar, gadis itu berlari. Oh.. bahkan sepertinya ia tidak mendengar suara klakson truk yang memekakkan telinga itu.

I should definitely stop today
But I can't avoid your eyes
I try to turn around and run away
But I can't

Jieun tidak tahu, kalau sejak tadi Taeil masih mengikutinya. Setelah itu, semuanya terjadi begitu cepat. Jarak Taeil terlampau jauh untuk menolong Jieun. Sebuah truk terlihat oleng dan kemudian tidak bisa menghindari Han Jieun yang mendadak menyeberangi jalan. Lupakan kejadian dalam drama dimana pemeran lelaki dan wanita sempat mengucapkan salam perpisahan sebelum salah satu dari mereka pergi dari dunia ini selamanya. Bahkan saat Taeil menghampiri Jieun, gadisnya sudah tidak bernafas lagi.

Behind the StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang